23

1.4K 226 13
                                        

"Itu lukisan pertama Sunghoon, memang sangat berharga, karena itulah Sunghoon bersikeras untuk tetap menyelamatkannya."

"Astaga, sayang sekali." Yongsun beranjak untuk menilik benda itu dengan lebih jelas. "Ternyata Sunghoon berbakat, gambar ini terlihat sangat indah.  Dan sepertinya Ibu kenal dengan orang yang ada di dalamnya." Dia berpaling ke arah Jake sembari tersenyum menggoda.

Di sana Jake hanya dapat tercengir. Bagian bawah lukisan itu memang telah hangus, namun Jake masih bisa melihat gambaran wajahnya meski sangat pucat.

"Apa Sunghoon masih suka melukis? Sepertinya Jeno harus memesan satu lukisan, kekasihnya sangat cinta pada seni," ucap wanita itu.

"Oh, Jeno sudah punya kekasih?" Jake terkekeh pelan lalu kembali bicara, "Sunghoon bisa membuatkan lukisan untuknya, dia pasti suka."

"Ya, boleh. Tapi lebih baik pikirkan tentang keadaan kalian dulu, urusan orang lain bisa menyusul. Ayo, biar kuantar kalian ke rumah baru!"

Jake tersenyum antusias karena ajakan itu, cepat-cepat dia menarik tubuh Sunghoon yang masih terasa lemas. Ibu Sun dan Jeno lagi-lagi berbuat baik kepada mereka dengan cara membawa barang-barangnya ke dalam mobil. Sungguh, Sunghoon tidak akan pernah melupakan kebaikan mereka sampai kapanpun.

Setelah berkendara cukup lama, akhirnya mobil Jeno tiba di sebuah permukiman pinggir kota yang cukup sepi, namun rumah-rumahnya terlihat sangat bagus dan besar. Benar-benar melampaui ekspektasi, bangunan yang mereka datangi ternyata dua kali lebih besar daripada rumah lama milik Sunghoon.

"Ini tempatnya. Kalian bisa tinggal di sini dengan bebas, tapi ingat, jangan sampai terbakar lagi!" ucap Jeno setibanya mereka di depan pintu.

"Tentu saja. Terima kasih banyak, sampaikan juga rasa terima kasih kami kepada ibumu. Kami harus beradaptasi dengan lingkungan baru, ini sangat berbeda." Sunghoon terus mengamati sekelilingnya dengan takjub.

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi sekarang, sampai jumpa lagi!"

Sunghoon dan Jake terus melambaikan tangannya kepada Jeno yang segera pergi dari sana. Tinggallah mereka berdua yang terdiam menatap satu sama lain, sebelum akhirnya Jake tersenyum lebar dan memeluk tubuh Sunghoon dengan erat. Mereka juga terus berjingkrak tanda bahagia.

"Jake, ini seperti mimpi!" seru Sunghoon.

"Tapi ini nyata! Benar-benar nyata! Akhirnya kau punya rumah baru!" Jake berteriak-teriak tak kalah kencang.

"Ayo kita masuk ke dalam!"

Rumah itu sangat luas dan cukup berdebu, mungkin karena sudah lama tidak ditinggali. Namun tentunya Jake punya kehebatan yang luar biasa sehingga bisa membersihkan seluruh debu dalam rumah itu. Sedangkan Sunghoon bertugas menata barang-barang dan furnitur sesuai dengan keinginannya.

Sisa waktu pada hari itu mereka habiskan untuk berberes di kamar utama, dan hasilnya ruangan itu kini terlihat bersih kembali.

Sunghoon meletakkan benda terakhir di atas lemari, yaitu ukiran kayu yang mereka dapatkan di festival beberapa waktu lalu. Untung saja masih terselamatkan. Dan di atas lemari itu tergantung lukisan pertamanya. Meskipun telah rusak, Sunghoon tetap ingin memajangnya dengan rapi.

"Sunghoon!"

Suara Jake seketika mengejutkan Sunghoon, pria tampan itu berbalik dan menemukan kekasihnya datang bersama dua gelas minuman besar.

"Di samping rumah ini ada kedai makanan, dan minuman juga! Banyak sekali pilihan, tapi aku hanya membelikan jus jeruk untukmu." Jake membagikan satu gelas kepada Sunghoon, karena dia tahu kalau Sunghoon pasti kelelahan.

"Oh ya, aku juga menemukan ruangan kosong di dekat kamar mandi, cukup luas dan sepertinya bisa diubah menjadi studio," sambung Jake.

"Baiklah, kita akan beres-beres di sana besok pagi. Sekarang saatnya untuk mandi dan istirahat, ini sudah sore."

"Oke! Ah tunggu dulu, tolong cium aku!" Jake segera menunjuk bibirnya.

Namun Sunghoon malah mengernyit, "Tiba-tiba sekali? Tapi baiklah, dengan senang hati."

_____

MASTERPIECE [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang