05

2.6K 437 42
                                    

Hampir satu jam Jake berbolak-balik dan mengelilingi rumah sederhana milik Sunghoon, menata benda-benda yang berantakan sehingga rapi kembali. Si pemilik rumah sampai keheranan, pasalnya dia sendiri pun jarang membereskan tempat tinggalnya itu.

“Kau datang untuk menjadi istriku?” tanya sunghoon dari kursinya selepas menenggak air mineral.

“Aneh, kau tidak bisa menjadikanku istri! Lagipula aku ini laki-laki.” Jake menghampiri Sunghoon bersama sebuah kemoceng ditangannya, beralih membersikan meja makan dengan teliti.

“Lalu, sebenarnya kau itu apa? Hantu? Jin? Iblis?”

Jake sontak mengibaskan kemoceng itu tepat di wajah Sunghoon dengan gemas, kemudian berdiri angkuh seraya mengayunkan pakaiannya.

“Aku adalah sebuah mahakarya, yang dibuat sangat indah dan sempurna. Seseorang telah menciptakanku, seperti Tuhan menciptakan semesta. Aku datang sebagai penghibur jiwa-jiwa yang kesepian, menuntun mereka menuju jalan kebahagiaan.”

Sunghoon terdiam beberapa lama setelah mendengarkan kata-kata puitis itu, dipandangnya Jake yang masih berpose ria di depan sana, sampai akhirnya Sunghoon tersadar dan bertepuk tangan riuh.

“Wah! Tapi wujudmu sekarang adalah manusia, apa orang-orang bisa melihatmu?”

Menghela napas, Jake terduduk dengan lesu di kursi hadapan Sunghoon.

“Aku lebih suka disebut malaikat daripada manusia, tapi tidak apa. Mungkin menurutmu aku ini hanya patung yang diberi nyawa, tapi sebenarnya aku lebih daripada itu, kau harus percaya!” ucap Jake bersungut-sungut.

Sunghoon mengangguk pelan, “Baiklah, jadi kau ini sejenis malaikat penjaga?”

“Terserah lah ingin menganggapku apa, yang penting tidak jadi istrimu!" Jake hendak beranjak dari kursi, namun kembali duduk dengan sebuah senyuman di bibirnya, “Tapi aku tidak keberatan, sih. Kau terlalu tampan untuk dilewatkan.”

Mana mungkin, begitulah batin Sunghoon. Untuk hidup sendiri saja susah, apalagi ditambah mengurus istri, atau suami lebih tepatnya.

Hingga tidak sadar dirinya melamun, Sunghoon cepat-cepat mengusap wajah dan beranjak menuju kamar hendak ambil pakaian ganti untuk Jake.

Mau tidak mau Sunghoon harus berbagi baju dengan Jake mulai saat ini. Di dalam kamar ia sempat berpikir jika kedatangan orang asing itu akan menyusahkan, namun begitu Sunghoon kembali dan menemukan Jake di dapur, mungkinkah ini memang ada untungnya juga?

"Sebaiknya kau berganti baju," ucap Sunghoon kepada Jake yang sedang berkutik di depan kompor, "Kau juga bisa memasak?" tambahnya.

"Wah! Api!"

Sunghoon yang terkejut dengan pekikan itu lantas berlari menghampiri, ternganga sebab melihat antusias Jake yang bagaikan tidak pernah melihat api sebelumnya.

Lelaki tinggi itu menghela napas, entah untung apa yang akan dia dapatkan selain wajah manis Jake. Sunghoon tarik ucapannya kembali.

"Apa ini pertama kalinya kau melihat api?" tanya Sunghoon.

"Tidak juga, api yang sering ku lihat biasanya sangat besar sampai terjadi kebakaran. Ini lucu sekali!" Jake mengulurkan tangannya ke atas nyala api kompor tersebut.

Sontak membuat pemuda di sampingnya terbelalak dan segera menarik kembali tangan Jake.

"Jangan lakukan itu! Api itu panas, aduh kau ini bagaimana sih?"

Lagi-lagi Sunghoon terperangah keheranan saat memeriksa kedua telapak tangan Jake, sebab tidak ada luka apapun dan si empunya juga terlihat biasa saja.

Sunghoon tercengir, "Aku lupa kalau kau ini manusia jadi-jadian."

_____

hshshs makhluk jadi jadian😭 kasian jek

MASTERPIECE - [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang