06

3.6K 522 26
                                        

"Memang anak malang, aku ditinggal orang tua sejak empat tahun lalu. Tidak ada orang yang sangat dekat denganku, teman-temanku datang hanya saat butuh dan terpaksa, setelah itu aku sendiri lagi."

"Aku merasa sudah berusaha, tapi masih tetap seperti ini. Hidupku tidak pernah berubah jadi lebih baik, justru jadi lebih buruk. Tidak punya tujuan hidup. Kadang, untuk bernapas saja aku lelah."

Begitulah curahan yang mengisi kamar tidur kecil milik Sunghoon. Lebih dari setengah jam Sunghoon bercerita tentang apa yang dirasakannya kepada Jake.

Dia hanya merasa senang bisa mengeluarkan keluh kesahnya selama ini. Dan Jake pun dengan senang hati mendengarkan semua penuturan lelaki itu.

Setelah tidak ada lagi suara, Jake yang terbaring di atas ranjang akhirnya berbalik untuk memandang Sunghoon yang tidur di lantai berkarpet.

Tangannya terulur memainkan rambut hitam Sunghoon, terasa nyaman sampai si tampan memejamkan mata dan tersenyum senang.

"Sempat berpikir untuk mengakhiri hidup, ya?" tanya Jake, membuat Sunghoon terdiam untuk beberapa saat.

"Iya, bagaimana kau tahu?" Kekehan kecil lolos dari mulut Sunghoon, "Tapi selalu gagal. Sekarang aku ingat, kakek tua berjanggut yang menolongku kemarin, juga pernah menghentikan percobaan pertamaku."

"Dia juga yang menawarkan alamat pamerannya  padaku, dan sekarang aku mendapatkanmu, kebetulan yang sangat aneh. Aku curiga mungkinkah dia itu dukun atau peramal?" tambahnya dengan suara khas orang mengantuk.

Jake tersenyum simpul, "Kurasa kau harus berterima kasih kepadanya."

"Tentu aku ingin, tapi di mana aku bisa menemukan kakek itu lagi?"

"Entah, aku juga tidak tahu. Mau ku bantu untuk mencarinya?" tanya Jake, yang tidak segera dibalas oleh Sunghoon.

Ternyata lelaki itu baru saja pergi ke alam mimpi, mungkin akibat sentuhan tangan Jake di kepalanya. Kini tertinggal si manis yang masih setia mengusap rambut Sunghoon, memandangi wajah damainya seraya tersenyum kecil.

Saat dirasa Sunghoon telah tertidur pulas dan tak mudah terbangun, Jake beranjak turun dari kasur dengan hati-hati, membawa selimut yang tadi dipakainya untuk tutupi seluruh tubuh Sunghoon.

Dia beralih mencium dahi Sunghoon dengan sangat lembut untuk beberapa saat, kemudian melukiskan senyum penuh makna setelahnya.

"Mimpi yang indah, Sunghoon."

_____

monmaap pendek bgt🙏

MASTERPIECE [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang