18

260 39 1
                                    

Kita yang perlahan semakin dekat, dan aku yang mulai mengerti hubungan seperti apa yang seharusnya kita jalani
______________________________

Jam istirahat di lapangan basket cukup ramai dengan murid-murid yang menyaksikan tim basket SMA Kanigara berlatih, dimana yang mereka tahu akan ada pertandingan yang diadakan oleh SMA Rajawali, sorakan penyemangat yang dominan di suarakan oleh para siswi juga menarik perhatian

Jeremi melempar bola kepada Raka yang berakhir Dandi memasukkannya kedalam ring, kembali terdengar suara sorakan yang juga menjadi tanda waktunya untuk istirahat, melihat itu Nadira menghampiri Melvin untuk memberikan minum

"Lusa dateng kan?" Melvin mengambil botol minum yang Nadira berikan

"Nggak bisa ada les"

"Yah"

"Udah? Gue mau balik ke kelas" Melvin memperhatikan sekitar, Nadira terlihat tidak nyaman karena banyak yang memperhatikan keduanya. Melvin mengajak Nadira keluar dari area lapangan basket, sampai depan kelas 11 IPS 6 yang sepi itu memberhentikan keduanya

"Ngapain ngajak gue kesini?" Melvin memegang kedua bahu Nadira

"Ra" tatapan Melvin menjadi sangat intens membuat Nadira tidak bisa berkutik

"Mungkin Lo ngerasa aneh sama perlakuan gue beberapa hari ini" Melvin tidak menggunakan 'aku kamu'

"Gue nggak pernah nganggep hubungan ini pura-pura. Jangan pernah dengerin omongan orang yang bilang kalo Lo itu cuma pelampiasan aja. Itu semua bohong, Lo percaya kan sama gue?" Nadira melihat Melvin dengan cukup lama, apa maksut Melvin mengatakan ini. Selama ini dia juga menganggap hubungan mereka ini nyata tidak pura pura, walau terkadang gosip gosip miring tentang keduanya membuat Nadira ingin mengakhiri hubungan mereka, namun Melvin selalu menolaknya

"Dari awal gue juga nganggep hubungan ini bukan pura-pura, terus kenapa Lo bilang ini ke gue?"

"Terus kenapa Lo cuek banget, Lo nggak ngerasa kalo hubungan ini aneh? Kayak bukan pasangan pada umunya" Melvin semakin bingung dengan Nadira

"Emang biasanya kayak gimana?"

"Ya gitu lah pokoknya, intinya gue udah nggak suka sama Kanaya, denger itu. Pacar gue itu Lo sekarang, nggak ada pura-pura, semuanya nyata bener adanya. Satu lagi, berhenti bilang putus. Gue nggak suka. Kita tuh cocok, cocok banget malah" jelas Melvin kemudian senyum yang muncul itu membuat keadaan menjadi lebih santai

"Jadi bisa kan usahain Dateng lusa?" Tanya Melvin dengan senyum yang terkesan memaksa agar Nadira datang di pertandingan basket

"Emang mulainya jam berapa? Selesainya jam berapa?" Tanya Nadira

"Mulai jam 4 selesainya paling setengah 6. Rata rata sih sekitar itu lah" Nadira terlihat berfikir, apakah sempat untuknya melihat pertandingan itu

"Gue usahain deh"

"Janji ya" Nadira mengangguk

"Makasih sayang" ucap Melvin yang sukses membuat Nadira kaget bukan main

'apa lagi ini? Kenapa dia makin kesana makin kesini' batin Nadira yang tanpa sadar menunjukkan raut wajah yang bingung bercampur aneh

"Kenapa mukanya kayak gitu? Seneng ya aku panggil sayang" ucap Melvin kembali pada aku kamu yang masih asing bagi Nadira dan terdengar hanya bercanda

"Vin nggak usah lah kayak gitu, kita kayak biasa aja"

"Ya nggak bisa dong, gue kan udah bilang kita jadi pasangan pada umunya" Melvin melihat Nadira terdiam

"Terus Ra.." ucapan Melvin terhenti "kamu lagi ngejar sesuatu?" Tanya Melvin

"Ngejar apa?"

"Ikut les, sering ke perpus. Terus kata Jeremi kamu juga jarang ke kantin cuma buat belajar. Ada yang yang mau di kejar? Kayak nilai contohnya"

Nadira mendekati Melvin, membuat jarak lebih dekat dengannya "Lo tau. Pertanyaan itu terus gue denger, gue muak Vin. Gue kelihatan banget ya bodohnya, sebodoh itu gue. Sampe kayak gini aja jadi hal yang aneh kalo gue lakuin, semua orang mempertanyakan itu, bukan cuma nilai Vin, banyak hal bisa gue dapet kalo jadi pinter. Contohnya mungkin orang lain jadi bisa ngehargain gue, nggak ngeremehin gue lagi. Mungkin lo nggak pernah ngerasain ini, tapi hal itu bener bener nggak enak. Gue masih bisa wajarin kalo orang lain yang ngelakuin itu ke gue, coba Lo bayangin, bahkan orang yang gue kira bakal ngebela gue juga ngelakuin itu. Cuma diem aja, bahkan juga ikut ngelakuin itu"

Untuk pertama kali percakapan panjang ini mereka lakukan, dan untuk pertama kali juga Melvin seperti melihat sisi lain dari Nadira. Tidak dipungkiri memang niat awal Melvin berpacaran dengan Nadira, orang yang tidak dekat dengannya hanya untuk membuat Melvin tidak terlihat menyedihkan, katena ditinggalkan Kanaya. Namun semakin lama perasaannya mulai berubah, tidak banyak yang Melvin tau tentang Nadira, sama seperti yang Nadira katakan mungkin pada awalnya Melvin adalah salah satu dari orang yang Nadira maksut

"Maaf Ra, aku nggak maksut" ucap Melvin

"Eung nggakpapa. Kalo gitu gue ke kelas dulu ya. Semangat Melvin" Nadira berjalan semakin menjauh, tidak ada tanda jika Melvin juga pergi dari sana, rasa menyesal datang. Seberapa banyak yang tidak dia ketahui tentang perempuan itu?

...

Dari kejauhan terlihat Nadira yang berjalan hampir melewati kumpulan Natasha dan teman temannya, semakin dekat semakin membuat Nadira tidak yakin dengan akan dengan tenang lewat arah sana

"Heh" panggil Natasha, yang pastinya tertuju pada Nadira, karena lorong kelas itu cukup sepi. Mendengar itu Nadira berhenti

"Gue?!" Nadira memastikannya

Natasha mendekati Nadira "Lo tuh bisa nggak sih, nggak usah ganggu hidup gue. Maksut Lo apa balik ke tempat les itu?"

"Nggak ada, emang salah kalo gue les disana. Gue bayar kok" bela Nadira

Natasha kesal dengan jawaban dari Nadira dan mendorong bahu Nadira berkali kali, hingga Nadira dipaksa mundur sampai pembatas taman kecil didepan kelas itu menghentikannya "Berani lo jawab gue" ucap Natasha

"Kenapa sih kak? Kenapa kak Nata benci sama aku? Aku ada salah sama kak Nata? Kenapa kakak bisa suka sama kak Ryan kalo emang kakak benci sama aku" Nadira meluapkan hal yang dia pendam selama ini

"Jangan pernah sangkutin sama Ryan, nggak nyambung"

"Nggak nyambung gimana? Gue adeknya"

"Nggak usah bangga, Ryan juga malu punya adek kayak lo" Natasha kembali mendorong Nadira

"Nggak usah dorong dorong" tidak satupun dari teman teman Natasha membantu menghentikannya, bahkan hal yang membuat hati Nadira dihantam kenyataan yang menyakitkan adalah didalam kelas itu dia melihat Ryan sedang memperhatikan keduanya, namun saat Nadira mengetahui keberadaannya Ryan hanya acuh dan mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, seakan tidak ada yang terjadi

"Kenapa? Nggak suka? Sini bales. Bales!" Nadira tidak menghiraukan Natasha dan memilih pergi

"Bener bener ya nih anak" Natasha ingin mengejar Nadira namun ada tangan yang menghadangnya, dia Ryan tanpa suara mengisyaratkan Natasha agar tidak mengejar Nadira

"Bener bener ya nih anak" Natasha ingin mengejar Nadira namun ada tangan yang menghadangnya, dia Ryan tanpa suara mengisyaratkan Natasha agar tidak mengejar Nadira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'senangnya dalam hati' -Melvin

.
.
.
Hi Friends
Apa kabar?
Update new Chapter🎉
Enjoy bacanya🤗

Orangnya Dia Bukan Sih? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang