Jangan lupa VOTE & COMMENT sayang ❤️
.
.
."Kana sudah menjadi kekasihku, aku punya hak melarang orang sepertimu menarik tangannya seperti ini!"
"Omong kosong!" Miu yang tak percaya.
Di waktu bersamaan, Marie menghampiri-- memanggil Miu yang lalu menatap lainnya.
"Auw ada apa ini?"
"Ren bilang Kana adalah kekasihnya." Jelas Mild.
"Sungguh? Hei Ren, apa kau menipu kami?"
"Menurutmu?"
"Kau sangat lucu Ren, jika memang benar. Tunjukan pada kami, agar kami percaya omong kosongmu." Marie menantang, bersama senyuman penuh arti.
"Kau tidak percaya? Apa aku harus menciumnya di hadapan kalian agar kalian percaya?"
"Kau pikir Kana akan menerima ciuman itu?" Ucap Miu kembali, dengan mata yang masih menatap Ren dengan tajam.
Ren tersenyum miring dan menarik tubuh Kana menghadapnya-- mendekatkan bibirnya pada ranum si manis setelahnya.
"Aku akan membuktikannya pada kalian." Ucap Ren, yang lalu membuka sedikit mulutnya-- bersiap melahap ranum indah di hadapannya.
.
.
.BRUGHH!!!
Kana terjatuh dari atas ranjangnya, ini sudah ke sekian kali-- bermimpi hingga membuatnya terjatuh."Hooih!" Keluhnya, seraya mengusap pinggangnya-- yang terbentur lantai, seraya mencoba membuka kedua mata sembabnya. "Apa lagi sekarang!" Keluhnya, yang kini menggosok kepalanya yang ikut terasa sakit akibat terbentur.
Perlahan, Kana bangkit untuk kembali naik ke atas ranjangnya. Di mana jam di dinding sudah menunjukan pukul 3 pagi.
Menghela nafas kasar, melempar tubuhnya berbaring di atas ranjang-- lagi-lagi mimpinya seakan seperti nyata.
Sedikit lega karena itu hanya mimpi, tidak bisa ia bayangkan jika Ren adalah kekasihnya.
Bagi Kana, mimpinya kali ini cukup gila.
Beruntung dirinya sadar sebelum Ren menciumnya di dalam mimpi, jika tidak? Maka Kana tak mungkin lagi memperlihatkan wajahnya di hadapan Ren.
Ahh, jika itu Miu-- mungkin Kana akan bahagia.
Kembali memejamkan kedua mata, berharap kembali terlelap.
Namun, pikirannya kembali mengacau. Kedua matanya bahkan terasa berat, karena sembab yang ada di kelopak matanya.
Bagaimana tidak?
Kana terlalu lama menangis, hingga tanpa sadar memberi sembab di kelopak mata indahnya.Kerinduan pada kedua orang tuanya, memikirkan tentang pria idamannya-- serta kondisi tubuh yang sudah ia ketahui, semakin melengkapi kesedihannya.
.
.
.Pagi ini, Gun dan Mild di penuhi dengan kecemasan. Berkali-kali mereka mencoba menghubungi Kana, yang bahkan sejak kemarin menonaktifkan ponsel. Katakan, sebenarnya mereka ingin mengunjungi Kana kemarin-- namun mereka menghargai keinginan Kana yang menginginkan ruang pribadi.
"Gun, di mana Kana? Sebentar lagi bel masuk berbunyi, aku tidak bisa menghubunginya." Ucap Ren yang baru tiba di kelas.
"Sejak kemarin dia mematikan ponselnya." Mild dengan wajah serius yang masih fokus mengirim pesan pada Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )
Fiksi PenggemarStart : 6 Oktober 2021 Status : Tamat, 23 Januari 2024