CHAPTER 12 - MARIE

1.7K 257 28
                                    

Jangan lupa vote dan comment nya sayang ❤️

.
.
.


"Kana."

"Ren?" Gumamnya, yang lalu memalingkan wajahnya-- kembali menunduk, seraya memainkan jari telunjuknya pada lantai atap tersebut.

"Kana, apa yang kamu lakukan di sini?" Cemasnya, Ren mendudukan tubuh di sisi si manis. "Kana."

Tak ada jawaban, Ren bisa melihat jelas betapa murungnya Kana. Di mana senyuman manis yang ia sukai itu?

Mengusap pundak Kana, "Apa karena kejadian tadi siang?" Ren mengarah murid asing yang mengecup si manis tadi.

Lagi, untuk kesekian kalinya-- Kana tidak menjawab.

Menghela nafas panjang, Ren mengubah caranya. Sepertinya menggoda dan menjahili Kana akan berhasil menarik perhatian si manis.

Ren memulainya, memainkan jemari pada bando telinga kucing yang masih Kana gunakan.

Namun sayang, kejahilannya tidak membuahkan hasil. Kana masih saja terdiam, bahkan tidak terlihat jengkel seperti yang ia harapkan seperti biasa.

"Kana, bicaralah padaku." Ren membujuk, namun Kana masih terdiam dengan posisi yang sama-- duduk menekuk lutut sambil mencoret lantai dengan jari telunjuknya.

"Kana... Ayolah, aku kawanmu-- beritahu aku apa yang mengganggumu?"

Hening, membuat Ren menghela nafas panjang-- menggeleng pelan, menatap jemari indah itu mulai terlihat kotor karena debu.

"Kana." Meraih jari Kana untuk ia  genggam.

Kana masih bungkam, namun kali ini ia hanya menatap Ren singkat dengan wajah murungnya. Bahkan tak ada perlawanan, hingga Ren kembali mencoba menjahilinya.

Ren menggigit jari telunjuk itu, dan tetap saja tidak ada respon dari Kana.

"Kana..."

"Ai hiia Ren!" Kali ini Kana buka suara, saat Ren mencubit gemas kedua pipinya.

"Bicara padaku, Kana..." Menangkup kedua pipi Kana dengan kedua telapak tangannya.

Kana mengelak hingga Ren melepaskannya, "Jangan menggangguku!"

"Kana."

"Tinggalkan aku sendiri."

Ren menggeleng, berusaha menjahili Kana lagi. Ia hanya ingin menghibur.

"Ai Ren! Kau sangat mengganggu!" Decaknya, Kana segera berdiri-- hendak bergegas pergi meninggalkan Ren.

Sedangkan Ren?
Ia tidak tinggal diam, detik setelahnya ia justru membuntuti Kana dari belakang, dan menarik tangan anak itu.

"Hei Ren."

"Ikut denganku." Menggandeng Kana.

"Ren, apa yang kau lakukan?"

"Tunggu sebentar, jangan turun dulu, apa kau ingin melewatkan acara kembang apinya?"

"Kembang api?"

Ren menaik turunkan satu alisnya, jika Kana belum mau menjawab apa pertanyaannya tadi-- setidaknya membuat Kana tersenyum juga hal penting bagi Ren.

"Hei Ren, kau di sini anak baru-- selama dua tahun aku di sini, belum pernah ada acara kembang api setelah acara festival sekolah."

"Siapa bilang? Diam dan tunggu sebentar." Ren menatap arloji di tangannya. "Apa kau siap?"

"Ren, berhenti bermain-- suasana hatiku sedang tidak baik." Kana memutar tubuhnya, hendak kembali melangkah pergi-- di mana Ren menariknya kembali.

"Tunggu sebentar dan lihatlah."

What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang