Part 19 (Selesai)

479 37 19
                                    

Sore ini Ha Yeon sedang menggambar diruang tengah , dia mengeluarkan crayon pemberian ayahnya yang bisa dibilang cukup mahal.

Dia memulai menggambar sesuatu diatas kertas putih itu , ketika asik menggambar dia tidak sengaja menjatuhkan salah satu crayonnya sehingga patah, takut ayahnya akan marah dia cepat cepat kembali ke kamar mengambil lakban untuk menyatukannya kembali.

Dibalik ruang tengah itu ternyata Eun Kyung asik memerhatikan kakak tirinya itu, ketika Ha Yeon menuju kamar dia mendekati meja itu, dilantai dilihatnya crayon yang sudah terbelah menjadi dua itu, dengan polos dia mengambilnya, belum sempat ditaroh dimeja

"Eun Kyung !!! Apa yang kamu lakukan ?? Kamu mematahkannya ?" Suara tinggi Dan Min mengelegar

Belum sempat berbicara, tangan besar Dan Min melayang mendarat ditangan kecil itu

PLAK

Seketika Eun Kyung langsung menangis keras , Su Yeon yang ada di kamar berlari keluar, dia melihat putrinya sedang memegang lengan kanannya yang sudah memerah

"Apa yang kamu lakukan ?!" Teriak Su Yeon tidak kalah keras

"Anakmu ini mematahkan crayon anakku !"

"Jika memang benar dia yang mematahkannya apakah harus sampai kamu pukul ?!"

"Shim Su Yeon ! Sudah berani melawan rupanya ! Apa karena nenekmu sudah meninggal jadi tidak ada yang kamu takutkan lagi sekarang hah!!?"

Su Yeon tidak menjawab, matanya memerah, dia menatap tajam Dan Min

"Kamu harusnya berterima kasih karena meski nenekmu sudah meninggal aku masih mau menampungmu dan anakmu !" Dan Min pergi begitu saja ke kamarnya

Ha Yeon yang mengintip dari kamar tersenyum puas, setidaknya dia tidak akan dimarahi ayahnya

Su Yeon menggendong Eun Kyung ke kamar, dilihat tangan kecil itu sudah memerah dan sedikit bengkak

"Sayang, apakah masih perih ? Eomma kompres ya"

"Eomma, aku tidak mematahkannya, aku hanya ingin menaruhnya kembali ke meja, crayonnya memang sudah patah "

Hati Su Yeon lebih perih mendengar perkataan anaknya. Kesabarannya sudah habis. Dia tidak bisa bertahan lagi. Dia mulai mengemasi semua barangnya. Kali ini dia akan benar benar pergi dari neraka jahanam ini.

Dan Min berdiri di kaca shower boxnya, dia melihat tangannya masih merah akibat memukul Eun Kyung tadi, jika tangannya saja perih bagaimana dengan tangan mungil itu?

"Aku sungguh tidak ingin memukulnya tapi emosiku sungguh sulit aku redam"

Bukan karena apa, dikantor banyak sekali masalah, client yang membatalkan kontrak kerja, situs proyek yang sedang ada masalah, dan lain sebagainya, tapi ini sungguh salah, bagaimana bisa dia melampiaskan emosinya pada anak umur 3 tahun ?

Merasa sungguh bersalah, dia menuju kamar Su Yeon , diketuknya berkali kali tapi tidak ada jawaban, dia buka pintu itu, kosong semua kosong. Lemari juga kosong, boneka Eun Kyung juga tidak ada. Dia bingung kemana mereka, dikasur terdapat sebuah surat

"Mulai hari ini aku dan anakku akan menghilang dari kehidupanmu, mari kita akhiri takdir buruk kita, aku berterima kasih padamu, dan aku juga meminta maaf jika aku telah membuatmu begitu membenciku"

Dia terdiam, hatinya nyeri, tapi dia berusaha seperti tidak ada yang terjadi dia berusaha menutupi itu semua, dia berlagak seperti dia senang 2 orang itu benar benar pergi dari hidupnya

Sudah seminggu Su Yeon dan Eun Kyung tidak dipenthouse. Rasanya sepi sekali. Setiap pulang kerja Dan Min merasa hampa menginjakkan kaki dirumah besarnya ini. Begitu juga hari ini, dia melihat tidak ada lagi sosok wanita yang sibuk didapur dan anak kecil yang sering mengekori ibunya kemana saja.

Sorry, but I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang