⊱┊23 blame

56 13 5
                                    

▮▮▮▮▮▮▮▯▯▯

𝘭𝘰𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨...

Jangan menyalahkan seseorang yang tidak memiliki salah sedikit pun.

•Blame•

Jisung dan Jungwon senang bukan kepalang, setelah sekian lama menahan rindu akhirnya Dara mengunjungi mereka juga. Bertanya mereka sedang menetap di mana? Setelah insiden kebakaran itu Jisung dan Jungwon serta anak anak panti lain mengungsi ke rumah Bibi untuk sementara, karena panti masih dalam tahap perbaikan.

"Kak Taehyun mana?" tanya Jungwon yang masih sibuk mencari keberadaan Taehyun.

Tepat setelah Jungwon bertanya seperti itu, Taehyun datang dengan cemilan cemilan kecil di tangannya. Jungwon berlari dan dengan cepat menghamburkan dirinya ke pelukan Taehyun. Taehyun juga hanya bisa dibuat terkekeh dengan kelakuan anak manis di depannya.

"kangen ya?"

"masa Kak Taehyun gak dateng dateng Jungwon gak kangen?! Jungwon kangen lah!"

Tangan Taehyun terulur dan mengusak surai hitam Jungwon gemas, "maaf ya Kak Taehyun sibuk."

"gak apa apa, Jungwon seneng Kak Taehyun dateng!" ucap Jungwon dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya hingga lesung pipinya tercetak dengan jelas.

Dara senang, sangat senang melihat senyum anak anak panti yang kembali terpampang jelas di wajah mereka. Namun tetap saja perasaan khawatirnya terhadap Kakaknya tidak berkurang sama sekali, ditambah dengan kondisi jantungnya yang dapat dikatakan sudah sangat buruk.

Sudah lumayan lama Dara tidak memeriksa kondisi jantungnya, dan saat dia mendatangi dokter dengan Taehyun sebelum mereka mendatangi panti di sanalah Dara tau kalau kondisi jantungnya sudah sangat buruk dan operasi penggantian jantungnya harus segera dilakukan jika memang dia ingin hidup.

"masih mikirin kata dokter?"

Dara menggeleng, "Kak Taehyun yang harusnya mikirin apa kata dokter tadi kan? Kak Taehyun gak mau coba tanya ke keluarga Kakak?"

"gue gak yakin itu jalan terbaik, mungkin lebih baik gue simpen itu semua sendiri kan?"

Dara menggenggam tangan Taehyun dan menatap Kakak kelasnya itu lekat lekat, Taehyun juga membalas tatapan Dara. "mau coba tanya? Aku temani."

Dengan tangan yang masih saling menggenggam satu sama lain, Taehyun menarik nafasnya dan mulai masuk ke dalam rumahnya dengan Dara yang mengikutinya dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tangan yang masih saling menggenggam satu sama lain, Taehyun menarik nafasnya dan mulai masuk ke dalam rumahnya dengan Dara yang mengikutinya dari belakang.

"ngapain kamu bawa Dira ke sini?"

Dara membungkuk, "maaf mengganggu Om, saya Dara Adik Kak Dira."

Papa Taehyun membiarkan Dara duduk di kursi ruang tamu dengan Taehyun di sebelahnya dan kedua orang tua Taehyun yang ada tepat di hadapan mereka.

"maaf sebelumnya mengganggu waktu Om sama Tante, aku ke sini-"

"pantes Taehyun kayak gini, pilih temen aja yang suka bertele tele. Kenapa gak deketin Dira? Biar sekalian pinternya nular."

Taehyun meremas ujung bajunya, lagi dan lagi Papanya pasti akan membanggakan Dira dan menyalahkan orang orang atau sesuatu yang ada di sekitarnya. Dara menggenggam tangan Taehyun membuat amarah Taehyun sedikit mereda dibuatnya.

"sebenarnya saya hanya ingin meminta persetujuan Om sama Tante buat terapi Taehyun di psikolog."

"kamu kira Taehyun gila?"

"a-ah bukan, tapi Taehyun-"

"jangan bahas sesuatu yang tidak penting. Kamu bisa pergi sekarang, dan Taehyun kembali ke kamar dan mulailah belajar!"

Taehyun merotasikan bola matanya dan menuntun Dara menuju pintu depan.

"maafin Papa gue, sikapnya emang gitu."

Dara tersenyum, "Ayah di rumah juga gitu, tapi sayangnya cuma Kak Dira yang selalu dijadiin pelampiasan sama Ayah di rumah."

"ya udah ya Kak, maaf gak bisa bantu apa apa."

Dara pergi setelah mengucapkan maaf dan Taehyun hanya melihat punggung Dara yang makin lama makin menghilang.

"Dira... juga korban kekerasan?"

 juga korban kekerasan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak Beomgyu

|Dira mau lu ke sini.
|/shareloc

Senyum Dara kembali merekah, kakinya melangkah cepat ke tempat yang sudah Beomgyu berikan. Dia hanya ingin melihat Kakaknya, hanya itu.

Dara mengatur nafasnya di depan ruangan Dira yang masih tertutup rapat, ingin dia membuka pintu ruangan tersebut namun rasanya dia tidak berani. Saat tangannya sudah terulur untuk membuka pintu tersebut, sebuah suara membuat niatnya terhenti, bukan hanya niatnya bahkan waktu disekitarnya juga terasa ikut berhenti.

"kalau emang gak ada yang bisa donor paru paru buat lu sampai tanggal ulang tahun lu, gue bakal donor paru paru gue buat lu. Anggep aja hadiah ulang tahun dan balas budi karena lu udah kasih hadiah terbaik di saat ulang tahun gue dulu."

"gak gak gak, gue lebih baik mati dari pada hidup tanpa lu."

"lu masih punya Dara."

Dan detik itu juga Dara mendengar suara tangisan Kakaknya dari dalam sana, tangisannya benar benar terdengar sangat menyakitkan, apa sebanyak itu beban serta luka yang Dira tanggung?

Entah dari mana pikiran ini muncul namun Dara pikir ini mungkin jalan terbaik.

"gimana kalau bukan Kak Dira yang donor jantungnya ke aku? Kenapa bukan aku aja yang donor paru paru aku ke Kak Dira? Itu mungkin kan?"

"gimana kalau bukan Kak Dira yang donor jantungnya ke aku? Kenapa bukan aku aja yang donor paru paru aku ke Kak Dira? Itu mungkin kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

they say I'm ugly
they say I'm stupid
they say I'm weak
they say I'm no better than anyone
I hate them, am I wrong?
-dinta2021

Your Smile - Beomgyu [TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang