Menghela nafas panjang, Mild menggeleng pelan-- saat ia kembali di buat heran dengan tingkah absurd sahabat manisnya pagi ini.
Bagaimana tidak?
Sejak tadi, Kana hanya terdiam-- dengan tatapan yang begitu terlihat bahagia."Kana, jika kau menghapusnya seperti itu, maka sampai bel masuk berbunyi pun tidak akan selesai." Mild yang tak sabar, merebut penghapus white board di tangan anak manis itu.
Mild terabaikan, di mana Kana masih saja asik menyelami imajinasinya.
"Hei Gun, harusnya tadi malam kita tidak perlu mengirim pesan padanya tentang siapa yang menggendongnya menuju UKS saat dia pingsan kemarin."
"Biarkan saja Mild, berhenti mengganggu kesenangannya. Hatinya sedang berbunga-bunga saat ini." Sahut Gun dengan senyuman lebar.
"Tapi, kali ini dia benar-benar seperti orang hilang akal."
"Mild, jaga bicaramu, mungkin itu juga efek kepalanya yang kemarin terbentur di lapangan saat ia pingsan akibat di hukum Guru Tong." Jawab Gun, seraya merapihkan alat tulis di meja Guru.
"Apa begitu? Tapi-"
"Berhenti merusak suasana hati temanmu-- apa kau lupa beberapa hari yang lalu? Kana murung karena Miu, dan sekarang biarkan dia seperti ini. Lebih baik melihatnya tersenyum meski penyebabnya adalah hal konyol, setidaknya dia tidak murung lagi. Dan kau, sebaiknya cepat selesaikan."
Tunggu!
Apa hanya itu yang membuat Kana bahagia seperti ini? Tentang siapa yang menggendongnya kemarin saat ia jatuh pingsan di lapangan.Tentu tidak, karena faktanya-- ada hal yang jauh lebih dari itu. Hal yang membuat Kana benar-benar bahagia di buatnya.
Ya, usai bel pulang berbunyi kemarin siang--
Miu yang cukup gelisah, segera bergegas menuju UKS lebih dulu, sebelum Ren melakukannya. Di mana Miu, bahkan mendahului sang Guru untuk meninggalkan ruang kelas.Saat itu, Kana di buat terkejut, ketika ia mendapati Miu menghampirinya. Dan mempertanyakan bagaimana kondisinya, itu seperti mimpi bagi Kana.
Namun, Kana yang masih sedikit takut, hanya bisa menganggukan kepalanya.
"Apa kamu sanggup berjalan?" Kalimat yang Kana tangkap setelahnya, dari bibir tipis seorang Miu. Namun, yang kali ini, terdengar lebih lembut.
Di mana hal tersebut, membuat Kana menatap Miu sejenak-- yang lalu menundukan wajah manisnya, seraya meremas jemari bersama perasaan gugup.
"Ikut aku."
"Ke mana?"
Miu tidak menjawab dengan lisannya, selain membawa Kana sebelum Ren dan lainnya tiba. Miu bahkan meraih pergelangan si manis, membuat anak itu terdiam karena terkejut.
Haruskah aku senang? Atau mungkin sebaliknya? Batinnya, Kana cukup berdebar atas hal tersebut.
Hingga tak lama setelahnya, Kana di buat semakin bingung-- saat Miu membawanya masuk ke dalam sebuah taxi, yang lalu segera pergi meninggalkan sekolah. Kana sempat bertanya, usai Miu meminta sang supir menuju sebuah rumah sakit.
Namun, Kana tidak mendapatkan jawaban yang pasti, selain bagaimana Miu memintanya diam.
Sepanjang perjalanan, Kana cukup gugup-- atas situasi yang tercipta di antaranya. Ayolah, itu terlalu hening, bahkan tidak ada perbincangan yang terjadi.
Hingga akhirnya, mereka tiba di sebuah rumah sakit. Di mana Miu dengan segera membawa Kana menemuo seorang Dokter spesialis, yang tak lain adalah kenalannya. Ahh, itu adalah Rumah Sakit milik keluarga Miu.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )
FanfictionStart : 6 Oktober 2021 Status : Tamat, 23 Januari 2024