Davi tidak berhenti meneteskan air mata, bergegas penuh kecemasan-- mencari ruangan di mana buah hatinya berada.
Benar-benar sesak ia rasakan-- Davi bahkan sempat jatuh pingsan beberapa waktu lalu, saat Ren dengan nekat menghampiri mansionnya.
Penuh emosi, meluapkan semuanya.
Hingga berakhir dengan mengatakan, "Kana dalam kondisi antara hidup dan mati."
Ren memang sulit menyerah, alih-alih memaksa maid memberikan kontak kedua orang tua Kana-- dia justru lebih puas saat melihat kedua orang itu ada di sana.
Ren tak lagi memikirkan janji yang telah ia sepakati dengan Kana, tentang... 'Jangan pernah mengatakan kondisiku pada siapapun di rumahku'.
Kalimat yang Kana ucapkan, yang saat ini tak lagi Ren tepati.
Sudah sangat jelas, Ren terpaksa melakukannya-- ini semua demi kebaikan Kana.
.
.
.May menoleh ke arah pintu, saat Davi masuk tanpa peringatan-- seraya berteriak dalam isak tangis.
"Kana!!!"
David turut meneteskan air mata, mengusap punggung sang istri.
Benar-benar seperti di hantam ribuan pisau, hatinya terasa begitu hancur-- melihat bagaimana kondisi buah hati satu-satunya yang selama bertahun-tahun tidak mereka lihat.
Tubuh mungil itu terpasang beberapa peralatan medis, serta perban di kepala dan beberapa lainnya.
Sosok yang terakhir kali ia lihat sebagai bocah kecil nan manis-- kini terlihat lebih dewasa dan menawan, di bandingkan beberapa tahun lalu yang pernah ia lihat di foto.
Namun sayang, ada lukisan yang menyesakan di sosok itu sekarang, yang tanpa permisi menghiasi rupa manis sang buah hati.
Menyesakan!
.
.
."Anakku-- kumohon lakukan apapun untuknya." Lirih, Davi memohon-- usai May membawanya keluar ruangan beberapa waktu lalu. Membawa Davi menuju ruangannya.
Ya, May mengatakan semua yang menimpa Kana, terutama kondisinya hingga detik ini.
Ada sedikit rasa yang sulit ia jelaskan, saat akhirnya bisa melihat dan bahkan berbicara langsung dengan wanita itu.
Wanita yang selalu Kana sembunyikan, dengan alasan yang sangat menyesakan.
'Aku tidak ingin mengganggu mamah dan papah lagi, aku tidak di inginkan-- aku tidak ingin menyulitkan mereka lagi.'
Barisan kata yang sangat menyesakan-- kalimat yang terakhir kali May dengar beberapa hari lalu, saat Kana belum seperti sekarang.
"Lakukan apapun, kumohon..." Lirihnya, kedua kelopak mata indah milik Davi bahkan sudah hampir membengkak.
"Dokter May, apapun. Kami akan membayarnya, lakukan apapun dan kembalikan anak kami." David turut memohon, sebenarnya ia benar-benar lebih kacau dari Davi.
May menghela nafas panjang, seraya mengepak kedua tangannya.
'Jika saja kalian meluangkan waktu sebentar saja, sekedar mendengarkan keluh kesah anak kalian-- maka semua tidak akan seperti sekarang'
Batinnya, jujur May ingin sekali berteriak pada kedua orang tua Kana. Namun, sepertinya May tidak sekejam itu, terlebih melihat bagaimana kacaunya sepasang suami istri itu di hadapannya saat ini.
"Kami akan melakukan secepatnya, hanya saja-" May menjeda, menatap dua orang itu lebih serius. "Yang kali ini memiliki resiko yang cukup besar."
"Maksud anda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )
FanfictionStart : 6 Oktober 2021 Status : Tamat, 23 Januari 2024