13

1.1K 155 19
                                    

Kakashi tau, dirinya belum tentu pantas menjadi masa depan Sakura, tetapi ia berusaha. Kakashi bahkan sudah benar-benar mengakui perasaannya pada Sakura, awalnya ia kira hanya menyukai muridnya itu sebagai adik perempuan atau semacamnya.

Saat ini Kakashi sadar bahwa ia ingin lebih, tidak, lebih tepatnya ia sadar ketika mengganggu Sakura di kursi dengan gerbang desa. Ia menyadarinya setelah pagi itu.

Kakashi ingin lebih dari sekedar guru, kencan kontrak, teman, atau apapun itu. Ia ingin jadi orang yang istimewa untuk Sakura, orang yang selalu gadis itu nantikan dan cemburui setiap saat nya.

"Aku tidak bisa menjamin apapun, kan sudah kubilang, seseorang bisa berubah kapan saja. Lagi pula kontrak kita belum berakhir, kenapa kau terburu-buru ingin tau keputusanku?" Sakura bertanya dengan penasaran meski ia sebenarnya ingin menjahit mulutnya saat ini.

Kenapa ia malah menanyakan hal itu? Memang mulutnya tidak dapat di rem.

"Aku jatuh cinta padamu dan tidak mau melepasmu begitu saja setelah ini." Kakashi menjawab, wajahnya benar-benar serius. "Aku selalu penasaran tiga hari ini, penasaran dengan perasaanmu padaku sekarang."

Sakura segera memalingkan wajahnya meski ia tau itu tidak ada gunanya karena sudah memerah sempurna.

"A-aku biasa saja. Untuk saat ini." Ucap Sakura. "S-sudah kubilangkan orang bisa berubah kapan saja. Sudahlah jangan bahas ini lagi, aku tidak nyaman."

Kakashi mengangguk paham meski hatinya kecewa, ia sempat berharap lebih ketika Sakura menerima ciumannya. Tapi Kakashi senang jika Sakura memang akan berubah pikiran pada akhirnya nanti.

Pria itu beranjak dari kasur Sakura menuju kasurnya dan bersandar di sana, ia menurunkan suhu AC karena ruangan rasanya terasa sangat panas.

Entah ruangannya yang memang panas atau Kakashi yang hatinya sedang memanas. Sedangkan Sakura masih terdiam disana dan mulai memunggungi Kakashi.

Ada sedikit perasaan bersalah Sakura rasakan, karena hati kecil nya berkata ia menyukai Kakashi tapi logikanya bilang kalau mereka sebatas kencan kontrak dan mulutnya tidak bisa di kendalikan berbicara yang tidak seharusnya.

Lagi pula Sakura masih belum yakin dengan hatinya, ia masih dilema.

°°°

Agenda malam ini cukup longgar dan bebas, beberapa tamu ada yang memutuskan untuk ke carnaval hanya sekedar berjalan-jalan sebentar dan membeli beberapa camilan untuk mereka di kamar, ada pula yang sepuasnya akan bermain semalaman di sana.

Tidak ada tour dari Kankurou sehingga mereka merasa leluasa mau melakukan apa saja dan kemana saja khusus untuk malam ini sebelum esok mereka makan malam perpisahan dan acara penutup.

Sakura dan Kakashi memakai Kimono yang selaras, perpaduan antara warna putih dengan corak bunga merah muda.

Rasa canggung dan tak nyaman mereka sudah hilang dan Kakashi bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Sakura bahkan kembali berpegangan tangan dengan Kakashi saat ini, itu karena pria berambut perak itu overprotektif dan tak mau terpisah meski hanya sebentar.

"Kakashi ayo kita ke sana, aku ingin itu!" Sakura merengek dan Kakashi mengangguk dengan malas. Ia tidak terlalu menyukai tempat seperti ini.

Tapi asalkan bersama Sakura, ia mau saja dan tetap tersenyum mengikuti betapa cerianya Sakura malam ini.

"Apapun untuk mu, Sakura." Kakashi berseru pelan.

Mereka mulai mencoba beberapa stand permainan dan juga melihat pesta kembang api. Sakura pun sudah berkuliner dan mencoba beberapa makanan di sana dan membungkus beberapa juga untuk Kakashi.

Summer Love (KakaSaku) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang