Marie mengulas senyuman penuh arti, seraya menatap punggung Kana yang tengah melangkah di depannya.
Ya, Marie memiliki rencana di kepalanya.
"Woah!!! Indah sekali." Ucap tiga murid lainnya dengan berbinar.
Kana? Anak manis itu segera mengangkat kamera yang mengalung di lehernya, membidik beberapa gambar yang baginya cukup menarik.
Menoleh ke sisi lain, Marie tersenyum dengan niat gilanya. "Kana."
"Hm?"
"Bisakah kamu membantuku mengambil gambar?"
Tiga lainnya saling menatap, Marie terlihat mencurigakan. "Aku bisa membantumu." Ucap satu di antaranya.
"Tidak perlu! Aku pikir Kana lebih ahli untuk membidik foto, lebih baik kalian pergi kemanapun yang kalian mau. Bukankah kalian ingin menelusuri tempat hebat ini?"
Ketiganya saling menatap, namun satu lainnya memasang wajah datar-- dia adalah murid bernama Jayler.
"Kalian berdua pergilah, tapi jangan terlalu jauh. Kita akan berkumpul di sini setelah selesai, agar bisa kembali ke penginapan bersama."
Marie mengeraskan kedua rahang, dengan senyuman mencoba tetap tenang, "Jayler-"
Murid bernama Jayler itu seakan tidak peduli, yang lalu mengambil ponsel Marie begitu saja.
"Berpose lah, di mana kau ingin aku mengambil gambar?" Datarnya, menatap Marie.
Di sisi lain, Kana hanya terdiam-- melihat Marie dan Jayler, dengan kamera di tangannya.
"Di sana." Sinisnya, mengarah pada sebuah jembatan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak banyak bicara, Jalyer melangkah menuju tempat itu, di ikuti Marie yang mendengus kesal di belakang.
Kana menaikan kedua bahunya singkat, sedikit menggeleng, hingga kemudian kembali mengambil beberapa gambar di tempat tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
