Enam Belas

4.9K 637 35
                                    

-Sang kekasih Hati sudah tersemat sejak kamu berkata "Ana uhibuka filla"-
.

.

.

Setelah kembali dari Jogja Revan dan Fahri semakin lengket, walau hari sebelum sebelumnya mereka memang lengket. Namun kelengketan semakin menjadi jadi.

Seperti sekarang Revan sedang mengantar kekasih hatihnya, Atau Fahri ke tokoh Buku di sebuah mall. Katanya sih mau beli Buku baru.

Fahri sedang berpergian entah kemana, sementara Revan menunggu Fahri di sudut ruangan tokoh buku dengan wajah jenuh. Sial bosen dia tuh sama tempat tempat berhawa tenang.

Bawaanya ngantuk, jadi mau bobo kan.

"Revan" panggil fahri berjalan ke arah Revan.

Revan terlihat sangat suram, seperti akan mati kebosanan.

"Fahri, udah kan ayo pulang" kata Revan lalu berdiri dari kursinya.

"Sebentar ya bayar dulu"

"Jangan lama lama ri, kamu mau aku kering disini"

Fahri ketawa pelan mendengar keluhan dari temannya yang sekarang sudah menjabat menjadi 'kekasih hati'. "Cuman sebentar kamu tunggu di luar biar gak terlalu bosen" kata fahri lalu meninggalkan Revan menuju kasir.

Oh ya semenjak di Jogja mereka udah mulai terbiasa memanggil aku kamu, tapi kalo di depan Geng Panca tetep mereka ngomong gua lu dan berusaha terlihat normal.

Bukan karna mereka tidak mau terbuka, tapi hubungan mereka terlalu tabu untuk di terima. Bahkan mereka gak tau temen temen mereka bakal nerima atau enggak.

Kalo di fikir nih, dari segi agama aja udah salah Mereka beda agama. Tuhan yang mereka sembah jelas sudah berbeda. Tapi bukan berarti mereka tidak memiliki kesamaan.

Contohnya Fahri sama Revan sama sama cowok kan.

Terus sama sama percaya sama tuhan.

Jadi mereka termaksut ada kecocokan.

Pemikiran Revan sungguh sederhana sekali.

Revan anteng sama pemikirannya sampai gak sadar kalo fahri udah ada di sebelahnya. Terlalu asik sama dunianya sendiri.

Kasian fahri di kacangin.

Sini Ri sama om Dharma kiw.

*auto di banting Revan.

"Revan" panggil fahri tidak ada sautan.

"Vano"

"REVANO! " teriak fahri membuat revan tersentak.

"Ha apa? "

"Kamu mikirin apa sampe bengong gitu?" fahri melihat wajah Revan yang sedikit memerah, lalu ia mengulurkan tangannya ke kening Revan "kamu sakit?" tanya Fahri berusaha merasakan suhu badan revan.

Sial ketar ketir gak sih.

Fahri perhatian banger ceunah.

Pacar idaman banget.

"Badan kamu gak panas van" lanjut fahri lalu melepaskan pegangannya dari kening revan, sementara revan sudah gelagapan.

Bingung dia tuh kudu apa.

"Aku gak papa ri, cuman kepanasan" jawab revan spontan. "sini aku yang bawa" Revan mengambil paper bag di tangan Fahri lalu berjalan sambil merangkul bahi Fahri.

Fahri menatap Revan curiga, ini temennya alias temen hidupnya kenapa. Kemasukan demit pojok tokoh buku kah. Atau jangan jangan...

"Revan kamu gak berpikiran cabul pas di tokoh buku tadi kan? "

Salam Dan Shalom [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang