FINAL CHAPTER

732 80 21
                                    

Hai sayang ❤️

Khusus chapter ini, aku baru bisa memberikan sekarang-- setelah hampir dua tahun story ini hadir.

Maaf jika terlalu lama, ahh bahkan sepertinya itu memang sangat lama. Hahaha.

Beberapa dari kalian mungkin sudah hampir lupa dengan alur yang ada, itu sebabnya aku menunjukan setiap bagiannya dari awal agar kalian bisa kembali mengikuti kisah dan mengingat setiap bagian dari perjalanan MiuKana di sini.

Maaf sayang, dan terima kasih karena sudah setia menunggu kisah What is Love ku sampai ending.

Jangan lupa untuk memberikan Vote sayang-- serta komentar kalian tentang ending dari story ku yang satu ini.

Aku ingin mengetahui, apa yang kalian rasakan sayang. Oke naa ❤️

🩷 Selamat membaca 🩷

.
.
.

Davi melangkah tergesa-gesa, sedikit berlari menelusuri lorong rumah sakit. Bersama sang suami, ia bahkan tak henti meneteskan air mata.

Hingga tiba di depan ruangan, di mana ada Guru Luke dan Pom berada.

"Di mana anakku?"

David mengusap punggung sang istri, mencoba memberi rasa tenang.

Kedua guru itu menuntun Davi.

.
.
.

"Kana!"

Miu menoleh ke arah pintu-- di mana ada Davi, David dan kedua gurunya di sana.

"Oh Tuhan, bagaimana bisa anakku seperti ini?" Lirihnya, Davi tidak terima-- melihat beberapa luka di tubuh Kana manisnya. "Bagaimana bisa kalian membuat anakku seperti ini?!! Di mana pengawasan kalian?!! Apa yang kalian lakukan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab?!! Hah?!! Lihat anakku sekarang! Lihat!" Tegasnya, Davi tak dapat menahan diri.

"Sayang, tenanglah." David mencoba meredam.

"Bagaimana bisa aku tenang?!! Lihat anak kita! Lihat!"

"Sstt..." David memeluk sang istri, tak ingin Davi membuat keributan di rumah sakit.

"Maafkan kami nyonya." Guru Pom dan Luke sedikit membungkuk.

"Maaf?! Jika sesuatu terjadi pada anakku-- kalian harus bertanggung jawab! Aku akan menuntut kalian semua!!!" Davi dengan binar penuh emosi, seraya meneteskan air mata.

Miu?
Dia turut meredam emosi wanita itu, meski ia sendiri tak dapat berbicara banyak-- kondisi emosinya bahkan belum membaik.

"Mah, tenang sayang, kita di rumah sakit."

"Kana pah." Lirihnya, di dalam pelukan sang suami.

"Kana!" Miu kembali mendekat, pada ranjang di mana Kana berada.

Si manis mengerjapkan kedua matanya.

"Sayang." Davi dengan air mata penuh kecemasan.

Suasana hening beberapa detik-- hingga seperdetik setelahnya, mereka mendapati Kana meneteskan air mata, seraya menatap kedua orang tuanya.

"Kana sayang." Davi tak dapat menahan diri, meraih tubuh lemah itu untuk ia peluk. "Kana..."

Tidak ada lisan yang terucap dari bibir Kana, selain bagaimana ia gemetar menahan suara tangisan.

What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang