Pada istirahat pertama Kanaya menuju kelas Ryan, terlihat Ryan tidak keluar kelas, Kanaya yang geram menghampirinya "kak Ryan" panggilnya
Ryan hanya menoleh, sudah tau maksut dari Kanaya datang "kak Ryan kenapa sih? Tau nggak? Kak Nata nggak mau masuk sekolah, kalo papa tau gimana?" Jelas Kanaya namun Ryan masih enggan menanggapi
"Kak Ryan!" Bentak Kanaya
Ryan berhenti dari aktifitasnya "kenapa semua urusan gue sama Natasha harus ada campur tangan Lo? Yang pacaran itu gue sama Natasha, Lo nggak ada hak buat ikut campur" Ryan mencoba setenang mungkin
"Apa?! Bisa Lo bilang gitu ke gue?" Kanaya tidak habis fikir dengan ucapan Ryan
"Kenapa? Gue nggak boleh bilang gitu ke Lo?"
"Heh asal Lo tau ya, Lo sama kak Natasha masih bisa bareng ya karena gue, gue yang bantu jelasin ke papa kalo Lo nggak seburuk itu, walau sebenernya Lo emang buruk sih! Sayang aja kak Nata masih suka sama Lo, kalo enggak gue juga ogah bantuin Lo" jelas Kanaya
Ryan sudah sangat muak dengan keluarga Natasha, sejak awal memang hubungannya tidak direstui, bukannya sudah tidak suka, namun Ryan merasa pressure terbesar bukan dari keluarganya, tapi dari keluarga Natasha. Mereka menuntut Ryan dengan segala standar yang mereka buat agar Ryan pantas bersama Natasha
"Gue nggak pernah minta Lo buat ngelakuin itu semua" Ryan kembali pada buku yang dia baca
Lagi-lagi jawaban Ryan diluar ekspektasinya "gini ya ternyata feedback yang Lo kasih, bukannya terima kasih, nyesel gue bantuin. Kak Nata tuh udah banyak berkorban buat hubungan kalian dan Lo malah nggak tau diri gini?"
"Lo pikir yang berkorban cuma Natasha? Mending diem deh Nay, lawak tau nggak Lo bilang kayak gitu, Lo tuh nggak tau apa-apa" jelas Ryan
"Dasar brengsek, nggak punya hati tau nggak Lo" cecar Kanaya yang sama sekali tidak membuat Ryan menanggapinya
"Kak Ryan!" Kanaya mencoba menarik atensi Ryan yang sama sekali tidak menganggapnya
Kanaya menyerah dia berdiri dan keluar dari kelas Ryan. Setelah Kanaya pergi Ryan memeriksa chat dari Natasha, masih tidak ada pesan masuk, dia juga enggan memulai. Dia tutup ponselnya kemudian dia dikagetkan oleh Nadira yang sudah ada di depannya "ngapain Lo?" Tanya Ryan
Nadira tau Ryan dan Natasha sedang ada masalah, bahkan semua orang yang ada di kamarnya kemarin juga mendengar pertengkaran itu
"kak Ryan masih berantem sama kak Nata?" Nadira membuka bekal nasi yang dia bawa dan mulai menyuapi kakaknya itu, kemarin bundanya bilang Ryan tidak makan seharian, bahkan pagi tadi Ryan melewatkan sarapan. Nadira fikir Ryan akan menolaknya, namun ternyata Ryan menerima nasi yang Nadira suapkan kepadanya
"Ngapain masuk sih? Ngeyel banget dibilangin" Ucap Ryan dengan sedikit nada marah
"Udah enakan kok, cuma pusing sama panas doang, sekarang udah enakan banget" Nadira masih menyuapi kakaknya itu, sedangkan Ryan masih membaca buku miliknya
"Itu gimana?" Tanya Nadira
"Apa?!" Sahut Ryan sambil mengunyah makanan
"Kak Nata"
"Ck, nggakpapa, udah nggak usah difikirin. Kenapa nasi doang sih, lauknya kek" keluh Ryan
"Iya iya, sabar dong" Nadira baru sadar jika hanya nasi yang dia sendok
"Tapi Lo nggakpapa kan?" Tanya Nadira cemas
"Nggak" sahut Ryan
Cukup lama tidak terjadi percakapan kecil seperti ini, jujur Nadira sedikit rindu "nanti ajarin ekonomi ya" ucap Nadira
KAMU SEDANG MEMBACA
Orangnya Dia Bukan Sih? | END
Teen FictionDiantara banyaknya manusia kenapa harus Nadira? Entah, Manusia dengan banyak kategori itu sangat unik. Namun bagi Nadira tidak ada yang unik darinya, lantas apa yang menjadi alasan? Ada ada saja kehidupan _____________________________________ "Lo tu...