satu

10.2K 1.1K 51
                                    

-pernah kah kalian berfikir bagaimana takdir berjalan hal ini sangat sederhana namun kenapa sulit-
.

.

.

Dua soto dengan wadah mangkuk strofom tersaji di atas meja tak lupa dengan dua buah tempe goreng serta kerupuk, fahri menunggu sambil menatap sekitar mencari kenalan barunya yang bernama susah dan belibet itu, setelah menunggu dua menit fahri melihat teman barunya sambil membawa dua gelas es jeruk di tangannya.

"Revano, sini van sini" teriak fahri sambil melambaikan tangan.

"...." revan terdiam dan berjalan menuju ke arah fahri sambil duduk di depannya.

"anjir fahri pake teriak teriak segala untung lagi rame nih kantin" jawab revan menaru dua gelas es jeruk peras sambil ketawa kecil.

"agak reflek gua laper" jawab fahri kalem sambil meminum es jeruknya tak lupa mengucapkan terimakasih kepada revan.

Revan hanya tersenyum dan mulai memakan sotonya, mereka makan dengan khitmat tapi prilaku fahri membuat revan merasa...

"fahri? "

"apa revano? " jawab fahri sambil menuang sambel dan cuka kedalam sotonya.

"itu lu gak kepedesaan?"

"enggak umi biasa masak pedes" jawab fahri sambil mengaduk sotonya yang berwarna merah menyeramkan.

Revan terkejut dan hanya memasang muka wow, ada laki laki yang penggila pedas revan gak yakin perut fahri akan selamat karna jelas bukan dia memakan pedas dan revan memesan minuman asam.

"revano" kata fahri

"apa? "

" lu mau sampe kapan make topi batok di kepala lu?" kata fahri sambil menatap revan dengan menyipitkan mata.

"ha??" revan meraba kepalanya dah menupuk jidatnya sendiri membuat fahri tertawa terbahak.

"hahaha gua kira lu sadar" fahri ketawa dengan menatap revan yang menahan malu.

"sial fahri bisa bisanya lu ketawa" kata revan melanjutkan makannya meninggalkan fahri yang mulai menenangkan dirinya dari tawa.

"maaf maaf lagian bisa bisanya lu lupa revano" jawab fahri tersenyum dan kembali memakan sotonya

Revan menyeringitkan dahi dan berfikir, tunggu! Dari tadi fahri memanggilnya revano?

"fahri, lu manggil gua revano? "

"iya kan nama lu revano" jawab fahri sambil menganggukan kepala

"aishh lu panggil gua revan aja atau dewa bebas sih"

"oke revan aja biar enak"

Mereka melanjutkan makannya dan setelah berbincang akhirnya mereka berdua tahu mereka satu jurusan yaitu jurusan IPA dan mereka berdua berharap bisa sekelas, karna mereka merasa sudah cukup klop.

"udah makannya revan?" kata fahri sambil menatap revan yang menyeruput kuah soto

"bentar deh nanggung nih sotonya enak" jawab revan dan di jawab senyum tipis oleh fahri

"nanti pas demos ada eskul apa aja ya" kata fahri

"hem... Gua berharap ada eskul basket pas SMP gua ikut eskul basket" jawab revan

"woah lo bisa main basket? "

"bisa bisa gua dari sd suka main basket sama renang"

"gua merasa wajar badan lu tinggi menjulang"

"cih iri kan lu"

"gak iri cuman meras tersaingi gua agak pendek" jawab fahri sambil gedikin bahu

Revan ngakak dan menjawab "jadi lu ikut eskul apa?" tanya revan kepada fahri

"gua mau ikut silat karna abi gua ngajarin silat"

"mau nyoba basket? "

"gak bisa main basket gua"

Revan yang mendengar itu ketawa lagi dan merasa puas melihat fahri agak berwajah kesel, temen barunya ini unik dan supel jadi bisa berteman dengan cepat.

Bel berbunyi dan mengharuskan mereka kembali ke lapangan untuk melanjutkan MPLS atau MOS yeah agak males karna jujur di lapangan panas, tapi guru sepertnya berbaik hati karna ketika semua murid berkumpul di lapangan, Guru pembina memberi informasi bahwa akan melakukan pembagian kelas.

Satu persatu siswa di panggil untuk berbaris sesuai kelas masing masing, tak lupa osis ikut membantu menertibkan siswa dan siswi baru, setelah cukup lama menunggu nama akhirnya..

"Bandictus Revano Putra dewa, kelas 10 Ipa 1"

Suara menggema dan terdengar. Nama revan, lalu revan berjalan menuju barisan ke kelasnya, dia meliat ke kanan dan kekiri merasa agak asing dan berusaha berbaur dengan yang lain sampai..

"Khairullah Fahri Hattaki, Kelas 10 Ipa 1"

Nama tak asing revan dengar dan bisa di lihat teman atau laki laki yang dia kenal tadi berjalan ke barisannya, fahri meliriknya dan bisa di lihat senyum terpati di wajah fahri.

"revan kita sekelas"

"yo fahri kita sekelas"

Setelah selesai sesi pembacaan dan pembagian kelas mereka di giring oleh anak osis menuju kelas mereka, karn tempat duduk masih acak maka revan dan fahri memutuskan untuk duduk berdua di bangku pojok kanan dekat kipas dengan jendela di sebelahnya tak lupa dua baris dari meja depan, sepertinya kehidupan SMA mereka akan di mulai bukan?

Salam Dan Shalom [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang