dua puluh Empat

3.7K 562 59
                                    

-Tuhan hanya mempertemukan bukan mempersatukan-
.

.

.

Ada empat orang yang tengah berdiskusi di ruang keluarga, satu wanita dan tiganya laki-laki dengan seragam pramuka melekat di tubuh mereka.

Wajah mereka terlihat sangat khawatir dan panik,terlebih wanita yang biasanya penuh energik kini terlihat lesuh dan pucat.

Wajahnya telihat jelas penuh ke khawatiran, minta bantuan rasanya percuma karna hasilnya sangat nihil.

"Tante harus gimana?" Kata wanita itu dengan suara parau.

"Gimana kalo kita dobrak aja tan" Jawab mereka bertiga kompak.

"Tante udah coba dobrak tapi ada yang ganjel.... Kayanya di tahan pake lemari sama revan"

"Tante, revan begini dari kapan?"

"Pas dia ulang tahun, tiga hari lebih revan begini. Tante khawatir"

"Revan bener-bener bikin emosi" Celetuk rey.

"Jangan gitu kita coba bujuk gimana" Saut naufal dengan nada agak ragu.

"Mending jangan" Kata izra tiba-tiba dan membuat Ketiga orang yang mendengar itu kompak menoleh ke arah izra.

"Saya saranin jangan, kasih revan ruang buat bernafas. Kasih ruang revan buat sendiri, saya yakin revan baik-baik aja"

"Kenapa kamu bisa ngomong gitu nak? Anak saya di dalem gak makan dan gak minum"

"Maka dari itu saya bantu bujuk tapi nanti kalo revan mulai lebih tenang" Jawab izra lalu menatap kamar yang nampak tertutup sangat rapat.

.

.

.

Sementara itu laki-laki yang tengah menjadi topik pembicaraan tengah diam di sudut kamar.

Revan tengah menatap langit-langit kamarnya, telinganya terus di sumbat dengan headset yang tersambung ke MP3. wajahnya sangat datar serta mata yang memerah.

Telinganya terus di paksa untuk mendengar suara di dalam MP3. Suara yang terus di putar. Suara yang ia rindukan dan tidak akan pernah di lihat lagi.

"Bangsat" Rutuk revan entah kepada siapa.

"Hadiahnya indah banget khairullah fahri hattaki"

Revan menutup wajahnya dengan lengannya, matanya tak bisa memberhentikan air yang terus mengalir.

Suara itu...

Kata-kata yang di ucapkan membuat revan menangis.

"Akhir yang bahkan gak bisa gua tebak" Bisik revan entah kepada siapa lalu memejamkan matanya dan tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Akhir yang bahkan gak bisa gua tebak" Bisik revan entah kepada siapa lalu memejamkan matanya dan tertidur.

Kenapa revan bisa kaya orang bodoh gini.

Salam Dan Shalom [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang