Warning⚠️⚠️
Bijaklah dalam berkomentar sayang ♥️Dengan memberi vote cerita ini, kalian sudah menghargai karya author, Big Thanks 💐
___________________________________________Selamat Membaca!
-
-
-
🌵Jam sekolah telah berakhir sekitar sepuluh menit yang lalu. Suara gaduh dan ricuh terdengar mulai menyamar, pertanda bahwa sebagian murid Adhistama telah pulang.
Seharusnya Raga dan teman-temannya juga sudah keluar dari Adhistama sejak bel berbunyi. Namun, akibat hukuman dari Sigit yang mengharuskan Raga masih berada di sekolah. Tentu saja, bukan Raga seorang diri yang akan menyelesaikan hukumannya. Pastilah ia melibatkan bantuan dari se-pergengnya.
"Lagian lo si Ga! pake acara balapan di jalanan deket pemukiman. Emang lo ngga kebayang kalo ada bayi lagi tidur atau lansia yang lagi sakit?" Nevan ngedumel seraya memasukkan sampah yang terkumpul di cikrak ke dalam tong sampah.
"Hobi lo meresahkan!" tambah Jalu.
"Apapun hobinya harus di junjung tinggi! jangan melihat segala sesuatu hanya dari sisi negatif. Bener gak?" ucap Dito sambil menunjukkan wajah puas disertai tepukan kuat pada dada bidangnya.
Secara bersamaan Nevan dan Jalu melirik aksi Dito sekilas kemudian kompak menyebutnya, "Gorila!"
'Biar nanti Allah sendiri yang membalas. Sabar Dit, Allah maha melihat!' ujarnya dalam hati sembari menatap sadis kedua bocah kunyuk bernama Nevan dan Jalu.
"Dit?" suara Raga berhasil membuat Dito mengalihkan tatapan tajamnya kepada Raga.
"Bisa biasa aja ngga Dit, matanya?" ucap Raga. Dito masih terbawa gemas dengan ledekan Jalu dan Nevan.
"Ada apaan sih, Ga?"
"Bukannya lo di suruh Zargas nganter Nara balik?"
Dito terdiam, memperhatikan Raga sebentar. Agaknya otak laki-laki itu sempat loading, "YA ROBI! GUE ANEMIA!"
Sontak Dito langsung membanting sapu lidi yang sedang di pegangnya. Kemudian, berlari mengambil tas ransel berwarna hitam yang ia letakkan begitu saja di lantai.
"Hah? apaan?" tanya Nevan ragu dengan ucapan Dito.
"Gue anemia, Van!!"
"DAMN!!"
"AMNESIA LAH BEGO!!!" seru Raga, Jalu dan Nevan bersamaan.
Laki-laki itu hanya acuh dengan koreksi dari ketiga temannya.
"Duuhhh! dimana tuh bocah," Dito mengacak-acak rambutnya frustasi seraya mengedarkan pandangannya ke segala arah. Berharap melihat batang hidung Nara.
Tapi, nihil. Ia palah melihat Nacha yang mendekat ke arahnya -ralat, ternyata Nacha bukan mendekat ke arah Dito ataupun temannya yang lain. Justru gadis itu terlihat buru-buru memasuki kelas. Mungkin karena ada barang miliknya yang tertinggal di dalam kelas.
"Tanya tuh si Nacha. Ati-ati aja Dit, lo bakal abis sama Zargas kalo sampe ngga bawa Nara balik!" ucap Jalu memprovokasi otak Dito bertujuan memberikan efek samping seperti ketakutan, cemas dan tentunya senam jantung.
Dan sesuai dengan saran Jalu agar Dito menghentikan langkah Nacha saat gadis itu keluar kelas, lalu menanyakan barangkali ia tau dimana Nara berada.
"Wait!" seru Dito.
"Nara mana?" tanyanya to the point.
"Lagi nunggu abangnya di taman depan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Raga
Romance⚠️HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!! BANYAK MENGANDUNG KATA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN!! BUKAN UNTUK DITIRU!!⚠️ ©cover by tiadesign ••• Teruntuk cowo Adhistama, Raga Driangkara yang berhasil jadi urutan pertama pada lembar BK sebagai predikat anak bermasal...