Chapter 29

1.4K 164 12
                                    

Surprise!!!

Because, today is my birthday.

Ini hadiah untuk kalian, aku update wkwk

Yeri POV

Suara pertengkaran, teriakan dan tangisan, terdengar begitu jelas di telingaku, saling bersahutan dan tidak ada yang ingin mengalah.

Kepalaku seperti dipukul cukup kuat dengan benda yang begitu keras dan menyakitkan, mengakibatkan pusing yang terasa sangat berat. Bahkan untuk membuka kedua mata saja aku tidak sanggup.

Aku hanya bisa terpejam dan menikmati rasa sakit ini.

Sampai akhirnya satu suara yang aku kenal terdengar memanggil namaku berulang kali.

Dengan usaha penuh, aku memaksakan diri untuk membuka kedua mataku yang masih sulit untuk kubuka, seperti ada perekat yang menempel di kedua mataku.

"Yeri, kau bisa dengar suara Mama? Bangunlah, nak." Ucapan dan tangisan ibuku sekarang terdengar begitu jelas.

"Yeri masih belum sadar, Mama." Suara lembut Taeyeon pun bisa aku dengar juga.

"Jari tangannya tadi bergerak, Taeyeon! Mama merasakan jari Yeri yang ada di genggaman Mama ini." Baru kali ini aku mendengar ibuku meninggikan suaranya pada Taeyeon, biasanya hanya aku yang mendapat nada tinggi itu.

"Periksa Yeri, Taeyeon. Atau kau bisa panggil rekan kerjamu."

"Tapi, Pa—"

"Turuti Papa, supaya Mama bisa tenang." Aku bisa mendengar suara ayahku yang terdengar berbeda dari biasanya, suaranya terdengar lemah dan sangat bukan tipikal ayahku sama sekali.

"Baiklah, aku akan memeriksa Yeri."

Kurasa ini sudah cukup, aku harus membuka kedua mataku dan berhenti membuat orangtua dan Taeyeon khawatir.

"Mama."

Akhirnya aku bisa menyebutkan satu kata dengan mata sedikit terbuka, penglihatan yang aku dapati terlalu terang hingga aku kesulitan untuk membuka kedua mataku secara sempurna.

Dan satu kata yang ku sebut tadi berhasil membuat orangtua dan kakakku berteriak memanggil namaku.

"Panggilkan dokter! Cepat, Taeyeon!" Ibuku berteriak dengan panik.

"Aku yang akan me—"

"Kau sedang panik dan tidak mungkin bisa memeriksa Yeri!" Teriak Ibuku lagi.

Lalu aku mendengar derap langkah kaki yang menjauh di sela-sela suara tangisan ibuku.

Aku bisa membuka kedua mataku secara sempurna saat tubuh ibuku menutupi cahaya yang begitu menusuk ke mataku. Aku bisa melihat wajah sembab penuh kelegaan ibuku dan wajah lelah ayahku yang menatapku dengan mata berlinang.

"Ya Tuhan, Mama sangat khawatir denganmu. Mama tidak mau kehilangan anak Mama untuk kedua kalinya, Mama tidak mau." Air mataku pun mengalir saat mendengar ucapan ibuku yang begitu memilukan, ibuku memeluk dengan tubuh bergetar.

Aku sangat merindukan ibuku. Yang kuinginkan saat bertemu ibuku adalah ekspresi bahagia darinya, bukan seperti saat ini, sendu bersimbah air mata.

Tak lama Taeyeon datang bersama dua orang berpakaian putih yang aku yakini itu adalah dokter dan perawat.

"Bagaimana perasaanmu, Yeri? Apa yang kau rasakan?" Aku menoleh ke arah dokter yang kuingat dulu pernah merawatku saat aku kecelakaan bersama kakak laki-lakiku, Jonghyun.

TEACHER AND I [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang