CHAPTER 5 - MEET

2.2K 325 40
                                    

Ren mengepal kedua tangannya, usai ia menyaksikan hal di dalam ruangan tersebut-- tentang bagaimana Miu bersikap pada Kana.

Tunggu! Ren?

Ya, beberapa waktu lalu-- Ren menghentikan langkahnya, saat ia hendak masuk kedalam kelas. Di mana Ren segera bersembunyi di balik dinding, saat ia melihat Miu menarik Kana untuk pergi meninggalkan kelas.

Ren mengikuti kemana Miu membawa teman barunya itu, hingga setelahnya-- langkah Ren terpaksa terhenti di balik pintu ruang klub tersebut.

Di sana, Ren mendengarkan semuanya, hingga tak lama setelahnya-- ia mendapati Kana berlari keluar ruang klub musik tersebut sambil menangis.

Tanpa membuang waktu, seperdetik itu-- Ren segera mengejar Kana, memastikan kondisi teman manisnya itu.

Di mana, beberapa detik setelahnya-- Ren bahkan tidak menyadari, jika Miu juga turut meninggalkan ruangan klub.

Namun, alih-alih mengejar Kana, langkah Miu justru seperti tertahan-- saat ia menyaksikan bagaimana Ren telah lebih dulu, berlari mengejar anak manis itu.

.
.
.

Kana terus terisak, berlari menuju taman belakang sekolah.

"Kana." Ren meraih tangan Kana, menariknya perlahan-- yang lalu memutar tubuh itu untuk menghadapnya.

Oh Tuhan, Ren melihat dengan sangat jelas, bagaimana wajah kesedihan Kana dengan air mata yang terus mengalir.

Tanpa bertanya lagi, Ren segera menarik Kana, membawanya untuk masuk ke dalam pelukan.

"Hei, tenang naa." Lembutnya, seraya mengusap punggung si manis-- guna menenangkan tangisannya.

Mengangkat sedikit wajahnya, Kana ingin mengetahui-- siapa orang yang tiba-tiba menarik dan memeluknya seperti ini.

"Hikss! Ren... Huaa..." Tangisannya semakin menjadi. Kana yang kacau, bahkan membalas pelukan Ren dengan sangat erat.

"Tenanglah kawan."

"Ren... Hikss! Dia sudah berkencan dengan Marie..." Kana masih terisak, seraya membenamkan wajah sedihnya di dada Ren.

"Miu membenciku Ren... Hikss! Miu memarahiku... Miu mencintai Marie... Hikss! Dia bahkan marah padaku Ren. Huaa... Miu marah karena aku mengikutinya... Hikss! Apa yamg harus aku lakukan Ren... Huaa..." Adunya. Persis seperti anak kecil, yang tengah sesenggukan dan mengadu pada orang tuanya.

Ren mengeratkan pelukannya, tak ingin Kana semakin terisak. Ia bahkan membiarkan anak itu meluapkan kesedihan, bahkan sampai membasahi seragamnya dengan air mata.

.
.
.

Hampir 15 menit Kana menangis di dalam pelukan Ren, hingga dengan perlahan-- Kana akhirnya menghentikan tangisannya, saat mendengar Ren yang kini menyanyikan sebuah lagu, dengan bait lelucon untuk menghiburnya.

Sejenak, Kana menghapus kasar air mata di pipinya-- menatap Ren yang tidak berhenti bernyanyi untuk menghiburnya.

"Ren." Ucapnya, dengan suara sesenggukan.

Namun Ren tidak menghentikan nyanyiannya.
Ya, Ren masih terus berusaha, agar bisa menghibur teman nanisnya itu.

"Ai Ren." Kana memukul pelan dada Ren, hingga remaja di depannya tertawa pelan-- yang lalu menghentikan lantunannya.

"Jangan menangis lagi naa..." Lembutnya, seraya mengacak surai hitam Kana. "Tersenyumlah." Bujuk Ren kembali, menghibur Kana yang masih terlihat sesenggukan seperti anak kecil.

What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang