03

4.4K 633 57
                                        

Sendirian, Sunghoon berjalan menyusuri trotoar di tengah malam seperti biasa. Tangannya memegang sebotol minuman yang dibeli dengan sisa-sia uang, entah bagaimana nasibnya besok hari.

Sunghoon mendudukkan tubuhnya di bangku panjang bawah pohon, baru saja dia ingin memejamkan mata ketika datang seekor anjing putih yang langsung menubruk kakinya, dibuat semakin heran karena anjing itu tampak akrab menggesekkan bulunya pada kaki Sunghoon.

“Di mana majikanmu?” tanya Sunghoon seraya mengusap kepala anjing besar itu.

Seolah paham, si anjing menggonggong semangat dan menarik-narik celana Sunghoon dengan mulutnya supaya lelaki itu berdiri. Sunghoon sungguh kebingungan karena kakinya terus didorong, untunglah dia masih punya hati sehingga tidak tega menendang hewan.

Mereka berhenti, betapa terkejutnya Sunghoon saat dia diarahkan kembali ke depan gedung galeri yang sangat menakutkan. Tatapan nyalang Sunghoon berikan untuk si anjing, tetapi mana mengerti, anjing itu lagi-lagi menarik celana Sunghoon untuk masuk ke dalam gedung yang sepi.

Hanya ada seorang wanita yang tampak sedikit terkejut akibat suara gonggongan dan kedatangan Sunghoon, wanita yang siang tadi ditabrak oleh pemilik surai hitam itu.

Sunghoon lekas membungkuk kaku, “Maaf, sepertinya tempat ini sudah tutup, aku akan pergi—“

“Tunggu! Kebetulan sekali, saya ingin pergi sebentar untuk mencari minuman, bisakah kau menjaga tempat ini? Sebentar saja tidak akan lama." Wanita itu tersenyum memohon pada Sunghoon.

Belum sempat dijawab, dia langsung berlari kecil menuju pintu keluar. Tertinggal Sunghoon seorang yang masih berdiri tegang seraya melirik sekitarnya, ditambah si anjing yang terus menggonggong ke arah lain membuat Sunghoon lemas.

“Selamat malam, tampan, akhirnya kau kembali.”

“AAA!! PERGILAH SETAN SIALAN! JANGAN MENGGANGGUKU!” Sunghoon berteriak kesetanan setelah mendengar suara misterius yang sama lagi.

Namun tidak ada satu pun kejanggalan selain si anjing yang terus menggonggong di samping sebuah patung. Sesuai dugaannya, benda mati yang dilihatnya siang tadi itu sangatlah misterius dan mencurigakan.

“Astaga jangan takut, aku tidak membunuh manusia. Mendekatlah, aku punya sesuatu untukmu."

Sunghoon menatap ragu sekaligus takut pada patung tersebut, lelaki itu terus menerus berpikir dirinya sudah gila selagi berjalan mendekat. Seolah diberi kepercayaan oleh anjing di sampingnya, perlahan Sunghoon memegang bagian tangan patung tersebut.

“Kau... yang bicara padaku?” tanya Sunghoon.

“Iya.”

Sunghoon lekas menarik tangannya dengan gugup, “Tapi bagaimana bisa? Apa ada alat perekam di dalam sana? Atau sebenarnya kau ini robot?”

“Itu tidak penting. Aku datang untuk menemanimu, kau bisa jadi temanku atau bahkan majikan. Jadi, tertarik untuk membebaskanku? Tapi setelah ini hidupku akan bergantung padamu.”

“Bagaimana aku bisa percaya? Asal usulmu sangat tidak jelas.” Raut wajah Sunghoon sama sekali tidak bersahabat.

Setelah beberapa saat tidak ada lagi suara, Sunghoon benar-benar berpikir jika patung di depannya ini sakit hati dengan perkataan tadi. Dia melirik anjing yang masih setia duduk di dekatnya, tampak memohon kepada Sunghoon untuk segera tentukan pilihan.

Akhirnya dia pasrah, siapa tahu hidupnya akan sedikit lebih ramai dengan keberadaan seorang teman meskipun datang dari antah-berantah.

“Kau bisa berubah jadi manusia? Bagaimana caranya?” tanya Sunghoon.

“Cium bibirku."

“HAH?!”

_____

MASTERPIECE [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang