#042

200 17 2
                                    

Selamat Membaca!
-
-
-
🌵

Bukan seorang diri, bukan juga bersama Nacha. Melainkan, bersama Lala. Keduanya tampak saling bercengkrama, sesekali melempar senyum hingga ...

"Wah, berani lo, Van." Raga memandang sinis dan benci pada temannya itu kala Nevan mengusap pipi Lala dengan sangat berperasaan.

Raga membenarkan posisi tas yang hanya ia pakai di salah satu bahu. Langkah kakinya buru-buru ingin mendekati Nevan. Gatal sudah jari jemari Raga untuk membogem mulut besar laki-laki se-pergengnya itu.

Sial!

Belum sempat Raga menggapai titik dimana Nevan transit. Nevan sudah lebih dahulu menstater motor dan melesat jauh.

"Cih, habis lo, Van!" Raga mengepalkan tangan kemudian menghempaskan kepalan itu frustasi. Seraya menendang asal batu kerikil yang berada di dekat kakinya.

Sampai kemudian ....

Bruk!

"Woy!!" hardik Raga keras. "Lihat-lihat kalo lari!!" sewot Raga.

Cowok itu mengusap lengan yang baru saja ditabrak oleh seseorang tak dikenal. Sedikit meninggalkan rasa sakit, pasalnya orang tersebut begitu terburu-buru dan bergerak cepat menghantam lengan Raga.

"Kampret me-"

Brukk!!

"Buangsatttt!!!"

Lagi.

Sekali lagi lengan Raga di tubruk oleh orang tidak dikenal. Padahal Raga sudah berjalan di sisi kiri, salahnya dimana?

"Maaf, Bang! Maaf!"

Disinilah yang membedakan orang pertama dan kedua. Disaat orang pertama acuh tanpa permintaan maaf, justru orang kedua berbalik dan mengakui kesalahan dengan meminta maaf.

Tetapi, Raga yang sudah tersulut emosi langsung menyambar dengan satu tarikan pada kerah orang yang tidak sengaja menubruknya. Satu kepalan hampir mendarat di wajah tidak bersalah orang tersebut, kalau saja ....

"Kita lagi kejar maling!!" Kalau saja kalimat itu tidak terucap, habis sudah makhluk di hadapan Raga sekarang.

"Maling??" ulang Raga sembari mengendurkan cengkeramannya.

"MALINGGGGG!!!"

"KEJAR WOY MALINGNYA!!"

Refleks, Raga menoleh ke belakang. Sekitar lima hingga tujuh orang berlarian ke arahnya. Dan satu orang yang sempat Raga tahan sudah lebih dulu berlari.

Rupanya, orang diawal yang menabrak Raga tadi ialah tersangka maling. Dan Raga telah mengulur waktu bagi orang kedua mengejar maling.

"Sial!" gumam Raga dan langsung berniatan ikut mengejar. Tapi, niatan itu tertahan saat seseorang memanggil namanya.

"RAGA, GA!!"

Pergelangan tangan Raga tertahan.

"COPET, GA!! T-TOLONGIN!!!" teriak si gadis susah payah. Raga melebarkan pupil mata saat tahu ternyata dia adalah Nacha. Belum lagi, melihat Nacha yang kesulitan mengatur napasnya sendiri.

Spontan Raga mengambil air mineral dalam tasnya. Memberikan air tersebut pada Nacha.

"Minum dan tunggu disini. Jangan kejar lagi, biar gue yang kelarin," perintah Raga. Ia langsung berlari mengejar si pencuri yang entah sudah sejauh mana.

Nacha tidak menjawab, gadis itu memukul pelan dadanya sendiri. Kemudian, membuka minuman yang diberikan oleh Raga. Satu setengah botol habis dalam sekali minum.

Raga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang