Bab 59|Deepest regret

285 42 11
                                    

Belum ada 24 jam dan aku udah update terbilang double up ya, yeah semoga kalian yang udah nunggu bisa menikmati part ini dengan baik

Selamat membaca!!



Kunjungan mendadak orang tuanya ternyata disebabkan oleh Jinoo yang memberitahu kepada ibunya jika dirinya di Seoul sedang tidak baik-baik saja. Itu memang sepenuhnya tidak salah mengingat Jiyoo yang sudah hampir seminggu selalu mengunjungi sebuah club untuk mencari tempat pelarian agar bisa melupakan seseorang, tapi yang membuatnya bingung bagaimana Jinoo bisa tau dirinya yang sedang tidak baik-baik saja?

Tidak pernah sekalipun ia mengabari atau memberitahu keadaannya pada Jinoo, bahkan untuk sekedar berbasa-basi menanyakan kabar satu sama lain saja hampir tidak pernah. Mereka hanya dekat jika sedang bertengkar. Agak aneh memang tapi memang begitulah cara mereka menunjukkan kasih sayang satu sama lain.

Setelah kembali dari mengantarkan Dojun ia langsung di sergap dengan pertanyaan dari ibunya yang terus bertanya.

"Apakah ada masalah? Kenapa minum-minum sampai tidak sadarkan diri? Kau baik-baik saja kan selama di Seoul? Apa ada yang mengganggumu selama tinggal di sini?"

Pertanyaan beruntun yang membuat Jiyoo sendiri bingung untuk menjawab.

"Jinoo bilang kau mungkin sedang tidak baik-baik saja? Apa itu benar?" kali ini ayahnya yang bertanya.

Jiyoo tersenyum sebelum menjawab. "Aku baik-baik saja, semalam aku hanya mabuk sampai tidak sadarkan diri." untuk sekarang Jiyoo masih belum bisa lebih membuka diri pada ayah dan ibunya, terlebih ini mengenai masalah percintaannya yang sudah berakhir.

"Maksudmu Jinoo berbohong pada ibu dan ayahmu, begitu?" tukas ibunya.

"Sepertinya Jinoo hanya salah paham dengan pesan yang aku kirim." jelas Jiyoo berbohong. Dalam seminggu ini ia bahkan  tidak menghubungi Jinoo sekalipun.

"Begitukah? Jadi cuma salah paham?" tanya ibunya terlihat masih bingung.

Jiyoo hanya mengangguk.

"Tapi Jinoo terlihat sangat khawatir saat memberitahu ibu tentangmu."

"Tch, sejak kapan dia mengkhawatirkanku? Memikirkanku saja tidak." cicit Jiyoo merasa lucu mendengar Jinoo mengkhawatirkannya.

"Bagaimanapun, kau tetap kakaknya dan sudah pasti dia perduli padamu." sahut ibunya.

Jiyoo menarik bibirnya ke dalam menbentuk garis lurus dengan menaikkan maniknya menanggapi perkataan ibunya.

"Aduh... sepertinya ibu harus ke kamar mandi!" tiba-tiba perut ibunya tidak enak dan langsung terbirit ke kamar mandi.

"Sepertinya pencernaan ibumu masih bermasalah." ucap ayahnya.

"Sejak kapan ibu memiliki masalah dengan pencernaannya?" tanya Jiyoo nampak khawatir.

"Sudah seminggu lebih."

"Apa ibu sudah memeriksakannya?"

"Belum, setelah ibumu membuka kedai kembali pelanggan yang datang semakin banyak dan membuatnya sibuk sampai tidak sempat pergi ke klinik. Ibumu hanya mengonsumsi obat yang di beli di apotek tapi sepertinya efeknya hanya sementara." ayahnya memberitahu alasan kenapa ibunya tidak segera memeriksakan diri.

"Kalau begitu setelah pulang dari sini ayah harus mengajak ibu ke klinik."

"Iya, ayah juga sudah berniat begitu."

Jiyoo mengangguk lega.

"Omong-omong... Bagaimana dengan kabar Jungkook?"

Sontak Jiyoo yang tadinya sempat mengalihkan pandangan ke arah lain seketika secepat kilat kembali menatap ayahnya.

Famed Neighbor (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang