CHAPTER 20 - KISS ME

1.7K 247 58
                                    

Sebuah senyuman terukir indah di bibir tipis Miu, bibir yang sebelumnya tidak sepucat seperti saat ini.

Pria menawan pemilik senyuman itu berusaha mendudukan tubuh lemahnya, seraya menatap remaja manis seusianya-- yang kini melangkah ragu-ragu menghampiri.

Di atas ranjang pasien, jemari dari tangan yang biasanya ahli memainkan bola basket, memutar pena, dan melakukan hal luar biasa lainnya kini hanya di temani oleh sebuah jarum infus pada pergelangannya. Di mana satu tangan lainnya, bahkan tak dapat bergerak leluasa seperti seharusnya, karena perban itu melingkar di sana.

Dahi yang selalu ia kerutkan setiap kali terlihat serius di dalam kelas, juga tak luput dari balutan perban putih dengan luka di dalamnya.

"Kami keluar sebentar." Mild menepuk pundak si manis-- bersama Gun dan Ren, meninggalkan Miu dan Kana di ruangan tersebut bersama May.

Seperdetik setelahnya, Kana menundukan wajah manisnya, seraya melanjutkan langkah menuju pasien dengan rupa menawan yang tetap melemparkan senyum ke arahnya.

Di waktu bersamaan, May mengulas senyumannya-- mengusap punggung Kana, yang lalu mendekatkan sedikit wajahnya untuk bebisik.

"Lakukan tanggung jawabmu, perlakukan putraku dengan baik-- karena itu hukuman dariku." Ucapnya, sedikit tegas namun penuh arti dan Kana memahaminya.

"Kana." Suara serak itu memanggilnya. "Apa kamu baik-baik saja?"

Bagaimana bisa? Dia masih sempat mengkhawatirkanku? Setelah dia bahkan hampir kehilangan nyawanya karena kebodohanku!
Batinnya, Kana tak habis pikir dengan jalan pikiran Miu-- terlalu baik atau mungkin terlalu naif.

"Putraku bertanya." Ucap May, memecah lamunan Kana-- dia bahkan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Um!" Kana mengangguk canggung, jujur ia sangat merasa bersalah atas apa yang menimpa Miu.

"Syukurlah." Miu tersenyum lega, menatap Kana dengan hangat.

May sedikit berdehem, "Kana, bibi akan kembali. Selesaikan tanggung jawabmu pada putraku."

Kana mengangguk polos.

"Mamah keluar sebentar sayang." May mengecup singkat kening putra kesayangannya, melirik Kana yang kini kembali menundukan wajah manisnya. "Beri dia hukuman sayang, hingga dia tidak bisa lepas darimu." Bisiknya, seraya mengedipkan satu matanya dengan singkat.

"Mamah." Miu menggeleng pelan, ia tau apa yang telah mamahnya lakukan lebih dulu.

Miu menghela nafas panjang, menatap sang mamah yang kini pergi dari kamarnya.

"Miu/Kana."

Keduanya memanggil dalam waktu bersamaan.

"Kau duluan." kana dengan kecanggungannya.

Namun, Miu menggeleng bersama senyuman-- menahan gemas, melihat bagaimana ekspresi wajah canggung remaja manis di hadapannya.

"Duduklah." Miu menepuk ruang di ranjangnya berada. "Apa yang ingin kamu katakan padaku?" Ucapnya kembali, tanpa mengalihkan pandangannya pada makhluk indah di sisinya.

"Aku... Aku minta maaf."

"Hm?"

"Aku minta maaf-- karena aku, kau jadi seperti ini."  Sesalnya, menatap Miu dengan rasa bersalahnya.

"Minta maaf?"

Kana mengangguk lemah. "Maafkan aku."

Miu mengulas senyuman-- penuh arti.

"Apa kamu sadar tentang kesalahan besar yang sudah kamu lakukan?" Ucapnya kembali, bukan tentang apa yang membuatnya lumpuh seperti saat ini-- melainkan Miu tak ingin, jika Kana melakukan hal bodoh seperti saat itu.

What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang