⊱┊24 hear

57 13 9
                                    

▮▮▮▮▮▮▮▯▯▯

𝘭𝘰𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨...

Lebih baik kau tidak mendengar apapun dibandingkan mendengar kenyataan yang menyakitkan.

•Hear•

"kalau emang gak ada yang bisa donor paru paru buat lu sampai tanggal ulang tahun lu, gue bakal donor paru paru gue buat lu. Anggep aja hadiah ulang tahun dan balas budi karena lu udah kasih hadiah terbaik di saat ulang tahun gue dulu."

"gak gak gak, gue lebih baik mati dari pada hidup tanpa lu."

"lu masih punya Dara."

Detik berikutnya Dira menunduk dan menangis, menangisi takdir yang begitu mempermainkan hidupnya. Menangisi semua hal yang sudah terjadi di hidupnya, dia menyesal. Dira menyesal karena sudah lalai menjaga Dara waktu itu hingga semua ini terjadi, sekarang apa yang harus dia lakukan? Dia harus menunggu pendonor untuk paru parunya? Bahkan Dara sekarang juga memperlukan donor jantung secepatnya.

Dira melihat ke arah jendela, terlihat sedikit siluet seseorang yang Dira kenal pasti. Tanpa mengusap air matanya, Dira turun dari ranjang rumah sakitnya dan berjalan tertatih tatih menuju pintu ruangannya.

Dara yang hendak mengetuk pintu tersentak kala pintu itu dibuka dari dalam dan memperlihatkan Kakaknya yang sedang dalam kondisi yang tidak baik baik saja. Sekuat apapun Dara menahan air matanya agar tidak jatuh, air matanya tetap saja jatuh. Air dari matanya jatuh membasahi pipinya, jatuh dengan deras hingga menetes ke lantai. Tanpa menunggu apapun Dara memeluk Dira, untunglah Dira dapat menjaga keseimbangannya kalau tidak mungkin dia bisa jatuh bersama dengan adiknya sekarang.

"K-Kak Dira... Hiks... Kenapa gak bilang?? D-Dara khawatir... Hiks." tangis Dara yang seketika pecah di dalam pelukan sanga Kakak.

Dira dapat merasakan bahunya yang basah karena air mata Adiknya, sungguh Dara tidak berubah sedikit pun. Dara pasti akan selalu menangis dan mengadu padanya seperti saat ini, ahh dia rindu saat saat itu.

"Dara denger ya?" tanya Dira sambil menangkup wajah sembab Adiknya itu.

Bukannya makin tenang Dara malah menangis makin kencang dan kembali memeluk Kakaknya dengan erat seakan akan dia tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Dira membalas pelukan Dara, mengusap kepala Adiknya dengan perlahan. "maaf ya, Dara jadi denger. Padahal Dara juga lagi perlu pendonor." air mata Dira kembali mengalir, "Kakak salah ya?"

Dara mendorong tubuh Kakaknya sehingga bisa melihat wajah Kakaknya, "yang salah tuh Dara! Kenapa Kak Dira selalu salahin diri sendiri si?!" Dara menunduk, "h-harusnya Kak Dira jangan pernah salahin diri Kakak sendiri... Hiks... Gara gara aku hubungan Kak Dira sama Ayah jadi renggang... A-aku yang salah bukan Kak Dira..."

"maafin Kakak ya?"

Bruk

Tubuhnya ambruk di pelukan Dara, Beomgyu dengan cepat memencet tombol darurat di dekatnya sambil merapalkan doa di dalam hatinya. Dara hanya dapat menangis sambil memeluk erat tubuh lemah tanpa tenanga Dira.

"a-aku yang salah... Aku yang harus tanggung jawab Kak, bangun ya?"

 Aku yang harus tanggung jawab Kak, bangun ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"gak gini Dar!"

"Kak, gak ada pilihan lain kan? Aku bisa bujuk ayah, Kak Beomgyu tinggal bilang ke dokternya aja."

Beomgyu menjambak rambutnya, bingung bercampur emosi menguasainya sedari tadi. Pasalnya Dara terus memaksanya untuk membujuk dokter agar mau menerima Dara sebagai pendonor. Mengapa dokternya harus dibujuk? Bukannya paru paru Dara sesuai? Bukannya mereka harusnya senang kala mendengar Dira yang mendapatkan donor untuk paru parunya? Masalahnya Dara masih di bawah umur, jika pendonoran ini dilakukan ini sama saja dengan perbuatan ilegal.

"lu mau gimana si Dar? Walaupun Dira bisa sehat lagi karena lu, apa menurut lu dia bakal bahagia hidup tanpa lu? Gak."

"aku tanya juga, Kak Beomgyu mau apa? Mau nunggu pendonor buat Kak Dira? Kak Dira bahkan lebih mikirin jantung aku dari pada paru parunya sendiri. Pilihannya cuma aku yang donorin paru paru aku buat Kak Dira, atau Kak Dira yang harus mati matian cari pendonor jantung buat aku dan abai sama kondisinya sendiri."

Kakinya tidak mau berhenti berjalan kesana kemari, memikirkan cara lain yang tidak perlu mengorbankan salah satu dari Dira dan Dara. Karena jujur saja, mencari donor jantung dan paru paru di waktu yang bersamaan sangat sulit, ditambah dengan kondisi mereka berdua yang sudah sangat buruk. Apa harus ada pengorbanan di antara mereka?

"paru paru gue cocok sama Dira, kalau jantung gue cocok sama lu-

-masalah selesai."

gimana rasanya digantungin seminggu penuh :D?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gimana rasanya digantungin seminggu penuh :D?

maaf lah ya, ada banyak alasan kenapa khaira ninggalin nih dunia orange sebentar.

eh iya, khaira rencananya mau bikin book baru yang harapannya bakal lebih bagus dari book ini, doain-!

Your Smile - Beomgyu [TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang