Diruang tamu ada Pio yang sudah datang menunggu Nadira, sembari berbincang dengan ayah dan bunda Nadira, Pio sesekali memakan gorengan yang disajikan
"Eh tuan putri udah Dateng" sindir Pio
"Princess" lanjut Nadira membenarkan
"Terserah, Lo lama"
"Iya Dira lama banget" sahut bundanya
"Emang lama ya?"
"Enggak kok, jangan gitu sama Dira" bela ayahnya
"Emang iya om, lelet Nadira tuh" sahut Pio, sedangkan Nadira sudah siap dengan kepalan tangan
"Yuk berangkat" ajak Nadira
"Naila juga ikut?" Tanya Bundanya
"Iya"
"Ajak Vanessa juga"
"Bukan circle kita dia Tan" sahut Pio
Tak lama Ryan datang di ruang tamu itu "eh ada Viola" sapa Melvin
"Halo kak Ryan" jawab Pio
"Mau kemana?"
"Biasa, anak gaul. Nongkrong lah" sahut Pio
"Kita berangkat ya" Nadira langsung mengajak Pio keluar dari rumahnya
"kata Naila langsung aja" ucap Nadira
"Okey. Ra, gue jarang ketemu kak Ryan, Tambah cakep aja. Deketin gue sama dia dong, orangnya dingin banget" tidak langsung menyalakan motornya Pio malah sempat sempat berbicara seperti itu
"Udah punya pacar dia, mampos! lagian ogah gue kenalin sama Lo. Udah jalan cepet" suruh Nadira sudah siap
"Emang menurut Lo, gue sama kak Natasha, cantik siapa?"
"Pake nanya lagi, nggak mungkin Lo"
"Kurang ajar Lo" setelah itu Pio melajukan motornya dengan Nadira yang tersenyum karena berhasil membuat temannya itu emosi
Diperjalanan Nadira memikirkan kemungkinan Ryan sudah membicarakan kepindahannya ke tempat les lain, Tadi sebelum Pio datang ayahnya sudah mengungkit tentang tempat les baru, bukannya Nadira tidak mau, tapi bukankah itu akan menambah biaya dan merepotkan kedua orang tuanya.
Apakah Ryan harus bertindak sejauh ini? Nadira tidak ingin untuk Ryan mementingkan dirinya daripada Natasha, tapi Ryan sudah sangat jauh, dan selama ini Nadira tidak pernah mempermasalahkannya
"Nggak mau turun?" Nadira melihat sekitar dan memang mereka sudah sampai
"Cepet banget"
"Iyalah, pembalap nih" Pio membanggakan dirinya. Nadira menggelengkan kepalanya, setelah itu mereka memasuki Angkringan yang sudah penuh dengan anak muda, sampai mereka melihat sosok Naila yang sedang menunggu sendiri
"Nai, dari tadi?" Tanya Nadira
"Enggak, gue baru sampek. Duduk jangan berdiri" paksa Naila
"Kenapa? Gue mau pesen dulu" ucap Nadira
"Udah nggak usah, nitip Pio aja. Pio sekalian pesenin Nadira" ucap Naila seperti menutupi sesuatu
"Kenapa sih? Yaudah pesen apa Ra?" Tanya Pio
"Gue roti bakar sama minumnya coklat dingin aja" Nadira berbicara dengan kebingungannya
"Kenapa sih Nai?"
"Udah diem, pokoknya Lo jangan kemana mana, sini Lo tuker duduk sama gue" suruh Naila yang sibuk sendiri
Nadira masih nurut dengan ucapan Naila walau sebenarnya dia masih tidak mengerti dengan maksut dari Naila, dengan mendirikan benteng menggunakan tas miliknya yang menutup wajah keduanya, Naila mengajak Nadira ngobrol tanpa suara, bahkan Nadira tidak mengerti apa yang Naila bicarakan dengan tawanya itu. Kemudian Pio datang dengan gerak gerik tak kalah aneh dan juga bergabung dengan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Orangnya Dia Bukan Sih? | END
Teen FictionDiantara banyaknya manusia kenapa harus Nadira? Entah, Manusia dengan banyak kategori itu sangat unik. Namun bagi Nadira tidak ada yang unik darinya, lantas apa yang menjadi alasan? Ada ada saja kehidupan _____________________________________ "Lo tu...