Bab 20|Back Home

748 69 2
                                    

Happy Reading Dearys 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading Dearys 💕




Jiyoo POV

Kepulanganku yang mendadak ke rumah orang tuaku membawa tanda tanya orang di rumah, sebab aku tidak mengabari akan pulang hari ini.

Aku juga tidak mengatakan dengan jujur alasan kenapa aku pulang ke rumah saat Ibu bertanya. Tidak mungkinkan aku memberi tahunya mengenai kejadian semalam bersama Jungkook, akan percuma aku jauh-jauh pulang ke rumah untuk menghindari masalah jika kuberi tahu yang sebenernya, sudah di pastikan masalah akan bertambah dan semakin rumit bila pihak keluargaku sampai tahu.

Meski aku marah dan kecewa karena perbuatan Jungkook yang telah meniduriku, tapi aku masih memikirkan bagaimana karirnya nanti jika masalah ini akan tersebar luas sampai ke telinga penggemarnya. Aku yakin saat itu haters-nya akan memanfaatkan skandal itu untuk menjatuhkan Jungkook dan aku tidak mau memberi kesempatan bagi para haters untuk menghancurkan karir seseorang.

Jadi aku terpaksa berbohong dengan mengatakan kakiku sakit karena terlibat kecelakaan kecil dan memutuskan untuk pulang agar bisa istirahat, karena di rumah ada Ibu yang akan merawat dan mengurus kebutuhanku di rumah. Berbeda jika aku tinggal di flat, maka aku harus mengurus semuanya sendirian.

Sebenarnya aku tidak sepenuhnya berbohong, kakiku memang sakit tapi bukan karena kecelakaan lebih tepatnya karena kejadian semalam. Selengkanganku masih nyeri dan aku memakluminya karena itu pertama bagiku. Aku tidak begitu ingat karena di bawah pengaruh alkohol, hanya kilasan-kilasan samar yang bisaku ingat.

Seharusnya aku tidak menerima tawaran Jungkook untuk menemaninya minum semalam, sekarang aku menyesal dan malu membayangkan bagaimana diriku yang tengah mabuk semalam.


"Noona, kenapa pulang ke rumah?" suara Jinoo menyambangi telingaku.

Aku meliriknya malas yang tengah berdiri di ambang pintu dengan tangan terlipat di depan dada, dia masih memakai seragam sekolah.

"Kenapa? Memangnya tidak boleh, ini kan juga rumahku." sahutku ketus tanpa menatap wajah menyebalkannya.

"Memangnya Noona tidak kuliah apa?" itu bukan pertanyaan, lebih terdengar seperti sindiran.

Aku memutar bola mata jengah, moodku jadi buruk setiap kali berbicara dengan adik menyebalkanku yang satu ini. Jika bisa memutar kembali waktu, aku tidak akan meminta Ibuku melahirkan adik laki-laki.

Kakiku turun dari ranjang dan berjalan menghampirinya.

"Kenapa cara berjalanmu seperti itu?" tanyanya melihat cara berjalanku yang aneh.

Famed Neighbor (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang