Seminggu berlalu sejak aku datang menemui Jungkook di agensi barunya. Setelah pertemuan kami yang membahas seputar peraturan kontrak, sejak saat itu kami tidak pernah bertemu lagi dan saling menghubungi.Aku sempat berpikir Jungkook berubah pikiran. Tapi setelah melihat berita mereka yang trending di mana-mana aku jadi tidak yakin, bisa saja ia terlalu sibuk sehingga tidak sempat menghubungiku.
Beberapa hari yang lalu mereka merilis single terbaru mereka yang sukses menarik perhatian dunia dan hadir di beberapa acara setelahnya. Pasti jadwal mereka sangat padat saat ini.
Mereka menjadi pembicaraan hangat di manapun, karena itu aku tau perkembangan mereka ditambah lagi aku memiliki sahabat yang salah satu dari jutaan penggemar mereka. Minhye selalu membicarakan betapa hebat idolnya walaupun aku tidak memberi tanggapan yang memuaskan.
Tanpa sepengetahuan Minhye. Begitu mendapat kabar Bangtan melakukan comeback dan telah meliris musik video aku langsung melihatnya dan sudah banyak sekali yang menonton. Sejujurnya aku memiliki rasa bangga melihat popularitas mereka yang sudah setara dengan Justin Bieber, kembali ke masalalu aku pernah menjadi fans mereka.
"Sepertinya mereka membuat videonya sudah lama, kemarin rambutnya tidak seperti ini." melihat penampilan Jungkook yang berbeda dengan yang terakhir kali aku lihat.
"Jiyoo-ah!"
Aku segera mematikan layar ponsel dan meletakannya di atas meja dengan posisi terbalik. Kemudian menoleh dan melihat Minhye yang berjalan mendekat.
Sepertinya kelasnya baru saja selesai dan langsung menghampiriku yang sudah menunggunya sejak sepuluh menit yang lalu. Kami berdua memang janjian bertemu di halaman kampus untuk menyantap makan siang bersama.
Aku baru sadar Minhye tidak sendirian, ada orang yang berjalan di sebelahnya.
"Sunbae... " aku menundukkan kepala sekedar menyapa Dojun yang datang bersama Minhye.
"Bagaimana kabarmu, Jiyoo-ssi?"
"Baik, Sunbae."
"Tidak apa-apa kan aku bergabung dengan kalian?" tanyanya.
"Tentu saja." aku tersenyum, tidak keberatan sama sekali, toh dia juga sepupu Minhye.
"Aku akan pergi membeli minuman sebentar." Minhye menepuk pundakku, kemudian pergi begitu saja.
Suasana mendadak menjadi canggung, aku terus melempar senyum ketika pandangan kami bertemu begitu seterusnya sampai Minhye kembali dengan membawa tiga minuman. Ternyata dia masih ingat aku dan sepupunya, aku pikir dia hanya akan membeli untuk dirinya sendiri karena sebelumnya tidak menawarkan kami.
"Tidak perlu membayar, gratis untuk kalian berdua." katanya dengan begitu bangga membuatku mendecih melihat tingkahnya.
Kami bertiga akhirnya menyantap makan siang bersama, sesekali aku dan Dojun berbicara sedangkan Minhye sibuk dengan ponselnya tanpa memperdulikan kami.
Kedua telinganya juga di sumpal dengan earphone. Astaga, dia yang mengajak makan bersama dan sekarang mengabaikan aku.
"Jiyoo-ah,"
Panggil ya tiba-tiba.
"Apa?" aku menyahut tanpa minat.
"Kau sudah tahu Bangtan membawa 4 penghargaan dari billboard?"
"Molla." sebanarnya aku sudah tau. Tapi, entah kenapa aku tidak bisa jujur.
"Apa kau juga fans mereka?" Dojun bertanya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famed Neighbor (END)
Fiksi PenggemarBagaimana jadinya jika kalian harus masuk ke dalam lingkaran hidup yang membuatmu harus waspada setiap saat demi menjaga karir seseorang yang tak pernah di sangka-sangka? Itulah yang terjadi pada gadis salah satu mahasiswa universitas Seoul setelah...