'perasaan yang datang entah dimana dan sejak kapan'
______________________________
Buku ekonomi dan matematika diambil Nadira, kemudian dia duduk di bangku yang disediakan perpustakaan. Disampingnya sudah ada Melvin, Nadira sudah menyuruh Melvin agar tidak ikut namun dia tetap saja memaksa"Nanti kalo udah selesai bangunin yah" suruh Melvin yang sudah siap dengan buku menutup wajahnya
"Bosen kan! Tadi dibilangin latihan aja, entar kalo kak Daren marah gimana? Tadi kata Jeremi bentar lagi tanding" Nadira melihat Melvin yang juga melihatnya
"Nggakpapa, kan entar bisa nyusul" Melvin meletakkan kepalanya di meja untuk bersiap tidur dan masih memperhatikan Nadira, sedangkan yang diperhatikan fokus membaca bukunya dengan sesekali mengeluh pelan
"Susah?" Tanya Melvin
Nadira melihat Melvin sekilas kemudian menggeleng, Melvin enggan menutup mata, Nadira masih menjadi objek indah bagi Melvin saat ini. Hatinya berdebar untuk pertama kalinya saat memperhatikan Nadira, tidak pernah Nadira menarik perhatiannya sekuat ini, Melvin menyukai perempuan ini entah sejak kapan tapi Melvin benar-benar menyukainya
"Ra!" Panggil Melvin
"Em" sahut Nadira masih tak teralihkan dari buku ekonomi
"Ra!" Panggil Melvin lagi
"Apa?"
"Kalo mau jalan-jalan atau main jangan ajak Jeremi, kan ada aku" ucap Melvin tak berhenti memperhatikan Nadira
"Emang kenapa? Seru tau kalo jalan sama dia. Kita kayak satu frekuensi gitu" jelas Nadira kini balik melihat Melvin
"Kalo sama aku nggak seru? Sama aku nggak sefrekuensi?" Tanya Melvin
"Bisa aja sih, bisanya juga kita ketemuan kan di taman kota. Lo kenapa sih?"
"Kamu yang kenapa? Kan aku pacar kamu. Lain kali aku ajak di teman tempat yang lebih seru, lagian emang satu frekuensi sama kamu itu kayak gimana?" ucap Melvin
"Vin! Manggilnya Lo gue aja, aneh kalo pake aku kamu" ucap Nadira
"Biarin, emang kenapa? Nggak suka?"
"Aneh! bukannya nggak suka" jawab Nadira
"Nanti juga kebiasaan" tidak ada sahutan lagi dari Nadira, dia memilih kembali membaca buku kembali
"Pokoknya jangan sama Jeremi"
"Iyadeh"
"Bener ya"
"Melvin diem. Gue nggak fokus kalo kayak gini" jelas Nadira
"Oke"
Perlahan Melvin memejamkan matanya, rasa bisan menghampirinya di kala sepi ruangan itu. Sudah hampir 2 jam mereka disana Nadira melihat Melvin yang tertidur disampingnya, diperhatikan wajah laki-laki itu, tak lama dan akhirnya Nadira membangunkannya
"Vin bangun" panggil Nadira
"Melvin"
Melvin terlihat merenggangkan tubuhnya sebelum bangun, Nadira memperhatikan gerak gerik Melvin yang berakhir senyuman itu ditunjukkannya
"Udah selesai?" Tanya Melvin pipi kanannya terdapat cap dari meja membuat Nadira menahan tawanya
"Kenapa?" Tanya Melvin melihat itu
"Pipi Lo ada cap mejanya" tawa Nadira tidak bisa dia tahan, lagi-lagi Melvin terpanah dengan itu
"Lucu?" Tanya Melvin

KAMU SEDANG MEMBACA
Orangnya Dia Bukan Sih? | END
JugendliteraturDiantara banyaknya manusia kenapa harus Nadira? Entah, Manusia dengan banyak kategori itu sangat unik. Namun bagi Nadira tidak ada yang unik darinya, lantas apa yang menjadi alasan? Ada ada saja kehidupan _____________________________________ "Lo tu...