tw / knife, blood
_____
"Sunghoon, ayo bangun!"
Jake menguncang tangan Sunghoon yang masih terlelap di atas ranjang, padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan.
Tak berselang lama sampai akhirnya Sunghoon membuka mata dan bangun dari kasur, namun nyawa lelaki itu sepertinya masih ada di alam mimpi, dia terus termenung memandang Jake dalam-dalam. Hingga senyuman lebar muncul sesaat kemudian dan jelaslah hal itu cukup membuat Jake ketakutan.
"Semalam mimpiku sangat indah," kata Sunghoon.
"Oh ya? Apa itu?" tanya Jake penasaran.
"Aku bermimpi menikah denganmu, punya dua anak kembar dan hidup serba mewah."
Jake terdiam setelah mendengar itu, tiba-tiba saja hatinya gelisah. Sungguh, Jake berharap dia dihidupkan menjadi manusia tanpa perasaan, namun harapan itu nyatanya tak berfungsi.
Dia tersenyum tipis dan beranjak bangun, "Kita akan seperti itu, tapi nanti. Sekarang saatnya kau melanjutkan lukisanmu yang belum selesai. Oh, aku hampir lupa!"
Jake kembali mencondongkan tubuhnya, menempelkan kedua belah bibir mereka dengan mulus sehingga Sunghoon dibuat terlena. Si tampan lekas menarik tengkuk Jake guna perdalam ciuman, pelan namun pasti yang lebih kecil pun duduk menyamping di atas paha Sunghoon.
Suara kecipak hasil pagutan mereka terdengar nyaring, saling mendominasi satu sama lain. Sunghoon suka dengan sensasi manis dan dingin yang timbul dari bibir Jake, bagaikan eskrim vanila kesukaannya dahulu.
"Mmhh... sudah cukup?" lontar Jake setelah taut ciuman mereka terlepas.
Sunghoon terkekeh malu dan mengangguk, kemudian beranjak dari kasur bersama dengan Jake di pelukannya. Semangatnya sudah terisi lagi, kini Sunghoon siap menyelesaikan lukisan yang ia buat pada kanvas besar di tengah rumah.
Dia mencari-cari cat warna jingga di sekitar meja, namun berubah panik karena hanya dapat menemukan kemasan kosongnya.
"Jake, kita kehabisan warna oranye! Bagaimana ini? Padahal kita masih butuh warna itu."
"Oranye? Aduh, kau ini bodoh atau apa sih? Campurkan saja warna kuning dan merah. Biar aku yang mencari warnanya, kau teruskan yang lain saja." Jake melangkah ke samping Sunghoon selagi terus bersungut, "Aneh sekali, kukira manusia tahu caranya bermain dengan warna."
"Sebenarnya itu pelajaran di sekolah dasar, tapi aku lupa," sahut Sunghoon kemudian.
"Itulah sebabnya kenapa manusia harus makan ikan dan sayur, agar jadi lebih pintar dan tidak pelupa sepertimu. Lihat, warnanya sudah jadi!" Jake menunjukkan palet yang telah berisi warna oranye kepada Sunghoon.
Namun setan jahil seolah menyuruh Jake untuk bermain dengan warna-warna itu, dia terkikik geli dan lantas mencoreng pipi Sunghoon dengan cat hitam yang cukup banyak.
"Eh? Kau mengotori wajahku?" Sunghoon melayangkan tatapan tajam pada Jake yang sama-sama terdiam setelah berbuat nakal.
Jake mengulum bibir dan berucap dengan lembut, "Maaf."
Tentu saja Sunghoon tak tinggal diam, dia balas mencoretkan cat pada kening Jake dua kali lipat lebih banyak. Seketika Jake terperangah dan langsung berlari menjauhi Sunghoon yang sudah memasang senyum lebar.
"AAAAA! AKU MINTA MAAF SUNGHOON AKU TIDAK SENGAJA! JANGAN KEJAR AKU!"
Teriakan lantang sekaligus panik itu menggema di sekeliling rumah, beriringan dengan gelak tawa terbahak dari Sunghoon yang terus mengejar Jake sampai seluruh ruangan pun mereka sambangi. Berlari kesana kemari dengan si manis tentu sangat menggembirakan bagi Sunghoon, sudah sangat lama sejak terakhir kali dirinya tertawa bahagia.
Nyaris satu hari penuh selagi menyelesaikan lukisannya, Sunghoon terus berbuat jahil kepada Jake hanya agar lelaki itu mencomel dengan gemas. Anehnya Jake tidak pernah marah, hanya dongkol sesaat dan kembali tersenyum manis setelahnya. Sunghoon 'kan jadi ketagihan!
"Lihat ini, gambarnya hampir selesai!" Sunghoon berdiri dan memperhatikan kanvas yang telah dipenuhi warna.
Sunghoon benar-benar menghabiskan seluruh cat akrilik yang ia beli, hasilnya adalah potret indah dari sosok cantik yang sedang memegang setangkai bunga mawar. Jake tersenyum senang, gambaran wajah dan bentuk tubuh nyaris sempurna seperti aslinya, sesuai dengan yang ia harapkan sejak awal.
"Apalagi yang kurang?" tanya Sunghoon.
Jake lekas menunjuk mulutnya sendiri, "Bibir, buat bibirku menjadi lebih merah dan cantik."
"Tapi kita kehabisan cat merah, semua warnanya sudah habis." Sunghoon terus memandang Jake dengan sedih, sedangkan lelaki di sampingnya itu malah tercengir.
"Aku tidak bilang kalau itu harus diwarnai dengan cat, bukankah darah manusia berwarna merah?"
Sontak saja Sunghoon terkesiap, dia mendelik tajam pada Jake yang kini berjalan ke arah dapur di seberang sana. Sunghoon semakin dibuat ketakutan karena Jake dengan entengnya mengangkat sebuah pisau.
"Kau akan membunuhku?" tanya Sunghoon takut-takut, dia mundur dan hindari Jake yang kembali mendekati kanvasnya.
"Bodoh, sudah kubilang aku tidak membunuh manusia," cecar Jake. "Kemari, perhatikan ini!" titahnya.
"Apa? JAKE! JANGAN!"
Kedua mata Sunghoon terbelalak lebar saat Jake dengan sengaja melukai telunjuknya, cukup besar hingga darah merah menetes ke atas palet dan lantai. Ajaibnya Jake sama sekali tidak nampak kesakitan.
Di sana Sunghoon terpaku, harum bunga mawar yang sangat pekat langsung menyeruak ke dalam penciumannya, sampai rasa pening tiba-tiba hinggap di kepala.
"Jake...."
Si manis abai dengan Sunghoon, dia segera mencoretkan jari telunjuknya pada lukisan itu. Hanya di bagian bibir, seolah sedang memoleskan lipstik guna membuatnya lebih merah dan indah. Lagi-lagi senyuman Jake tersungging lebar.
"Sudah selesai! Lihatlah lukisan ini, kau membuatnya dalam waktu singkat tapi hasilnya sangat cantik! Sudah kubilang bahwa kau memang punya jiwa seni. Kerja bagus, Sunghoon!" puji Jake.
Dia menoleh ke arah Sunghoon yang masih termenung di tempatnya, kemudian bertanya, "Kau suka bunga mawar, kan? Biar ku buatkan satu."
Jake beralih meneteskan sisa darahnya pada gelas berisi air di atas meja. Setitik darah itu mulai bertunas ketika menyentuh air, tumbuh dalam hitungan detik menjadi setangkai bunga mawar yang sangat segar. Selagi tersenyum manis, Jake memberikan bunga itu kepada Sunghoon.
"Hadiah untukmu, tampan."
_____

KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE [SungJake]
Fanfiction[REPUBLISH] Hanya tentang Sunghoon yang menemukan kebahagiaan dari sebuah mahakarya, begitu indah dan membuatnya jatuh cinta, hingga sulit untuk percaya bahwa dialah penciptanya. ☆ SUNGHOON X JAKE ☆ Low Fantasy - Romance - Fluff! ☆ Drabble/Short A...