#001

2.9K 576 861
                                    

WARNING⚠️⚠️

Bijaklah dalam berkomentar sayang♥️

Dengan kalian vote cerita ini, kalian sudah menghargai karya author, Big thanks 💐
___________________________________________


Selamat Membaca!🌵
-
-

🌵

Saat ini, Seorang gadis sudah berdiri tepat di depan benda mati berwarna putih nan bersih yang menempel pada dinding, lebih tepatnya adalah sebuah papan tulis. Menghadap para penghuni kelas yang memaparkan beberapa mata, memandang memberi sorotan penuh padanya. Tentu bukan suatu hal tanpa alasan, karena saat ini statusnya yang menjadi murid baru sekolah terfavorit di kota Jakarta, mengharuskan gadis itu untuk berdiri di sini.

Sebagai murid baru hal yang biasanya dilakukan adalah memperkenalkan identitas diri. Sekarang tepat di samping kiri gadis itu sudah ada wanita yang usianya diperkirakan masih berkepala tiga. Dia adalah guru bahasa Inggris sekaligus sebagai wali kelas di kelas 11 ini.

Keduanya sudah banyak berbincang di ruang guru sebelum akhirnya masuk kelas. Namanya adalah Nada, wajahnya cerah dengan rambut hitam panjang tergerai, tatapan matanya teduh dan nada bicaranya lembut. Tidak mengherankan jika sedari tadi Nada selalu mendapat sapaan hangat dari para murid-muridnya.

"Nak, silakan kamu bisa memperkenalkan diri," titah wanita bernama Nada mempersilakan. Setelah beberapa menit tadi berbicara membuka kelas.

Gadis berambut hitam pekat sepunggung dengan keseluruhan rambut yang terikat sempurna lantas mengangguk mengerti.

"Perkenalkan namaku Nacha Shanum Eiman. Kalian boleh panggil Nacha, terima kasih," ucap Nacha sekenannya, tidak mau terlalu banyak mendikte diri.

"Sudah?" tanya Bu Nada memastikan.

Raut heran tidak hanya terlihat dari wajah Bu Nada, tapi tampak juga beberapa murid di depannya. Mereka mulai saling berbisik dan memandang satu sama lain.

yeah, but i don't care about it.

Nacha mengangguk, "Yah, cukup Bu."

Kedua sudut bibir Nada terangkat hingga terbentuk sebuah senyum. Dia tampak tidak mempermasalahkan perkenalan singkat yang sepersekian detik lalu keluar dari mulut anak didik barunya itu.

"Baik kalau begitu Nacha boleh duduk. Ada dua kursi tidak bertuan disana, tinggal pilih saja yang paling nyaman," ucap Nada mengarahkan.

Dengan segera Nacha melangkahkan kaki menuju kursi paling belakang. Seperti yang telah diucapkan oleh gurunya ada dua kursi kosong yang saling berjejeran disana. Dan pilihan Nacha jatuh pada kursi pojok, meskipun terbilang cukup horor tapi tidak masalah asal menurutnya nyaman dan tenang.

"Ibu harap kalian semua bisa membantu Nacha beradaptasi disini. Kalian keluarga, jadi ibu tidak ingin mendengar kabar kurang baik dari kelas ini. Mengerti?"

"MENGERTI BU!!" seru sejumlah manusia yang berada dalam ruangan dengan nada berstamina.

"Oiya .... " ucap Nada menggantung. "Nevan? ikut ibu ke ruang guru sekarang ya."

Raga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang