Kembali ke toko, perasaan kesal Sunghoon lagi-lagi terpancing melihat dua orang yang sedang duduk berhadapan di meja sudut. Lantas dia menghampiri Jake dan Jeno dengan kecemburuan tingkat tinggi.
"Apa-apaan ini?" ketusnya selagi duduk di antara mereka.
"Kami sedang berkencan." Jeno menyahut, sehingga Jake dibuat tergagap-gagap karenanya.
"Tidak! Tadi kami bersama Bu Sun, dia sedang pergi ke kamar mandi," sanggah Jake.
"Kalau begitu, kita juga harus pergi dari sini." Sunghoon segera menarik tangan Jake untuk berdiri, selagi melirik Jeno ia berkata, "Tokonya sudah tutup, bukan? Bilang pada ibumu, kami pulang sekarang."
Tanpa basa-basi mereka berdua meninggalkan tempat itu, sepanjang perjalanan Sunghoon terus terdiam meski Jake berkali-kali memulai percakapan.
Namun bukannya marah karena diabaikan, kelakuan Sunghoon yang seperti itu justru mengundang gelak tawa si manis. Sering kali Jake tercengir-cengir di sela membujuk Sunghoon, walaupun tak pernah berhasil hingga sampainya mereka di rumah.
Semua sudah dibersihkan, termasuk tubuh mereka yang lengket karena seharian bekerja. Jake pun telah selesai melaksanakan tugas barunya; merapikan rumah sederhana itu. Namun Sunghoon belum juga bergerak dari meja makan dan terus terfokus pada layar ponselnya, entah melihat apa.
"Masih marah padaku? Apa yang sering manusia lakukan jika kekasihnya marah?" tanya Jake di hadapan Sunghoon.
Lagi-lagi diabaikan, Jake akhirnya berinisiatif mendekati dan memeluk leher Sunghoon dari belakang. Rambut keemasannya yang teramat lembut itu menggelitik pipi Sunghoon, hingga si tampan kesulitan menahan senyum.
"Sunghoon sedang melihat apa dari benda itu?" Jake kembali bertanya.
"Aku sedang mencari museum yang bagus untuk menyimpanmu."
Jake terkesiap dengan tatapan tak percaya, "Maksudnya kau sudah tidak membutuhkan aku lagi?"
"Aduh, Jake, aku hanya bercanda. Tentu saja aku masih membutuhkanmu," sahut Sunghoon seraya menarik tubuh Jake ke hadapannya.
Sunghoon tak sanggup lagi untuk marah setelah menatap wajah cantik dan manis milik Jake. Yang dilakukannya kini adalah melingkarkan tangan pada pinggang Jake, tak lupa ia tenggelamkan kepalanya di perut lelaki itu.
Menghirup dalam-dalam aroma yang terpancar, Sunghoon yakin bahwa Jake tidak menggunakan parfum apapun, namun semerbak wangi bunga seolah melekat dengan tubuh indah Jake. Terasa seperti Sunghoon sedang berdiri di tengah-tengah padang bunga.
Ditambah dengan elusan lembut pada kepalanya oleh tangan mungil Jake, untuk saat ini Sunghoon hanya berharap bahwa alir waktu akan terhenti barang sedetik.
"Oh ya, tadi aku bertemu lagi dengan kakek tua yang pernah menolongku, tapi aku tidak sempat berterima kasih karena dia sudah mempertemukanku denganmu," ucap Sunghoon.
"Benarkah? Apa dia masih mengingatmu?"
"Entah, dia juga memberiku tip tapi dalam bungkusan kertas. Kurasa ada di baju ini, aku belum membukanya." Sunghoon meraih kemeja kotak-kotak miliknya yang tersampir di kepala kursi.
Mereka menatap penasaran selagi membuka sebuah kertas putih, isinya memanglah beberapa lembar uang tip, namun Sunghoon segera sadar dengan apa yang ada di balik sobekan kertas tersebut.
"Oh, gambar apa itu?" seru Jake.
"Rasanya aku pernah melihat ini," ujar Sunghoon selagi terus menatap gambar sketsa dari sosok yang tak dikenalnya.
Tetapi ia merasa yakin bahwa memang pernah melihat pose tersebut. Duduk menyilang kaki dan tangan bertumpu di dagu.
"Tunggu sebentar!"
Jake berjalan cepat menuju kamar untuk ambil buku merah kepunyaan Sunghoon. Kembali dengan senyuman manisnya, Jake segera membuka lembar demi lembar buku sketsa itu di hadapan sang empu. Dia mengambil kepingan kertas dari tangan Sunghoon, kemudian menyatukannya dengan halaman buku yang kosong.
"Aku teringat dengan buku ini. Lihat! Ada satu lembar yang sobek, dan kertas tip ini sangat cocok dengan pola sobekannya, itu berarti...?"
Sunghoon mengerjapkan mata, "Berarti... aku yang menggambarnya?"
"Tepat sekali! Dan gambar ini adalah coretan terakhirmu dalam buku, apa kau juga tahu siapa yang kau gambar ini?" Jake kembali bertanya, sehingga Sunghoon terdiam dan mengingat-ingat siapa orang tersebut.
"A-aku merinding, Jake, jangan membuatku takut!" Sunghoon lantas memundurkan tubuhnya dengan gugup setelah tersadar, gambar itu persis seperti pose Jake saat ia menemukannya di pameran beberapa waktu lalu.
"Benarkah, yang aku gambar ini adalah dirimu?"
_____
up lagi biar cepet end, btw bosen gak? :'D
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE - [SungJake]
Fanfic[REPUBLISH-tidak direvisi] Hanya tentang Sunghoon yang menemukan kebahagiaan dari sebuah mahakarya, begitu indah dan membuatnya jatuh cinta, hingga sulit untuk percaya bahwa dialah penciptanya. ☆ SUNGHOON X JAKE ☆ Low Fantasy - Romance - Fluff! ☆...