11

260 41 0
                                    

Nadira pulang, menemukan Ryan yang sedang menonton tv di ruang depan

"Bunda sama ayah mana?" Tanya Key

"Keluar" sahut Ryan

Key memperhatikan Ryan, kakaknya itu sangat dingin akhir akhir ini, Ryan memang jarang bercanda tapi beda saja perlakuannya belakangan ini

Key masuk kedalam kamarnya, melihat topi yang ia rajut tadi. Sepertinya Nadira tidak akan memberikan topi itu kepada Melvin, ia mengambil topi itu kemudian berdiri didepan Ryan

"Minggir"

"Gue mau ngomong"

"Yaudah ngomong aja, tapi minggir" Ryan mendorong tubuh Nadira agar pergi dari hadapannya

"Fokus dulu sama gue" paksa Nadira, kemudian memberikan topi rajut berwarna biru tua kepada Ryan

"Apa?" Tanya Ryan

"Buat Lo" ucap Nadira

"Nggak mau jelek"

"Jelek? Lo bilang ini jelek? Gue bikin ini hampir seharian tau" jelas Nadira

"Nggak peduli, nggak ada yang nyuruh juga. Udah minggir deh ganggu" Ryan berhasil menyingkirkan Nadira agar pergi dari hadapannya, sedangkan Nadira mencerna ucapan Ryan

'jadi topi ini jelek ya? Melvin pasti juga nggak mau nerima ini' batin Nadira

"Sana pergi ke kamar Lo, ganggu pemandangan tau nggak Lo berdiri disini" Ryan mengusir Nadira

Nadira melihat kakaknya itu, ada masalah apa sebenarnya dengan Ryan

"Kenapa sih akhir akhir sensi banget? Kesel sama gue? Emang gue ada salah apa?"

Ryan berdiri menyeimbangkan tingginya dengan Nadira "iya Lo salah! Lo itu beban tau nggak? Ah udah lah, percuma ngomong sama Lo. Apasih yang Lo ngerti Ra?"

"Apasih? Gue ada salah sama Lo?"

"Ada, Lo ada di keluarga ini itu kesalahan Nadira" untuk pertama kalinya Nadira mendengar kalimat sarkas itu dari Ryan, Nadira tidak bisa menanggapinya, jadi selama ini Ryan merasa terbebani dengan adanya Nadira?

"Gue kasihan aja sama Bunda sama Ayah, mereka harus punya anak kaya Lo, apa yang bakal Lo kasih ke mereka? Pernah Lo mikir kayak gitu? Jangan cuma ketawa ketawa Ra, kaya orang bego tau nggak? Oh iya Lo kan emang bego" jelas Ryan dengan emosi yang menggebu gebu

"Lo kenapa sih?" Suara Nadira bergetar, setetes air mata turun bersamaan dengan sesak yang dia rasakan

Ryan tidak menjawab, dia pergi meninggalkan Nadira. Nadira berlari ke kamarnya, menutup pintu dan menguncinya, perlahan dia terduduk dan menangis, topi rajut biru itu masih ia pegang

"Hiks hiks"

Ponsel Nadira berbunyi menunjukkan nama Melvin disana, Nadira menghapus air matanya dan menetralkan suaranya

"Kenapa Vin?" Tanya Nadira dengan suara serak

"Lo... Dirumah?"

"Iya"

"Besok jadi ketemu? Lo bilang ada yang mau Lo sampein" ucap Melvin

Nadira melihat topi rajut biru tua yang dia pegang, topi itu ternyata jelek, bagaimana bisa Nadira memberikan topi itu kepada Melvin

"Nggak jadi hehe, maaf ya, gue lupa mau nyampein apa" sahut Nadira

"Oh gitu. Tapi.. coba Lo inget inget lagi" ucap Melvin

"Emmm i-iya deh, nanti gue inget inget" sahut Nadira

"Besok mau berangkat bareng nggak?"

"Enggak deh, gue bawa motor sendiri"

Orangnya Dia Bukan Sih? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang