01

8.9K 687 17
                                    

"Tidak ada toleransi, mulai besok jangan datang lagi ke sini, kau dipecat!"

Ucapan itu berhasil membuat Sunghoon mundur, dia langsung pergi meninggalkan toko elektronik tempatnya bekerja beberapa bulan kebelakang, dan tidak akan kembali. Dipecat perkara jam kedatangannya yang selalu terlambat, padahal Sunghoon sudah mencoba berangkat sepagi mungkin dari rumahnya yang terlampau jauh.

Lelaki itu menghela napas lelah, entah apa yang harus dia lakukan saat ini. Hidup sebatang kara di usia dua puluh tahun membuatnya harus bekerja sendiri untuk dapat bertahan hidup.

Ke sana kemari mencari pekerjaan agar terpenuhi kebutuhan, namun ia merasa setiap toko yang menjadi tempatnya bekerja tidak pernah bertahan lama. Mana mungkin ia pergi melamar ke perusahaan dengan statusnya yang hanya lulusan sekolah menengah.

Teman pun tidak ada, Sunghoon sering kali merasa sepi seolah hanya hidup sendirian di dunia ini.

"Jika tujuan akhir hidup adalah mati, apa sebaiknya aku mencapai tujuan itu sekarang?" tuturnya seraya menumpu tangan di pagar jembatan sungai.

Semakin malam semakin surut pula orang-orang yang berlalu-lalang di belakangnya, Sunghoon mengembuskan napas kasar.

"Dasar tidak berguna, mati pun tidak ada yang peduli sepertinya."

Satu langkah kaki Sunghoon naik ke atas pagar, termenung sejenak memikirkan tindakan konyol itu ditambah sesak hati lantaran teringat sang ibu. Sunghoon berandai-andai jika kedua orang tuanya masih ada di rumah dan menunggunya pulang. Bisa dikatakan, Sunghoon memang ingin pulang sekarang.

"Aku lelah."

"Nak!"

Ketika hendak menaikkan satu kakinya yang lain, bahu Sunghoon ditarik kebelakang oleh seseorang. Sunghoon sempat terkesiap sampai akhirnya dia menengok dan dihadapkan dengan sosok pria tua berjanggut, tersenyum simpul seraya menuntun Sunghoon turun dari pagar.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini? Dingin, sebaiknya kau segera pulang dan menghangatkan diri," ucap kakek itu.

Tak lama kemudian mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya, "Besok kakek akan menggelar pameran seni, ini alamat tempatnya. Kakek sangat berterima kasih jika kau mau datang ke sana."

Kekehan ringan lantas meluncur dari mulut si Kakek, dia menepuk-nepuk bahu Sunghoon serta memberikan tatapan aneh.

Sunghoon mengernyit, merasa pernah bertemu si kakek tetapi tidak tahu kapan dan di mana. Bahkan sampai kakek itu pergi, Sunghoon masih termenung keheranan selagi memandangi kertas di tangannya.

"Pameran seni?" Sunghoon mengangkat sebelah alisnya, "Jadi teringat kalau dulu aku sangat pandai menggambar, sekarang hampir tidak pernah menyentuh buku."

Pandangannya beralih pada sungai di bawah sana, menimbang-nimbang pilihan dan sesaat kemudian melukis senyum tipis.

"Lain kali saja."
 

_____

 

HALO! ada yang masih inget cerita ini? re-publish lagi setelah dua tahun hehe :D

MASTERPIECE [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang