#025

316 79 294
                                    

Siap vote dan ramein kolom komentar??
Gass,ngeengg🛵🛵

Selamat Membaca!
-
-
-
🌵

"Jangan lupa nanti malem! Jam 7 gue jemput lo." Nara berkata sambil merapikan barang-barang di atas meja, berkemas untuk pulang.

"Ngga perlu Ra-"

"Sssttt!!" Nara meletakkan telunjuknya pada mulut Nacha. "Kali ini nggak ada penolakan, sekalian beli seblak!"

"Ngerjain tugas tanpa ngemil itu rasanya bagai sayur tanpa garam. Hambar!" ucap Nara cengengesan, seraya menepuk bahu Nacha agar membersamai langkahnya.

Di luar kelas, tepatnya di sebuah bangku. Sudah ada Zargas yang menunggu adiknya. "Lambat!!"

"Buru!" Zargas mengapit leher adiknya hanya dengan satu tangan. Kemudian, menyeret begitu saja tubuh Nara, sungguh mengerikan kelakuan sang kakak.

Sekuat tenaga Nara memukuli tangan Zargas. "Kecekik leher gue! B-bang!!"

Nacha terkekeh, hubungan mereka sudah bagaikan film kartun Tom and Jerry dimana keduanya tidak pernah akur.

Namun, lima detik kemudian Zargas melepas apitan pada leher Nara. Sejenak atensinya beralih pada seseorang yang berdiri di belakang tubuhnya. "Mau barengan?" tanya Zargas pada Nacha.

Mendengar tawaran tersebut tenggorokan Nacha terasa tercekat. Cepat-cepat ia menggeleng. "Na-"

"Nacha di anterin Nevan!" seru Nara, kemudian kakinya berjinjit mendekat ke arah kuping Zargas. "Ini pacarnya."

Mata Nacha melotot mendengar secara langsung perkataan Nara. Kalau tidak ada Zargas di situ, sudah Nacha cubit kali perut adiknya.

"Nevan?" Zargas mengerutkan kening. "Dia udah nunggu lo dari tadi di bawah tangga deket parkiran."

Astaga Jantung Nacha benar-benar ingin meledak sekarang juga. Dengan senyum yang manis namun terkesan dipaksakan, Nacha menjawab. "G-gitu ya? Oke, makasih Bang Zargas."

Setelahnya, Zargas kembali mengapit leher Nara, kali ini kepala Nara di apit diantara ketiaknya. "Buruan balik, tikus dekil!!" seloroh Zargas lalu kembali menyeret adiknya.

"Dasar Tikus Shaming!!"

Kakak beradik itu sudah berjalan menjauh dari tempat dimana Nacha sekarang berdiri. Namun, gadis bernama lengkap Nacha Shanum Eiman tersebut tak kunjung mau melangkah lebih jauh.

Duhh, kenapa detak jantung gue harus segugup ini sih!!

Rese banget sih jantung!! nggak bisa diajak kompromi.

Eh?! gue kenapa jadi salah tingkah gini. Lagian itu cuma Nevan, cowok sialan!!

Persetan dengan pikirannya sendiri. Nacha menghela napas, lalu berusaha menetralkan debar jantung yang terus-menerus berdegup kencang.

Baru selangkah kakinya maju. Tiba-tiba pikirannya kembali mengingat ucapan Zargas. "Dia udah nunggu lo dari tadi di bawah tangga deket parkiran."

"Gimana kalo di belokan koridor ini ada Nevan??" Nacha berbicara setengah berbisik. "Ngga, ngga!!"

Derap langkahnya kembali ia lanjutkan. Tinggal sekitar empat langkah lagi, Nacha akan dipertemukan dengan Nevan. Dan untuk mengatasi kegugupan ini, Nacha sudah memiliki solusi yang mungkin bagi sebagian orang kurang tepat dan aneh. Tapi, menurut pertimbangan Nacha ini sudah tepat.

Gadis itu menarik napas panjang. "Belok sambil merem!!" Yakinnya.

Benar saja tepat ketika dirinya berbelok di koridor. Dengan keras dahinya menghantam sesuatu, hingga membuat kepala Nacha memental.

Raga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang