Part 17

409 43 25
                                    

Mata Su Yeon terbuka pelan, dia melihat langit langit kamar yang sudah pasti bukan kamarnya, dia melirik ke kiri dan ke kanan tidak ada orang, tangannya meraba perutnya yang sudah datar, sungguh terkejut melihat bayinya hilang

"Bayiku !? kemana bayiku ?!" Su Yeon semakin panik

KLEK

Pintu kamar itu terbuka

"Su Yeon-a kamu sudah sadar nak?"

"Eomma, bayiku, bayiku dimana?!"

"Tenanglah, bayimu lahir dengan selamat"

"Benarkah? bisakah aku melihatnya?" Su Yeon mulai tenang

"Nanti perawat akan membawanya kesini, kita tunggu disini saja ya"

"Tapi eomma kenapa aku bisa dirumah sakit?"

"Eomma berencana mengajakmu makan malam , sampai di penthouse eomma menemukanmu pingsan dilantai, eomma membawamu kemari dan dokter langsung melakukan operasi"

Su Yeon sungguh berterima kasih karena mertuanya datang tepat waktu, jika tidak mungkin dia dan anaknya sudah tidak ada didunia lagi

Seorang perawat mendorong box bayi masuk kedalam, mata Su Yeon berair melihat putrinya pertama kali, bayi lucu itu segera digendongnya dengan erat

"Hai sayang, selamat datang, terima kasih sudah berjuang bersama"

"Aduh lucunya cucuku, dia sungguh mirip Dan Min kecil"

Mendengar nama itu membuat Su Yeon tersadar bahwa sampai dikondisi dia seperti ini sosok pria itu tidak muncul menemaninya

======

Mobil itu melaju cepat, sampai dirumah sakit entah kenapa kakinya terus melangkah dengan terburu buru, dia tidak tahu ada apa dengan pikirannya, tapi dia hanya ingin cepat menemukan kamar Su Yeon

"Eomma"

"Pelankan suaramu ! Su Yeon baru tertidur!"

Dan Min berjalan mendekati ranjang, dia melihat wajah pucat itu terbaring lemah, disampingnya ada box bayi , dia melihat bayi itu lama lama, seakan tahu ayahnya sedang mengamatinya dia kemudian membuka matanya, mata yang sipit sangat mirip dengan Dan Min berbeda dengan Ha Yeon yang memiliki mata bulat besar. Bayi itu tersenyum menyapa ayahnya, hatinya terasa hangat melihat senyuman kecil itu, tangannya ingin mengelus kepalanya namun diurungkan, setelah itu dia berjalan menemui ibunya diluar ruangan

"Sungguh bagus dirimu Joo Dan Min, kamu meninggalkan istrimu yang sudah hamil tua mendekati tanggal persalinan sendiri dirumah, jika eomma tidak datang , kamu akan kehilangan dua nyawa sekaligus !"

"Buktinya sekarang mereka masih hidup !"

PLAK tamparan keras untuk Dan Min

"Eomma !"

"Eomma sungguh malu memiliki putra sepertimu ! entah apa yang ada diotakmu! Dan Min-a cobalah untuk renungkan semua perbuatanmu selama ini, rasakan dengan hatimu, apakah kamu tidak keterlaluan? dia itu wanita, dia itu istrimu ! dia bahkan melahirkan putri yang sehat untukmu ! apakah kamu seharusnya berterima kasih padanya?"

Ibunya kembali kekamar , Dan Min termenung diluar

======

Dokter sudah memperbolehkan Su Yeon pulang hari ini, dikamar ibunya sibuk mengemas barang Su Yeon dan cucunya

Su Yeon terlihat sedang menimang putri kecilnya itu, matanya kini tertuju pada pria yang baru saja masuk ke kamar, wajahnya datar, tidak ada raut bahagia disana

"Eomma aku bawakan barangnya, aku sudah menyelesaikan administrasinya, aku tunggu dimobil"

Melihat punggung itu hilang Su Yeon menatap putrinya, Dan Min bahkan tidak bertanya tentang anaknya sendiri, air matanya kembali mengalir pagi ini, merasa sangat kasihan pada anaknya yang baru berusia beberapa hari

"Su Yeon-a, kamu tinggal bersama eomma saja bagaimana?"

"Tidak usah eomma, aku tidak ingin membuat eomma dan Dan Min bertengkar karena masalah ini"

"Baiklah nak, tapi berjanjilah jika ada apa apa kamu harus segera menelpon eomma"

Dan Min mengantar ibunya pulang dulu baru menuju penthouse, dimobil Su Yeon hanya menatap bayinya yang terlelap , Dan Min curi curi pandang dari kaca melihat putri mungilnya sedang tertidur membuatnya tersenyum kecil

Sekarang suasana di penthouse semakin ramai, mulai dari suara teriakan Ha Yeon dan sekarang ditambah suara tangisan bayi

Setiap pagi Su Yeon akan membawa putrinya kedapur untuk menemaninya memasak, semenjak melahirkan Su Yeon sudah tidak mengantar jemput Ha Yeon, kerjaannya lebih ringan sekarang.

Siang ini Dan Min tidak kembali kekantor setelah menjemput Ha Yeon

"Buatkan aku jus apel !" perintahnya pada Su Yeon

Segelas jus itu pun tersaji dimeja

Su Yeon yang menggendong putrinya itu memberanikan diri berbicara pada Dan Min

"Sajangnim, sudah 3 minggu anak ini lahir tapi dia belum memiliki nama, apakah kamu tidak mau memberinya nama?"

"Terserah padamu ingin memberinya nama apa tapi jangan gunakan margaku !"

Su Yeon membeku ditempat, bagaimana bisa putrinya menggunakan marganya? orang orang akan berpikir jika anaknya tidak memilik ayah

"Maksudnya dia menggunakan margaku?"

"Sudah ku bilang terserah ! aku tidak peduli !"

Su Yeon kembali kekamar, meletakkan bayinya dikasur, dia bingung karena dia belum memiliki nama, ditambah anak itu harus menggunakan marganya membuat hati Su Yeon seakan dicambuk

Setelah mencari beberapa referensi Su Yeon memutuskan menamai putrinya Eun Kyung yang berarti permata yang anggun, dia adalah permata yang tak ternilai bagi Su Yeon

"Shim Eun Kyung, mulai sekarang eomma akan memanggilmu Eun Kyung, bagaimana ? kamu suka?" Bayi itu tersenyum pada ibunya

"Uri Kyung-ie sungguh cantik" Su Yeon mencium gemas pipi putrinya

========

Malam ini Eun Kyung menangis terus, Su Yeon sudah berusaha menenangkannya, tapi bayi kecil itu kian keras menangis,

Pintu kamar terbuka kasar

"Yak Shim Su Yeon ! tidak bisakah kamu membuat anakmu diam? dia sudah menangis berjam jam, kepalaku sakit mendengarnya terus!"

"Aku juga sudah berusaha, aku juga tidak mengerti kenapa dengan dia"

"Aku tidak mau tahu, aku tidak mau lagi mendengar suara tangisnya ! jika kamu tidak bisa mengurusnya buang saja di ke panti asuhan!" Dan Min keluar dengan membanting pintu

Setelah ayahnya berkata seperti itu Eun Kyung langsung diam, entah karena kaget atau mengerti perkataan ayahnya, Su Yeon menggendongnya sembari menangis, bagaimana bisa seorang ayah tega berkata seperti itu. Semua harapan Su Yeon pupus sudah, dia mengira ketika anak ini lahir Dan Min bisa menerimanya, tapi dia salah besar, sikap Dan Min sama kasarnya dengan bayi kecil itu.

Didalam kamar Dan Min duduk termenung sejenak, memikirkan kembali perkataannya tadi, apakah dia sungguh keterlaluan berkata seperti itu? dia tidak berniat berkata seperti itu, tapi itu semua otomatis keluar dari mulutnya dan sekarang sudah tidak terdengar tangisan bayi lagi, tidak mau dihantui rasa bersalah dia malah menarik selimut dan menutup mata.

=========TBC========

Aku up-nya kalau ga sore berarti malaman ya, kadang sore ga sempet :)

Thank you all :)

Sorry, but I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang