3

1.5K 182 15
                                    

3

°


Sakura berjalan dengan santai, ia tidak ingin terburu-buru karena biasanya Kakashi juga selalu terlambat.

Hampir setiap mereka berjanji bertemu di sebuah tempat yang jam nya sudah di tentukan, Kakashi masih tetap saja selalu terlambat.

Padahal sudah jadi seorang Hokage, harusnya dia bisa meminimalisir keterlambatan. Kebiasaan yang satu itu memang sangat sulit untuk di ubah.

Yah, mau bagaimana lagi, Kakashi tetaplah Kakashi, selalu membantu orang di perjalanan nya, yaitu nenek-nenek yang rumahnya ada di bukit. 

Ia selalu berpapasan dengan nenek itu hanya untuk membawakan belanjaan nya dari pasar. Bukan hanya satu nenek yang ia tolong, bisa dua sampai tiga orang.

Terlalu baik hati dan tidak sombong sebenarnya.

Sakura tiba di tempat latihan dengan tiga kayu besar yang sudah rapuh namun masih tetap berdiri disana. Tidak banyak yang berubah dari tempat latihannya, sungai kecil di sana juga masih jernih dan cukup deras.

"Kan sudah ku tebak, padahal aku sengaja terlambat, tapi dia belum juga datang." Sakura mendumel sendirian.

"Yo, aku sudah datang sekitar lima belas menit yang lalu." Kakashi muncul di balik pohon besar sembari memegang buku icha-icha tactics atau icha-icha paradise kesayangannya membuat Sakura sedikit terkejut.

'Tumben sekali.'

Kakashi berjalan mendekati Sakura yang mendesah kesal ke arahnya. Well, satu-satunya hal yang selalu membuat Sakura kesal pada Kakashi hanyalah itu, buku mesum aneh.


Kakashi segera memasukkan buku itu ke dalam tas mini yang menggantung di saku belakangnya.

Sakura sangat membenci buku laknat itu, sangat.

Kalau sudah jam segini, Kakashi pasti tidak akan mengenakan jubah Hokage lagi. Ia menggantungnya dengan rapi di flatnya bersama topinya.

Sakura cukup santai, mengenakan kaos merah muda berlengan panjang dengan rok mini navy khas miliknya. Ia mengikat pony tail rambutnya yang sudah lebih dari sebahu panjangnya.

Ini godaan bagi Kakashi, karena leher Sakura seputih porselen dan jenjang, tapi gadis itu mana mengerti dengan Kakashi si pria dewasa. Gadis itu cuek dengan penampilan nya yang menggoda iman.

"Kenapa tidak bilang sejak awal, sensei? Itu acara yang harus kau hadiri dengan calon istrimu!" Sakura bertanya, ia membahas topik acara di Suna itu.


"Apa kau tidak memiliki kekasih? Aku tidak habis pikir kau akan mengajak ku ke acara semacam itu."

Kakashi hanya tertawa pelan sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Kalau aku punya, aku tidak akan mengajakmu, lagi pula ini hanya untuk sementara, untuk acara itu saja."

"Kau bilang hanya? Ya Tuhan, Sensei. Syaratnya kau harus kesana dengan calon pasangan hidupmu. Ini bukan main-main!"

"Sakura aku mohon bantuanmu, kali ini saja dan juga dengarkan aku dulu. Lagi pula siapa peduli dengan aturan buatan Gaara itu. Hanya formalitas saja." Kakashi memohon dan Sakura hanya mengangguk kecil sambil menahan rasa kesalnya.

Kakashi seolah menganggap hal ini tidak serius, padahal bagi Sakura ini sangat serius.

"Kalau hanya untuk formalitas saja, kau bisa ajak yang lain, jangan aku."

"Sakura dengar, Aku sudah berkonsultasi dengan Tsunade. Dia akan kembali ke Konoha sekitar dua minggu tapi masih dalam masa cuti, jadi kemungkinan jika kita berada di Suna selama lima hari, Tsunade bisa memback -up pekerjaan mu."

Summer Love (KakaSaku) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang