Mata Sunghoon melebar tak percaya, sontak menengok kanan kiri untuk pastikan tidak ada orang, bisa disebut sakit jiwa jika dirinya ketahuan mencium sebuah patung.
“Apa kau tidak bisa merubah dirimu sendiri?” tanya Sunghoon lagi.
“Tidak, cepatlah aku sudah bosan.”
Sunghoon meneguk ludah kesat, lagi-lagi mengamati sekitar sebelum berbuat hal yang gila, dalam hati dia berharap bahwa ini hanyalah mimpi.
Tangannya terulur menyentuh pipi patung tersebut, perlahan namun pasti Sunghoon memajukan wajah dengan mata terpejam, sampai bibirnya menempel pada lekuk kasar dan dingin.
Dua detik, Sunghoon ribut menjauhkan tubuhnya setelah berciuman dengan benda mati itu. Cahaya tipis seketika berpendar disekeliling patung seiring dengan pudarnya warna putih dari bahan utama, berubah menjadi wujud manusia yang sempurna.
Kulitnya pucat hanya terbalut selendang kuning gading, rambut cokelat keemasan serta bibir merah yang baru saja dicium oleh Sunghoon. Kagum, Sunghoon lebih dari merasa kagum. Sampai telat sadar jika lelaki di depannya itu hendak terjatuh, spontan Sunghoon bergerak menangkap tubuhnya.
Beberapa saat mereka hanya terdiam, Sunghoon mendadak gugup saat bertatapan dalam jarak dekat dengan pemilik mata biru itu. Manis sekali, Sunghoon sampai terpaku pada mata dan wajahnya.
“Hai, tampan,” sapa lelaki manis itu, kemudian mengalungkan tangannya pada leher Sunghoon dan mencoba untuk berdiri.
“Apa... aku sedang bermimpi?” tanya Sunghoon yang belum selesai terkejut.
“Tidak,” balasnya seraya mencubit pipi Sunghoon dan tersenyum menawan.
Sunghoon turut tersenyum ketika merasakan sakit di wajahnya, ini bukan mimpi. Segera Sunghoon memundurkan tubuhnya salah tingkah akibat lelaki manis itu, padahal hanya diberi senyuman.
“Kau punya nama? Siapa namamu?” tanya Sunghoon.
“Uh, tidak...."
“Tidak ada? Biasanya karya seni sering diberi nama, apa aku bisa memberimu nama baru?” Sunghoon tersenyum ketika pertanyaannya dibalas anggukan antusias, dia kembali berucap, “Bagaimana dengan Jake?”
“Jake? Baiklah, aku suka! Ayo pergi ke tempat tinggalmu, aku bosan di sini,” ujarnya dan hendak berjalan mendahului Sunghoon.
Namun, langkah lelaki itu terhenti akibat gonggongan anjing yang sedari tadi ada di sana, Jake lantas berbalik dan memeluk anjing tersebut sembari tersenyum lebar.
“Aku sampai lupa padamu, Layla. Sekarang saatnya kau menggantikanku!” Jake menaruhnya di atas dudukan tempat dia berdiam diri selama ini, tidak lama sampai akhirnya anjing itu berubah wujud menjadi sebuah patung dan mengisi tempat Jake yang kosong.
Di belakang sana Sunghoon hanya dapat terperangah, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, masih tidak percaya jika ini bukanlah mimpi. Jake kembali berjalan melewatinya dengan senyuman, sungguh Sunghoon merasa senang dan gugup saat ini.
Sesaat kemudian dia sadar dengan pakaian terbuka milik Jake, memang indah hanya mengenakan kain selendang tipis bak orang-orang Yunani kuno, tapi Sunghoon tidak sudi jika Jake dipandang orang lain dengan bebas seperti itu. Segera ia melepas jaketnya dan berjalan cepat menyusul Jake.
“Tunggu, pakai ini.” Sunghoon hanya menempelkan jaketnya pada bahu Jake, kemudian tubuh lelaki manis itu ia peluk dari samping sehingga tidak ada jarak di antara mereka.
“Oh, manusia memang makhluk paling romantis. Apa semua pria di sini selalu romantis dan tampan sepertimu?” tanya Jake lagi-lagi membuat Sunghoon salah tingkah.
Sepeninggalnya mereka berdua dari gedung itu, wanita yang sempat menitipkan galerinya kepada sunghoon pun datang tak lama kemudian. Dia terfokus pada tempat di mana patung Jake awalnya berada, dan kini tergantikan oleh seekor anjing.
Wanita itu tersenyum simpul, koleksi patung hewannya bertambah satu.
_____
agak familiar ya adegan nyium patung😭
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE - [SungJake]
Fanfic[REPUBLISH-tidak direvisi] Hanya tentang Sunghoon yang menemukan kebahagiaan dari sebuah mahakarya, begitu indah dan membuatnya jatuh cinta, hingga sulit untuk percaya bahwa dialah penciptanya. ☆ SUNGHOON X JAKE ☆ Low Fantasy - Romance - Fluff! ☆...