CHAPTER 33 - JANE

990 159 40
                                    

Pukul 10 malam...

Guru Pom bersama guru lain dan beberapa murid laki-laki, masih setia menelusuri area hutan.

Namun sayang, usaha yang mereka lakukan sejak petang, rupanya tidak membuahkan hasil.

Helaan nafas lelah bercampur kecewa dan rasa cemas, berhembus di antara mereka.

Sedangkan Miu?

Murid jenius itu menahan rasa lelahnya, ia bahkan masih terus berjalan untuk menemukan di mana Kana manisnya.

Beberapa lainnya mencoba menghentikan, terlebih para guru sudah memberi perintah.

Bukannya tidak bertanggung jawab, hanya saja ini sudah hampir larut.

Mencari Kana esok pagi, bukanlah ide yang buruk.

"Tidak!"

"Miu." Guru Pom menghela nafasnya panjang, mencoba bersabar menghadapi Miu. "Hei nak, aku tau kamu cemas, begitupun dengan kami. Tapi, ini sudah semakin larut, aku tidak ingin sesuatu yang lebih besar menimpa kalian."

"Aku tidak akan kembali sebelum menemukan Kana!" Tegasnya, menghempas tangan sang guru.

"Miu, aku paham. Tapi di sini aku yang di beri tanggung jawab untuk menjaga kalian."

"Pak Pom, izinkan kami tetap mencari Kana-- dia pasti ketakutan, sendirian di dalam gelap dan bahkan tersesat di tengah hutan seperti ini." Ren membuka suara, membantu Miu.

"Tidak, kalian para murid, kembalilah ke penginapan bersama Pak Luke-- aku dan guru lainnya yang akan mencoba mencari Kana kembali, na." Ucapnya, menatap Miu memohon agar anak itu mengerti. "Bapak janji, bapak dan guru lainnya akan berusaha mencari Kana sampai ketemu."

"Bisakah kami tetap ikut?" Gun menghapus air mata di pipinya.

Ya, sejak tadi Gun menangis karena mencemaskan sahabat manisnya.

"Tidak Gun, kalian semua kembalilah ke penginapan-- kalian bahkan melewatkan makan malam. Kembalilah, makan lalu beristirahat. Kami para guru yang akan bertanggung jawab mencari Kana."

Menghela nafas panjang, Ren akhirnya mengangguk, menepuk pundak Miu-- menuntunnya untuk mematuhi perintah Guru Pom.

Tak ada lagi perdebatan, Guru Luke dan beberapa murid laki-laki yang ikut penelusuran, kini bergegas kembali ke penginapan.

.
.
.

Senyuman cerah Marie tebarkan, saat ia menatap dirinya di depan cermin. Memainkan ujung surai panjangnya, Marie sedikit tertawa, mengingat bagaimana ia membuat Kana tersesat.

Menyenangkan!
Batinnya.

Marie terlalu cemburu pada remaja manis bernama Kana itu.

Cemburu ?
Ya, Marie cemburu pada remaja yang sudah lama ia suka-- sejak dirinya masuk ke sekolah tersebut.

"Bye! Bye! Kana."

"Bukankah begini lebih baik?"

"Jika aku tidak bisa memilikimu, maka Miu dan lainnya juga tidak bisa. Semua itu salahmu, karena kamu tidak pernah sedikitpun menatapku, gadis cantik dan luar biasa yang sangat mengagumimu."

"Semua hanya tentang Miu, Miu, dan Miu. Tidak ada 'kah sedikitpun aku di dalam kepalamu?"

"Kamu sudah membuatku marah, kamu membuatku cemburu karena Miu dan lainnya selalu peduli denganmu!"

"Harusnya aku yang ada di posisi itu, memanjakanmu dan bahkan kamu juga memanjakanku."

Ekspresi Marie berganti, bukan lagi dengan senyuman cerah, melainkan tatapan penuh amarahnya.

What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang