Aku saranin lagu lagi nih, buat di part ini:'') sayang bgt sekarang wp udah gada soundcloudnya, padahal pengen kasih part yg ada audionya biar makin boom gitu 😭 download mp3 nya gais bagus menurut aku sih lagunya wkwk.
Terus dengerin pas bagian yang nanti aku tandain xixi. Ini rada maksa ya🔫
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat Membaca! - - - 🌵
Hari ini sekolah berjalan lancar. Walaupun ada banyak hal yang tidak begitu mengenakan hati Nacha. Nacha menatap kosong papan tulis yang penuh rumus fisika. Sesekali dari belakang Nacha memperhatikan punggung Nevan. Lalu tatapannya berpindah pada Nara yang terciduk sedang menatap Dito dengan ekspresi terpesona. Padahal Nara dan Dito selalu terlihat bagai tom and jerryyang suka ribut. Entahlah, hanya tuhan yang tahu perasaan gadis imut itu sekarang.
Bel pulang berbunyi.
Nevan langsung menghadap belakang, tersenyum sangat manis. "Tunggu depan gerbang ya sayang."
Nacha mengangguk segera merapikan buku di meja.
Guru fisika mengakhiri pelajaran dengan salam, tanpa berlama-lama semua murid pun berdiri berebut menyalami si guru. Hingga giliran pada Nacha, ia ditahan sebentar.
"Nacha, kamu ikut saya sebentar ke ruang guru. Saya perlu bantuan."
Tidak ada penolakan dari Nacha, Nacha tersenyum. Namun, sebelum itu Nacha menghampiri Nevan.
"Aku ada perlu ke ruang guru. Tunggu sebentar ya?"
Nevan mengusap pipi Nacha lembut. "Aku tunggu depan gerbang kalo gitu." Kemudian beralih mengusap halus rambut Nacha. Gadis itu tersenyum, lantas segera pergi ke ruang guru.
Sementara, Raga, Jalu dan Dito tampak berbarengan menghampiri Nevan.
"Gue udah nggak ada urusan sama club bertarung itu. Lagian Renal kalo dia mau nantangin gue, dia bakal dateng sendiri nanti."
"Jadi, nggak masalah kalo lo di cap sebagai pengecut?" Kini giliran Dito bertanya. Ke empat cowok tampan itu bersamaan berjalan menuju parkiran motor.
Raga mengendikan bahu, "Gue nggak terlalu pusing sama pendapat orang, Dit."
Terlihat kelas-kelas sepi. Lorong juga mulai lengang. Murid-murid sudah bergerak serempak menuju gerbang sekolah. Ke empat cowok most wanted itu terus melangkah ke parkiran. Mereka menuruni anak tangga, melewati deretan kelas dua belas, belok ke belakang dan sampai di lapak parkiran.
