Tiga jam terlewati sejak satu-satunya toko roti di sepanjang jalan itu buka, selain cita rasa lezat yang diberikan oleh Yongsun pada roti buatannya, para pelanggan banyak tertarik sebab dua pelayan di sana.
Sunghoon masih terus bertanya-tanya kenapa dirinya mendadak digilai para wanita yang datang saat itu, tak jarang dia mendapat pertanyaan tentang nama dan nomor telepon, bahkan alamat tempat tinggal. Sementara Jake hanya tercengir-cengir saat melihat lelaki itu dihampiri penggemar.
Hal itu pun tampaknya menjadi berkah untuk Yongsun, wanita cantik itu sampai kewalahan karena terburu-buru membuat banyak kue dan roti, hingga persediaan bahannya mulai menyusut habis, namun lelahnya terbayar dan ia merasa sangat senang karena dibantu oleh Jake.
Akhirnya, mereka menutup toko tersebut di penghujung hari, dengan sengaja menyisakan tiga buah roti sebagai makanan penutup untuk masing-masing.
"Terima kasih untuk hari ini, besok kalian bisa datang lagi kemari?" tanya Yongsun, ia menarik sebuah kursi di meja tempat Sunghoon dan Jake duduk.
"Tentu, kami akan datang lagi! Bekerja di sini sangat menyenangkan," sahut Jake seraya tersenyum.
"Upah kalian ingin diambil kapan? Ibu bisa membayar perhari atau perminggu."
Sunghoon lantas menyela, "Sepertinya perhari saja, Bu."
Yongsun tersenyum dan mengangguk, lalu kembali pergi dari hadapan mereka untuk mengambil hasil yang telah didapatkan.
Sama halnya, Jake pun terus tersenyum memandang Sunghoon yang sedang menyantap roti dan sesekali memuji kelezatannya, sementara dia sendiri tak sedikitpun menyicip roti miliknya yang masih terhidang di atas piring.
"Makanlah roti itu, kau tidak lelah?" tanya Sunghoon saat menyadari tatapan Jake.
"Sudah kubilang aku tidak suka roti, untukmu saja. Tapi setelah ini aku ingin makan di tempat ramai tadi."
Sunghoon mengangguk senang, "Baiklah, mungkin uangnya akan cukup untuk itu. Akhirnya aku mendapat pekerjaan lagi, semoga saja bertahan lama, kurasa semua ini berkatmu."
Baru saja Jake ingin membalas, perhatiannya dialihkan menuju pintu masuk di mana seorang lelaki muda datang dengan wajah kusutnya. Orang itu cukup terkejut dengan kehadiran Sunghoon serta Jake, namun pilih abai dan segera pergi menuju dapur.
"Siapa dia menurutmu?" tanya Jake kepada Sunghoon, tentu saja dibalas gelengan tak tahu.
"Mungkin anak Bu Sun? Kau tanyakan saja jika ingin tahu."
Tepat setelah ucapan tersebut, lelaki yang sedang menjadi pembicaraan keluar dari dapur bersama Yongsun di sampingnya.
"Sunghoon, Jake, kenalkan ini anak Ibu, namanya Jeno." Yongsun terus mendesak anaknya untuk bergabung, meski tanpa diajak pun lelaki itu tetap akan datang menghampiri Sunghoon dan Jake.
"Sejak kapan toko ini punya pelanggan?" tanya Jeno dengan heran, seraya duduk pada meja tepat di depan mereka bertiga.
Sunghoon berusaha untuk tidak menunjukkan raut sinis meskipun kelakuan Jeno sangat buruk dan mengundang caci maki. Lelaki itu menyesakkan ruangan dengan asap rokoknya, tentulah Sunghoon terganggu, apalagi saat Jeno dengan jelasnya memperhatikan Jake.
Yongsun menghela napas pasrah, "Jeno, tunjukan sopan santunmu! Mereka pegawai baru, toko ini akan Ibu buka lagi. Kau kurang bisa diandalkan, jadi Ibu harus mencari pekerja."
"Sepertinya aku akan ikut bekerja di sini mulai besok," cetus Jeno seraya menatap Jake tanpa henti.
_____
![](https://img.wattpad.com/cover/287953304-288-k520431.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE - [SungJake]
Фанфик[REPUBLISH-tidak direvisi] Hanya tentang Sunghoon yang menemukan kebahagiaan dari sebuah mahakarya, begitu indah dan membuatnya jatuh cinta, hingga sulit untuk percaya bahwa dialah penciptanya. ☆ SUNGHOON X JAKE ☆ Low Fantasy - Romance - Fluff! ☆...