empat

6.6K 804 57
                                    

-Perasaan akan terbentuk seiring berjalannya waktu-
.

.

.

Hari berganti dengan cepat waktu demi waktu menusuri jalannya dan kini tanpa terasa mereka sudah memasuki semester dua.

Cepet kan padahal belum lama mereka masih menjadi anak baru dengan batok kelapa di kepalanya.

Seperti biasa ke lima orang ini selalu bersama tentu dengan keributan kecil, mereka berlima termaksut siswa yang cukup terkenal di kalangan teman seangkatan atau kakak kelas.

Seperti Fahri yang terkenal dengan piawaiannya dalam eskul pancak silat, izra dan revan dalam eskul basket, rey dalam menggocek dan mengecoh lawan dalam permainan futsal, dan terakhir naufal si penggila komik memasuki eskul teater katanya sih biar nyantai.

Panas semakin terik dan ruang kelas semakin bau dan engep, bahkan kipas angin berasa kipas uap karna gak ada anginnya.

"ini kelas kapan selesai pusing uy" kata fahri sambil menelusupkan wajah ke sela tangannya.

"gak tau gua aja bosen" jawab revan bermain dengan pulpennya.

"udah selesai tugas nya van? "

"udah ri tinggal koreksi dikit aja, lu udah selesai? " tanya revan sambil menatap fahri yang menatapnya.

Posisi fahri itu merebahkan kepalanya dengan miring di sisi tangannya yang dia tumpuk lalu menatap kekanan, lebih tepatnya menatap revan.

"udah dari tadi koreksi gih sama punya gua"

"anjay bocah pecinta mtk beda emang"

"mana ada anjir, gampang ini soal matrix sama aljabar gua mah pro" jawab fahri agak sombong dan sukses mendapat jitakan di kepalanya.

"cih sombong betul jadi manusia"

"bercanda elah ambekan lu kaya perjaka kekurangan pacar"

"si anjir kalo perawan gua cewek ri" jawab revan sambil mencocoki tugas fahri dan dia.

"bagus lo jadi cucok mahenong, gua mau tidur van bangunin ya" kata fahri dan mulai memejamkan mata lalu mendapat deheman dari revan.

Kadang fahri tuh goblok dia sebenernya mukanya agak ke cewek cewek an tapi juga gak kaya cewek, agak manis tapi gak semanis cewek jadi untuk seukuran manusia berkelamin cowok fahri itu netral cantik bisa ganteng bisa.

Revan selesai lalu menaru buku fahri kembali, ngeliat fahri tidur jiwa usil revan bergelegar kaya lagu roma irama darah muda penuh hal hal tantangan.

Dengan segenap jiwa revan menatap fahri berniat menarik hidung fahri yang gak pesek gak mancung tapi agak mungil, ketika tangan revan ingin menyentuh hidung fahri dia salfok sama bulu mata fahri.

Gila lentik banget mana panjang kaya pemain film GGS yang jadi dego.

Revan terpesona anjay terpesona sampe akhirnya fahri buka mata dan menabok tangan revan dengan penuh percintaan.

"ape lu mau ngeusilin gua kan?" kata fahri menepis tangan revan dan duduk dengan tegak.

Revan linglung dan menjawab agak blank.

"ha? Kaga anj, fitnah lu ri orang gua mau cabut bulu idung lu"

"bulu idung mata lo" jawab fahri kesel, ngeles mulu kaya bajai, bukan bang jurit juga lo.

Revan tertawa membuat fahri mengelus dada, astagfirullahalazim ingetin fahri kalo revan itu titisan dajjal 11 12 sama rey.

Bahas soal rey tadi di umumin kalo eskul futsal dan eskul teater di suruh kumpul, jadi mereka make jam 4 dan ke 5 untuk kumpul membahas demo eskul, ets mereka udah semester dua bro masih kelas 10 insya allah kelas 11 kalo naik kelas.

Salam Dan Shalom [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang