23

244 34 2
                                    

Nadira berjalan Keluar, tinggal menunggu ojek yang dia pesan, sesekali dia melihat jam, namun seseorang menariknya hingga hampir membuat Nadira terjatuh

Dilihatnya Kanaya sedang meremas bajunya "kenapa masih disini? Bukannya Lo mau pindah?"

"Siapa bilang?" Kembali Nadira melihat jam

"Kenapa? Mau nonton Melvin tanding? Nggak usah sok penting deh, Lo nggak dateng juga nggak ngaruh, ngerti?"

"Siapa bilang? Melvin bilang penting kok? Buktinya dia suruh gue dateng" Sahut Nadira

Kanaya tertawa "penting? Aduh Nadira, ngaca dong. You need a mirror? Sadar diri, yang ada Melvin malu kalo Lo Dateng" ucap Kanaya

"Jangan sok tau deh, lagian kenapa Lo yang ribet dah"

"Heh, berani lo jawab" Kanaya mendorong bahu Nadira

"Apaan sih?" Nadira membalas Kanaya namun kali ini sampai membuat Kanaya terjatuh

Hal yang membuat Nadira kaget adalah seseorang menampar Nadira cukup keras hingga seketika panas dipipinya terasa, dia adalah Kevin dengan helm yang masih dipakai "ngapain Lo dorong Kanaya?"

"Pacar Lo yang dorong gue duluan"

"Bohong! udah jelas Lo yang dorong gue sampe jatoh" sahut Kanaya bohong

"Jangan Ngada Ngada deh, palsu tau nggak Lo" Kanaya berdiri untuk memukul Nadira namun Kevin sudah menahannya

"Jangan, kita pulang aja" Kevin mengajak Kanaya untuk pergi dari sana. Nadira melihat Kanaya sinis begitupun sebaliknya

"Sakit banget" hampir saja air mata itu jatuh, namun Nadira tidak waktu untuk menangis, Nadira pergi ke warung depan untuk membeli masker

"Lagian kenapa sih Ra, aneh-aneh meluk tiang panas, nggak ada kerjaan kamu?" Suara Sania memutus ingatannya tentang kejadian kemarin

"Tiang panas?" Bingung Nadira

"Iya, kata kak Ryan kamu siang siang meluk tiang panas, ngapain? Sini coba agak Deket" Sania mengompres pipi Nadira dengan es batu

"Oh iya, nggak tau, kenapa ya?" Nadira mengikuti alur

'kak Ryan tau?' batin Nadira

"Eh, tapi" ucap Sania terhenti karena mengamati luka di ujung bibir Nadira "kamu dipukul ya?" Hal itu membuat Nadira panik

"Enggak, meluk tiang Bun" alasan Nadira tetap membuat Sania percaya pada skenario Ryan

"Mana ada, dipukul kan. Bilangin ayah ya, SIAPA YANG MUKUL?!" Emosi Sania memuncak

"Enggak dipukul" Nadira memegang tangan Sania agar tidak bilang kepada Farid

"Beneran bilangin ayah, ngaku nggak" ucap Sania

"Ahh jangan bunda, dia nggak sengaja" jelas Nadira

"NGGAK SENGAJA GIMANA MAKSUTNYA? Siapa yang mukul Ra, tinggal bilang" Nadira masih enggan mengaku

"Oh yaudah bunda telponin ayah beneran"

"Kena bola bunda tadi Dira liat basket" Nadira merubah teks dramanya

"Halah sekarang malah kena bola, kelihatan banget bohongnya"

"Bener bunda" Ryan datang

"Tadi kamu bilang Dira nyender di tiang sekarang kena bola"

"Biar bunda nggak marah aja, tadi aku juga liat basket kok, aku liat bolanya kena pipi Dira" jelas Ryan, jika Ryan yang bilang sebagian besar persen bundanya akan percaya

Orangnya Dia Bukan Sih? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang