#014

420 128 229
                                    

Warning⚠️⚠️
Bijaklah dalam berkomentar sayang♥️

Dengan kalian vote cerita ini, berarti kalian sudah menghargai karya author, Big Thanks💐
_________________________________________

Selamat Membaca!
-
-
-
🌵

Tok! tok! tok! tok!

Terdengar suara pintu yang di ketok penuh tenaga. Nara sudah tau siapa manusia yang sudah membuat kerusuhan di luar kamarnya.

Suara itu mengusik konsentrasi Nara yang tengah asyik mengombre lip cream berwarna nude dengan lip cream berwarna merah pada bibirnya.

Nara mendecak, "Ngga ada orang!!" teriak Nara, bertujuan supaya si tamu yang tidak di undang itu segera pergi dari hadapan pintu kamarnya.

Tapi, pernyataan Nara tidak mempan sama sekali untuk mengusir bedebah di depan pintu kamarnya.

TOK! TOK! TOK!!

Zargas, laki-laki itu palah semakin keras mengetuk pintu kamar Nara. "Ra, buka!" seru Zargas terkesan memaksa.

Nara memutar bola matanya malas, kakak laki-laki satu-satunya yang ia punya benar-benar sangat rusuh. Tidak membiarkan adiknya hidup nyaman, tenang dan damai.

"Ih, apalagi sih tuh orang!" gerutu Nara, sampai akhirnya ia kalah dan membukakan pintu kamar. Menampilkan Zargas yang tengah tersenyum jahil pada adiknya.

"Apa?" Nara sewot. Zargas tidak menggubris, palahan ia menyelonong masuk ke dalam kamar Nara. Mengobrak-abrik barang yang ada diatas meja rias adiknya.

"Oh my gosh!"

"Lo gila ya?!" lanjut Nara.

Zargas menatap adiknya, lalu berkata, "Apasih lo? orang mau nyari charger gue! makanya kalo pinjem itu dibalikin!"

"Nglunjak aja lo!" tambah Zargas.

Nara berkacak pinggang. "Dengan ngobrak-abrik meja gue?"

"Lagian lo, masih pagi udah dandan aja. Mau nyari om-om berkedok sugar dedy? atau mau ketemuan sama Dito?"

"Eh, Maaf ya abang gue yang terhormat. Adik lo ini berusaha cantik bukan buat cowo tapi buat saingan sama cewe lain! understand?"

"Alah, ngga percaya gue!"

"Ih! Bang Zargas keluar dari kamar gue sekarang!!!" Nara mendorong punggung Zargas supaya keluar dari kamarnya. Bahkan sesekali mencubit hingga menendang pantat abangnya.

"Bentaaaarrrrr!!!!" teriak Zargas. Membuat Nara menghentikan aksi pengusiran abangnya yang secara paksa.

"Pistol yang gue titipin ke lo masih aman kan?"

"Belati nya juga? minggir gue mau cek," kata Zargas mendorong pelan tubuh Nara.

Nara hanya menepuk dahinya pelan, merasa kapok hidup satu rumah dengan menjadi adik seorang berandal nomor satu di sekolahnya.

Dalam hati nurani, Nara membatin, "Mau cari mati apalagi ini bocah pake nitipin pistol sama belati! Ya Allah berikanlah Zargas hidayah dan otak yang lurus,"

🍂

Hari libur yang biasa Nacha gunakan untuk rebahan manja, kini berubah ketika Nacha tinggal dengan tantenya. Nacha harus menjadi cewe yang mandiri dan rajin.

Menyikat sepatu yang sudah mulai kusam, mencuci seragam sekolah yang sudah mulai bernoda serta membersihkan seluruh ruangan yang ada di rumah Kirana.

Raga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang