Waktu menunjukan pukul 12 siang, di mana Kana masih berada di atas ranjangnya-- sesaat setelah menumpahkan kesedihannya pada Miu.
"Kana, sebaiknya kamu mandi dan ayo makan siang "
"Tidak Miu."
"Kana-- kamu harus makan." Miu menangkup kedua pipi Kana, menatap si manis dengan senyuman. "Ayo, mandi dan mari makan siang bersama-- aku sudah lapar." Lembutnya, yang lalu beranjak dan menarik Kana turun dari ranjang.
"Mandi dan segarkan dirimu, aku akan menunggu di sini." Ucapnya kembali, usai ia mengantar Kana sampai di depan kamar mandi.
Seperdetik itu, Kana memegang dadanya-- merasakan jantungnya yang berdebar. Bagaimana Miu bersikap, tatapan, serta senyuman yang Miu berikan-- membuatnya merasakan sesuatu.
.
.
.Miu beranjak dari atas sofa, di mana Kana masih belum selesai di dalam sana. Miu mengambil langkahnya, menelusuri ruangan kamar si manis yang memiliki ukuran terbilang sangat luas dan mewah.
Memperhatikan banyak hal di sekitar, hingga perhatiannya mengarah pada meja belajar si manis. Di sana, Miu baru menyadari-- ada foto dirinya di sana, di dalam sebuah bingkai.
Miu mengulas senyumannya, saat melihat beberapa foto lainnya yang terpajang di dinding-- bagaimana bisa ia baru menyadarinya?
Ahh, itu semua-- karena Miu hanya terfokus pada Kana sejak tadi.
"Kana." Miu bergumam, bersama senyumannya yang cerah.
Menarik kursi belajar si manis, yang lalu mendudukan tubuhnya di sana. Meraih foto dirinya di dalam bingkai tersebut, mengusapnya.
Hingga seperdetik setelahnya...
"Aaa..." Suara si manis memecah keheningan.
Di mana Kana yang baru saja keluar dari kamar mandi, seketika panik saat melihat Miu duduk di kursi belajarnya.
Segera merebut bingkai tersebut, Kana benar-benar panik-- hingga kedua pipinya kembali merona.
Miu justru terkekeh, melihat tingkah si manis yang baginya sangat menggemaskan. Beranjak dari kursi, yang lalu Miu mengambil langkah untuk berdiri di hadapan Kana.
"Aku sudah melihatnya." Ledeknya, membuat Kana semakin gugup. "Tidak perlu menyembunyikannya, karena aku masih bisa melihat yang lainnya." Bisiknya kembali, seraya melirik beberapa foto lain di dinding kamar si manis.
Seperdetik itu, Kana segera berlari-- berusaha menutupi foto lainnya. Namun, seketika ia terkejut, saat Miy menarik pinggangnya hingga tubuhnya bersandar pada tubuh sang pujaan hati.
"Tidak perlu menyembunyikannya, Kana." Bisiknya, membuat Kana merinding merasakan helaan nafas itu di telinganya. "Mengapa ada fotoku di kamarmu?"
Kana semakin canggung, terdiam meraskan detak jantung di dada Miu yang kini terasa tepat berada di punggungnya.
"Apa kamu menyukaiku?" Ucapnya kembali, saat Kana masih mematung dalam pelukannya-- di mana Miu bahkan mengeratkan pelukan di pinggang Kana.
"Kana, apa kamu menyukaiku?" Miu memutar tubuh Kana untuk menghadap ke arahnya, menatap wajah merona si manis-- tanpa melepaskan pelukannya, menunggu.
Kana terpaku, menatap rupa menawan bagaikan pangeran di hadapannya. Di mana perlahan, Kana mulai mengatur nafasnya-- seraya mengumpulkan keberaniannya.
"Um!" Singkatnya, Kana mengangguk, yang lalu memejamkan kedua mata. "Aku menyukaimu, Miu!"
Miu tersenyum lebar, menatap gemas wajah canggung remaja manis di pelukannya-- membuatnya ingin kembali menggoda.
"Apa? Aku tidak mendengarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
What is LOVE? || MiuKana ✓ ( END )
FanfictionStart : 6 Oktober 2021 Status : Tamat, 23 Januari 2024