14

248 41 5
                                    

Jeremi dan Nadira terlihat jalan bersama, terdengar ucapan Nadira yang ingin pergi ke perpustakaan kota dan berencana mengajak Jeremi

"Gue mau aja sih, tapi nanti gue ada latihan, bentar lagi tanding" sahut Jeremi

tanpa lama Melvin langsung menyelah jarak mereka yang hampir hilang

"Pagi" sapa Melvin

"Eh Vin" Jeremi terkejut

"Ra kamu mau ke perpustakaan? Ayo aku anter" ucap Melvin

Nadira melihat Melvin tanpa ekspresi, dan sejak kapan Melvin menggunakan aku kamu dengan Nadira

'tiba-tiba banget pake aku kamu, pasti gara-gara ada Jeremi' batin Nadira terus berjalan tidak menghiraukan Melvin, sedangkan Jeremi menyadari perubahan sikap Melvin kepada Nadira. Jeremi berhenti dan memperhatikan sepasang kekasih itu

Dengan senyum simpulnya Jeremi masih memperhatikan mereka "Melvin, Melvin" ucapnya sambil menggeleng

Sedangkan Nadira hanya sesekali menyahuti Melvin yang mengajaknya bicara "jadi gimana? Nanti jadi kan ke perpustakaan kota?" Tanya Melvin

Nadira berhenti tepat di depan kelasnya, kemudian berdiri menghadap Melvin

"jadi" sahut Nadira singkat

"Okedeh, nanti aku anter ya" ucap Melvin

"Nggak usah, nanti kan Lo ada latihan. Tadi kata Jeremi, mending latihan aja, nanti gue bisa ajak Naila sama Pio" tolak Nadira

"Masih sempet kok kalo nganterin kamu dulu" sahut Melvin

"Vin!" Panggil Nadira

"Kenapa?" Melvin menyamakan kepalanya sejajar dengan kepala Nadira

"Jeremi udah nggak disini" ucap Nadira

"Terus?!" Tanya Melvin

Nadira menghela nafas panjang, sebelum dia pergi meninggalkan Melvin dengan kebingungan. Melvin belum pergi dan masih memperhatikan Nadira, perempuan itu duduk di bangkunya dengan mengeluarkan beberapa buku dan mulai membacanya, hingga muncul pertanyaan di benaknya

Apakah Nadira memang seperti ini? Selama Melvin mengenal Nadira, dia bukan orang yang akan melakukan banyak hal tentang belajar, atau apakah karena Melvin memang tidak benar-benar mengenalnya? Selama ini Melvin merasa hubungan mereka hanya sebatas label 'pacaran' untuk mengikat mereka saja, tujuannya ya agar Melvin tidak terlihat gagal move on dimata Kanaya

Nadira Melihat Melvin di ambang pintu kelas 10 IPS 4 yang juga melihatnya yang kemudian pergi dari sana. Nadira kembali membaca buku untuk pelajaran pagi ini. Rasa lelah mulai datang, tidak lama sejak Nadira berambisi untuk menjadi pintar, namun dirinya sudah merasakan letih dan ingin berhenti melakukan ini semua, namun ucapan Ryan terus terbayang di kepalanya, sehingga Nadira mengurungkan niatnya untuk menyerah.

"Gue pasti bisa" ucap Nadira pelan. Pagi ini sikap Melvin sangat aneh, tidak, tepatnya beberapa hari ini. Ada yang salah dengan dia, Melvin jadi sering menghubunginya, menanyakan hal-hal yang tidak penting, seperti apakah Nadira sudah makan, apakah Nadira sudah sampai rumah dan berbagai pertanyaan serupa

Meja guru di samping papan tulis menjadi objek paling menarik saat ini, sampai kehadiran Jeremi di depannya tidak dirasakan oleh Nadira

"Ngeliatin apa sih Ra?" Tanya Jeremi

"Eh?! Kok Lo udah disini?" Tanya Nadira

"Lah, nggak sadar?" Nadira hanya tersenyum melihat Jeremi. Nadira suka Laki-laki didepannya, dia menyenangkan, cocok dijadikan teman. Nadira tidak ingin membandingkan Melvin dan Jeremi, namun jika berbicara dengan Jeremi lebih santai dibanding dengan Melvin

Orangnya Dia Bukan Sih? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang