Dua belas

4.8K 673 48
                                    

-Perlahan namun pasti semua akan membaik secara pasti-
.

.

.

Sudah tiga bulan lebih insiden di mana revan ngaku cinta fahri, dan fahri ngode revan pake kata cinta versi bahasa arab.

Gak ada yang berubah dari mereka berdua, pertemanan mereka masih berjalan dengan damai. bahkan revan dan fahri makin nempel bak lem sama perangko.

Kaya sekarang, lima manusia yang mendapat julukan panca serangkai kebodohan sedang berkumpul di kamar yang lebarnya gak lebih dari kamar mandi sekolah, Sempit namun enak. Kamar ini di sebut dengan kamar pendosa.

Kalo kalian tebak ini kamar kost an dengan penyewanya revan, fahri, rey, izra, dan naufal. Kalian benar.

Memang hal hal bodoh selalu terjadi di antara mereka.

"dah mau magrib ayo pulang"

"bentar dulu nanggung ini"

"bentar bentar si revan tinggal ngeluarin- akh! Sakit pelan pelan keluarinnya"

"makanya gua bilang apa main ngajak ngajak gua"

"lagi enak cuman berdua, kita kita juga mau"

"bangsat diem ini nyangkut,mending bantu- shh! Fahri jangan di jepit sakit ri"

"lu nya keluar dulu rev"

Seperti itulah suara suara dari kamar sepetak berisi kan lima pemuda bodoh, penuh dengan aksi dan pergulatan.

"gini mending si revan buka dulu bajunya biar gak nyangkut di tas fahri" kata izra yang muak sama keempat temannya.

Tolol banget mereka perkara tas sama baju nyangkut di bikin repot.

"iya tapi nanti kulit badan gua kejepit bego"

"kan baju lo kancing bukan kaos yang di buka kepala tolol"

"oh iya bener juga" kata revan dengan wajah cengegesan dan membuka kancing bajunya.

Ya allah tolol banget si revan.

Tolong ada yang mau revan sebagai suami atau pacarnya. Silahkan di ambil orangnya goblok.

Setelah insiden baju kesangkut, mereka berjalan pulang kerumah masing masing, seperti biasa revan dan fahri naik motor lebih tepatnya fahri nebeng sama revan.

"fahri gimana lu mau ikut ke Jogja? " tanya revan di sela dia mengemudikan motornya.

"gua mau tapi izin dulu sama abi, lagian kerumahnya si izra kan? " kata fahri berbicara dengan wajah yang agak mencodong ke depan.

"mau gua bantu izin ke ki daud? "

"gak usah, insya allah di izinin selama gak berbuat maksiat"

"emang maksiat apa yang kita lakuin ri, ada ada aja" jawab revan sambil ketawa geli. Gimana pun kata kata fahri agak absrud untuk di dengar.

"kali aja pas kita sampai Jogja malah berbuat maksian, contohnya minum amer"

"Belagu bener minum amer kita ri, Biasanya juga minum Jasjus anggur" jawab revan rada sableng yang membuat gelak tawa di antara mereka.

Kisah mereka sederhana bukan, apapun mereka bahas. Entah hal baik atau buruk fahri dan revan terus berceloteh dan membuat satu sama lain menjadi nyaman.

Hubungan mereka tidak jelas namun kisah mereka sangat jelas, apa yang terukir kelak di antara mereka. Terlepas baik buruknya takdir yang mereka alami nanti.

Salam Dan Shalom [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang