—Diam mu membawa mu kepada Kebaikan—
.
.
.
"JOGJA IM COMING" terik seseorang bukan lain adalah rey.
"Berisik malu maluin aja" kata naufal sambil menenteng tas berisi makanan ringan.
"Sial pinggang gua remuk" kata revan sambil memukul mukul punggungnya.
"Sabar sabar tinggal sedikit lagi sampe van" kata fahri mengusap punggung revan yang katanya pegal.
"Lo pada malu maluin, atu ngegurutu mulu, yang satu suka bener teriak teriak kaya monyet bekangkang" kata izra yang membuat mereka tertawa.
Sial sindirannya sangat halus epribadi.
Mereka ke Jogja naik kereta lalu di lanjutkan menaiki Bus. Bus tumpangan mereka sudah sampai di sebuah perumahan, tidak ini bukan perumahan ini sebuah.... Pondok.
Iya pondok.
jelas di atasnya tertulis Pondok baitul Rahman.
jadi mereka tidak menginap di rumah izra, melainkan di pondok pesantren.
Sial kenyataan ini membuat fahri,revan,naufal,dan rey terdiam seribu bahasa.
"kenapa pada diem? Ayo masuk" kata izra kepada keemap temannya ya g termengu di tempat.
"zra lo yakin rumah lo disini? " tanya naufal pada izra.
"yakin, kenapa emang?" jawab izra bingung.
"Gak papa sih yaudah ayo masuk" jawab rey spontan dan di ikuti oleh yang lain.
Mereka berlima berjalan kedalam pondok pesantren itu, cukup rindang dan asri banyak pepohonan di dalamnya, izra berjalan santai di ikuti oleh teman temannya.
Saat berjalan izra di sapa oleh salah satu penghuni pesantren lalu ia mencium tangan izra. "Gus izra asalamuallaikum" katanya sambil bersaliman. Hal itu sukses membuat mereka berempat bungkam.
Gus?!
Jadi selama ini izra seorang gus.
Bentar gak bener nih pasti.
"bentar zra bentar, ini gua salah denger apa emang lo di panggil gus? " kata naufal yang masih mode lemot.
"hm? Lo gak salah denger emang gua gus, Abi gua pemilik pompes ini" jawab izra acuh lalu lanjut perjalanan menuju rumah utama di pompes.
"Anjegila asli lo gus? " jawab rey dengan wajah terkejut.
"omong omong gus apaan? " tanya revan sambil menarik kerah baju fahri. Nyaris jatoh fahri itu kesandung batu.
"gus itu anak dari pemilik pondok pesantren, kaya fahri sih bedanya fahri abinya pemilik persilatan dan pengajian " jawab naufal yang di angguki oleh revan seolah dia paham oleh jawaban naufal.
"Wah gila ye si izra, diam selalu tidur bergerak mejadi Gusdur" kata rey yang mendapatkan geplakan dari izra.
"Si bego itu beda cerita" kata izra emosi.
"lah apa bedanya. Sama sama gus"
"beda bego, gusdur mah nama presiden. Gini nih kalo proses pembuatan anaknya sekali goyang" kata revan asal.
"shut kita di pompes, sikap dajjalnya di tahan dulu" kata fahri pelan, malu dia di liatin sama anak anak pompes, berasa satwa liar yang masuk ke dalam kandang.
Setelah berjalan lima menit mereka sampai di runah yang cukup besar, ada pancuran air di pinggiran rumahnya. Izra membuka pintu pagar dan memberikan salam lalu mengetuk pintu.
"asalamuallaikum umi"
"wa'alaikumsalam, masya allah anak umi sudah pulang" kata seseorang wanita yang membukakan pintu, lalu memeluk izra.
Wanita itu menggunakan cadar di wajahnya, kerudung panjang bewarna merah maroon serta gamis yang ia kenakan senada. Wanita itu melepaskan pelukannya lalu menatap mereka berempat.
"kenalkan umi, mereka teman teman izra, ada revan, fahri, rey, dan naufal mereka teman teman baik izra di jakarta" kata izra sambil memperkenalkan mereka satu persatu.
"masya allah, uminya izra kalian bisa panggil umi juga" kata wanita itu menyatukan tangannya membuat gaeatur pengenalan.
"ayo masuk umi udah buat banyak makanan, kalian bisa makan dulu" lanjut wanita itu.
"nanti saja umi, izra dan yang lain mau berganti pakaian dan istirahat dulu, izra pinjam pondok kecil di bagian utara" kata izra tersenyum.
"yasudah istirahat di sana, jangan lupa makan. Nanti akan umi suruh salah satu santri mengantar makanan"
"baik umi, dan di mana abi? "
"abi sedang mengajar bahasa arab di aula, nanti setelah istirahat kamu bisa bertemu abi"
"baik umi, izra izin undur diri asalamuallaikum"
"walaikumsalam nak"
Percakapan singkat itu selesai izra dan yang lain pergi ke pondok yang izra katakan, Mereka sampai di pondok itu bisa di lihat pondok itu terletak tak jauh dari danau, ada pohon yang cukup rindang serta ayunan bambu di sana.
"nah udah sampe ayo masuk" kata izra membuka pondok kecil itu, cukup kecil untuk seukuran pondok yang ada di pesantren ini.
Tempat pondok ini juga sedikit sepi dan sangat sunyi.
Mereka berlima masuk ke dalam pondok itu, terlihat ada 2 kasur besar dan ada lemari,kamar mandi serta meja dan sofa. Fahri merasa lelah dan merebahkan tubuhnya di atas sofa. Sementara revan duduk di karpet dan rey tiduran di kasur.
Izra melihat temannya yang terlihat kelelahan hanya menggelengkan kepalanya kecil, lalu menatap naufal yang masih asik menatap sekeliling.
"jadi ini tempat apa? " tanya naufal kepada izra.
"pondok tempat gua istirahat dulu" jawab izra melepas tasnya.
"ohh pantes ada buku sama al Qur'an disini" kata naufal lalu mengambil buku itu.
Izra melihat tindakan naufal langsung menepis tangan naufal dan berkata "Jangan sentuh buku itu" perkataan itu sukses membuat naufal diam, Akibat dari perbuatan izra yang menepis naufal. buku itu terjatuh dan keluar beberapa kertas lusuh serta foto.
Naufal mengambil foto itu berniat membantu, namun izra sudah mengambilnya dan menarunya di selipan buku. Suasana agak canggung naufal merasa lancang sementara izra merasa tidak enak.
"maaf zra gua gak maksut" kata naufal menatap izra bersalah.
"gak papa. Lain kali jangan asal pegang fal, jangan pegang barang yang di atas meja" kata izra memperingati naufal.
"oke sori sori, gak gua ulang lagi" kata naufal dan memberikan senyum tipis.
izra menaru buku itu dan mengacak acak rambut naufal. "sori tadi gua nepis tangan lu" kata izra menatap naufal bersalah.
"gak papa itu hal ber harga jadi gua maklum" jawab naufal seadanya, lalu menepis pelan tangan izra dari kepalanya.
"udah ayo nyusul yang lain" lanjut naufal meninggalkan izra dalam kebisuaan.
Sunggung jika naufal tidak salah lihat itu adalah foto dua laki laki yang sedang merangkul, yang jelas salah satunya adalah izra. Jelas itu adalah izra namun siapa laki laki yang di rangkul izra dan memakai kokoh putih itu.
.
.
.
Nah akhirnya up lagi, vote komennya terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salam Dan Shalom [ TAMAT ]
General Fiction"Asalamuallaikum" "Shalom" "Hari ini minggu kamu gak berdoa? " "Udah masuk waktu isya, aku bantu kamu gelar sejadah dan kamu bisa ambil air wudhu" "Fahri! " "Revan! " sebuah kisah sederhana antara dua remaja yang terlibat rasa cinta dan sayang, memi...