Seorang pria muda membelah keramaian di tepi trotoar-- tempat di mana Kana jatuh tak sadarkan diri, bukan sebuah kebetulan.
Pria itu memang sudah mengikuti, ke mana langkah remaja manis itu pergi sejak di bandara tadi.
Tanpa izin, ia menggendong Kana seperti pengantin-- membawanya pergi dari kerumunan begitu saja.
"Hei, apa anda mengenalnya?"
Pria itu menjawab, selain bagaimana ia melanjutkan langkahnya-- menuju mobil miliknya.
.
.
.Tiba di salah satu rumah sakit, pria tersebut membawa Kana masuk ke dalamnya.
"Siapkan ruangan segera!!!" Ucapnya, sedikit berteriak-- jujur ia begitu cemas.
Beberapa staff tenaga medis segera bergegas, melakukan apa yang di katakan pria itu.
Pria yang tak lain adalah salah satu Dokter muda di rumah sakit tersebut.
Dia adalah Arm-- pemuda jenius yang kini berprofesi sebagai dokter ahli jantung, yang juga bertugas di rumah sakit milik kedua orang tua Miu.
Sosoknya yang tegas, namun juga serius-- membuatnya justru lebih menawan. Terlebih parasnya yang begitu mengagumkan, di mata para kaum hawa. Tampan dan sempurna.
Lulus dari salah satu universitas terbaik di luar Negeri-- Arm memilih untuk kembali ke Bangkok untuk melakukan pekerjaan di tanah kelahirannya. Meski di luar sana, ia mendapat begitu banyak tawaran.
.
.
.Suasana tegang beberapa waktu lalu, perlahan berangsur stabil.
Kana kembali bernafas sebagaimana seharusnya-- jika terlambat sedikit saja, nyawa remaja manis itu mungkin dalam bahaya sekarang, bahkan bisa berakibat lebih fatal.
Arm menghela nafasnya, sedikit lega. Hampir saja ia kehilangan nyawa dari pasien manis itu.
Segera menuntaskan tugasnya, memindahkan Kana menuju ruang rawat.
Menatap anak itu dengan dalam, Arm menghela nafasnya panjang. "Kamu membuatku cemas." Gumamnya, seraya mengusap surai hitam si manis.
Luamayan lama, ia hanya terdiam-- menatap Kana. Hingga setelahnya, Arm teringat akan sesuatu.
.
.
."Bibi."
"Arm?"
"Anak itu."
"Bagaimana dengannya?"
"Dia hampir dalam bahaya."
"Ha?!!"
"Aku melakukan tugasku hari ini, mengukutinya seperti yang bibi inginkan. Itu sangat bahaya jika terlambat sedikit saja."
"Ya Tuhan, apa yang terjadi dengannya Arm?"
"Dia jatuh tak sadarkan diri di dekat bandara."
Hening sejenak, hanya terdengar helaan nafas dan gumaman cemas di sebrang sana.
"Bibi tenanglah, dia sudah baik-baik saja. Arm sudah menanganinya."
May menghela nafas sejenak di sebrang sana. "Arm, terima kasih banyak."
"Um, bibi jangan cemas naa."
"Um, sekali lagi terima kasih nak. Bibi akan segera ke sana."
"Tidak perlu bi, aku akan menjaganya."
KAMU SEDANG MEMBACA
What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )
FanficStart : 6 Oktober 2021 Status : Tamat, 23 Januari 2024