02

5.4K 678 11
                                        

"Hei!"

Sunghoon terkesiap mendengar seruan yang entah berasal dari mana, terasa begitu dekat namun tidak sekali pun ia melihat ada seseorang yang memanggilnya. Lelaki itu pilih abai dan kembali mengamati lukisan besar di hadapannya.

Lukisan yang hanya menggambarkan lanskap pedesaan dengan beberapa rumah sebagai latar belakang, serta ada seorang lelaki berambut hitam yang duduk di bawah pohon besar, terlihat kesepian selagi memegang sebuah buku merah.

"Aku mengerti," gumam Sunghoon.

Dia beranjak untuk mengagumi karya seni rupa lain di galeri itu. Terdapat banyak sekali lukisan di setiap dindingnya, ada pula patung-patung yang seolah menceritakan sebuah kisah tersendiri.

"Hei, aku di sini!"

Lagi-lagi, Sunghoon menangkap suara aneh tepat ketika dia berdiri di depan sebuah patung putih. Sejenak ia terkesima melihat pahatan indah dan detail layaknya seorang manusia sungguhan. Dengan selendang yang menutupi sebagian tubuh, duduk menyilang kaki serta satu tangannya menumpu dagu.

Sunghoon sedikit menganga terkagum-kagum, perlahan dia berjalan mengelilingi patung tersebut, memperhatikan setiap inci dari lelaki yang tergambarkan. Sunghoon yakin sekali jika patung itu adalah laki-laki, lantaran rambut pendek dan dada yang rata. Tetapi benarkah patung memiliki jenis kelamin?

"Jangan membuatku malu! Bisakah kau membebaskanku?"

Sunghoon kembali terdiam, suara indah yang sama dengan beberapa bisikan sebelumnya. Lambat laun ia mendekatkan diri pada kepala patung itu, dugaannya tidak salah bukan?

"Iya, jika kau bisa mendengar suaraku, itu artinya aku sengaja dikirim untukmu. Jadi, tolong bebaskan aku!"

"Hah?!" Sunghoon spontan menjauhkan diri dengan mata terbelalak penuh ketidakpercayaan.

Bulu kuduknya dibuat merinding hebat, apa dia baru saja mendengar sebuah patung berbicara? Tidak mungkin, Sunghoon menampar pipinya sendiri untuk hilangkan halusinasi itu.

"Jangan tinggalkan aku! Hei, kau harus datang lagi ke sini saat malam nanti!"

Sunghoon terus melangkah mundur sampai-sampai menabrak salah satu pengunjung pameran tersebut saat hendak berbalik badan.

"Ah, aku minta maaf!" ucap Sunghoon seraya membungkukkan tubuhnya.

"Kau terlihat ketakutan, Nak. Ada apa?"

Kepala Sunghoon terdongak menatap orang di hadapannya, seorang wanita paruh baya yang terlihat melukiskan senyum misterius kepada Sunghoon.

Sunghoon menggeleng ragu dan buru-buru berpamitan, tetapi terus muncul perasaan aneh dan curiga pada wanita tadi. Dia melirik sekilas ke belakang, dibuat lebih takut karena orang itu terus memperhatikannya.

"Aku harus pulang sekarang."

Sunghoon keluar dari gedung galeri itu dengan napas terengah-engah, masih ketakutan akan suara-suara panggilan yang datang dari sebuah patung, memikirkannya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri.

Meskipun begitu, kalimat akhir yang terdengar cukup membuat Sunghoon penasaran, namun keberaniannya tidaklah tinggi untuk datang pada malam hari ke tempat itu.

Dia mendengus kesal, "Karya-karya di sana sangat bagus, sayang sekali aku tidak sempat melihat semuanya, gara-gara suara menyeramkan itu. Apa aku memang sudah gila?"

_____

MASTERPIECE [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang